Waspadai Weight Faltering, Kondisi Gagal Tumbuh pada Balita

Waspadai Weight Faltering, Kondisi Gagal Tumbuh pada Balita

JAKARTA – Selain masalah berat badan berlebih (obesitas), terdapat kondisi lain yang perlu diperhatikan pada balita, yaitu weight faltering. Kondisi ini dapat memengaruhi tumbuh kembang balita dan meningkatkan risiko stunting jika tidak ditangani dengan tepat.

“Weight faltering adalah sinyal balita tidak mendapatkan nutrisi sesuai kebutuhannya. Jika tidak ditangani lebih awal, dampaknya dapat berlanjut pada stunting yang memengaruhi perkembangan otak dan pertumbuhan jangka panjang,” ujar Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, dikutip dari laman Nutriclub.

Weight faltering adalah kondisi ketika berat badan balita tidak berkembang sesuai standar usianya. Artinya penambahan berat badan berlangsung sangat lambat atau tidak bertambah. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah faltering growth.

Keadaan ini paling sering terjadi dalam 15 bulan pertama kehidupan, khususnya pada bayi usia 3–4 bulan, baik yang mendapatkan ASI eksklusif maupun formula.

Tanda-Tanda Weight Faltering pada Bayi

Tanda utama adalah kenaikan berat badan yang kurang atau tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan. Beberapa balita bahkan mengalami penurunan berat badan. Menurut IDAI, kenaikan berat badan normal balita adalah:

– 25-30 gram per hari (750-900 gram per bulan) pada usia 0-3 bulan.

– 20 gram per hari (600 gram per bulan) pada usia 4-6 bulan.

– 15 gram per hari (450 gram per bulan) pada usia 6-9 bulan.

Selain berat badan yang tidak naik sesuai usia, tanda lainnya antara lain:

– Pertambahan lingkar kepala lebih kecil dari standar

– Pertumbuhan panjang badan terhambat

– Keterlambatan perkembangan sosial seperti kurang respons terhadap ekspresi wajah

– Keterlambatan motorik, misalnya belum mampu berguling setelah usia 6 bulan atau belum duduk pada usia 9 bulan

Pemantauan dapat dilakukan melalui KMS atau Buku KIA.

Penyebab Weight Faltering

Kondisi ini umumnya terjadi karena asupan nutrisi yang tidak memadai, namun ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhinya:

1. ASI atau MPASI tidak mencukupi

ASI eksklusif penting selama 6 bulan pertama. Setelah itu diperlukan MPASI yang kaya energi, protein, dan mikronutrien.

2. Pola makan balita yang kurang baik

Nafsu makan rendah, pemilih makanan (picky eater) atau kebiasaan makan yang tidak teratur dapat membatasi asupan nutrisi.

3. Gangguan penyerapan nutrisi

Beberapa balita kesulitan menelan, menyusu, atau memiliki kondisi yang membuat tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik.

4. Riwayat atau kondisi medis tertentu

Sekitar 5% kasus berkaitan dengan masalah pencernaan atau penyakit lain yang mengganggu penyerapan zat gizi.

Dampak Weight Faltering

Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan underweight, wasting, gagal tumbuh dan risiko stunting meningkat. Selain itu, perkembangan penglihatan, kemampuan belajar, motorik, dan imunitas juga dapat terpengaruh.

Cara Mengatasi Weight Faltering

1. Terus berikan ASI

ASI tetap menjadi sumber nutrisi utama bayi di bawah usia 1 tahun. Bila diperlukan, dokter dapat menyarankan tambahan susu sesuai kebutuhan.

2. Perbaiki pola makan

Pastikan jadwal makan teratur dan porsi yang sesuai dengan usia serta kondisi bayi.

3. Cukupi energi dan protein

– 0–5 bulan: 550 kkal dan 9 gram protein/hari

– 6–11 bulan: 800 kkal & 15 gram protein/hari

4. Hindari makanan berlebihan saat pemulihan

Pemberian berlebihan dapat memicu diare dan mengganggu penyerapan nutrisi.

5. Konsultasi dan perawatan medis bila perlu

Beberapa balita membutuhkan pemantauan intensif oleh tenaga medis.

Pencegahan Weight Faltering

– Rutin kontrol selama kehamilan

– Pantau pertumbuhan balita secara berkala

– Berikan ASI eksklusif 6 bulan dan MPASI seimbang setelahnya

– Pelajari teknik perlekatan menyusui yang benar

– Segera konsultasi jika berat badan tidak sesuai grafik