Adapun jika perang dunia ketiga benar-benar terjadi, menurut Wijayanto akan sangat berdampak buruk untuk berbagai aspek, terutama ekonomi. Menurutnya, jika risiko global meningkat, sektor keuangan bergejolak, harga energi melejit dan inflasi naik.
Ia menambahkan dalam situasi seperti ini, para investor cenderung menahan diri, perdagangan global akan menurun, dan pertumbuhan ekonomi dunia semakin melambat. Selain itu, harga minyak dan komoditas energi lainnya diperkirakan akan meningkat, sementara harga komoditas non-energi justru bisa menurun.
“Harga minyak dan komoditas energi akan meningkat (batubara, Gas, CPO), tetapi komoditas non energi (mineral/tambang) justru berpotensi turun, karena demand turun,” ujar Wijayanto.
Menurutnya, meski ada potensi eskalasi konflik, ia tidak yakin situasi ini akan memicu Perang Dunia ke-3. Namun demikian, ketidakpastian dan dampak ekonomi dari ketegangan ini tetap harus diwaspadai, terutama bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5260520/original/062321000_1750585210-20250622-Israel-AP_4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)