Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Waspada Cuaca Ekstrem, DKI Diminta Antisipasi Banjir hingga Pohon Tumbang

Waspada Cuaca Ekstrem, DKI Diminta Antisipasi Banjir hingga Pohon Tumbang

Jakarta

BMKG memprediksi fenomena angin kencang di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek terjadi hingga akhir tahun. Anggota DPRD DKI Jakarta F-NasDem Wibi Andrino memberikan sejumlah imbauan kepada Pemprov DKI.

Wibi mengatakan salah satunya yakni pemangkasan dan perawatan pohon-pohon untuk menghindari pohon tumbang yang bisa berakibat korban jiwa. Selain itu, katanya, pemerintah juga harus melakukan pengerukan saluran air.

“Pengerukan saluran air dan kesiapan pompa. Memastikan saluran air, waduk, dan embung dikuras secara rutin agar mampu menampung volume air yang meningkat akibat curah hujan tinggi. Selain itu, menyiagakan pompa air, termasuk pompa mobile, di daerah rawan banjir untuk mempercepat proses pengeringan jika terjadi genangan,” ujar Wibi kepada wartawan, Selasa (3/12/2024).

“Pemangkasan dan perawatan pohon. Melakukan pemangkasan pohon-pohon yang berpotensi tumbang akibat angin kencang, serta memastikan perawatan rutin untuk mencegah risiko bagi masyarakat,” tambahnya.

Kemudian, menurutnya, sosialisasi dan edukasi masyarakat juga perlu dilakukan. Pemerintah disarankan untuk mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan angin kencang.

“Koordinasi antardinas dan lembaga. Memperkuat koordinasi antara dinas terkait, seperti Dinas Sumber Daya Air, Dinas Lingkungan Hidup, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, untuk memastikan kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap potensi bencana,” katanya.

“Dengan langkah-langkah tersebut, saya percaya dan yakin dampak dari cuaca ekstrem dapat diminimalisir, sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru dapat berlangsung dengan aman dan lancar,” pungkasnya.

Penjelasan BMKG

Fenomena angin kencang terjadi di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek. BMKG memperkirakan fenomena ini akan berlangsung sampai akhir tahun.

Ia menjelaskan angin kencang ini terjadi karena efek dari low pressure area. Salah satunya yang terdeteksi di samping laut selatan. Selain itu, hal ini juga karena kemunculan bibit siklon.

“Itu ada juga low presser area di samping laut selatan. Ada bibit siklon juga,” ujarnya.

(azh/jbr)