Selain tekanan global, kebijakan fiskal yang agresif juga dinilai berkontribusi pada pelemahan daya beli masyarakat.
Bhima menyebut setidaknya ada 10 kebijakan fiskal yang akan berdampak signifikan, termasuk penerapan PPN 12%, Tapera, dan kenaikan iuran BPJS Kesehatan.
“Jika konsumsi rumah tangga melemah dan tumbuh di bawah 5%, maka ekonomi domestik tidak akan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi IndonesiaBhima memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 hanya akan mencapai 4,7% hingga 4,95% secara tahunan (yoy).
Sebagai perbandingan, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 4,8% hingga 5,6% untuk 2025.
Namun, BI juga mengakui bahwa ekspor nonmigas akan melambat akibat ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih.