Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi Virtual Private Network atau VPN palsu semakin merajalela di internet. Maraknya VPN palsu ini terjadi di tengah penggunaannya yang mengalami peningkatan selama kuartal III-2024.
Dalam data Kaspersky, peningkatan penggunaan aplikasi yang kerap membawa malware ini mencapai 2,5 kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya di Asia Pasifik. Menurut laporan perusahaan, potensinya terus meningkat hingga kuartal IV ini.
Penjahat siber memanfaatkan pengguna yang ingin menggunakan layanan VPN gratis. Ini juga disebutkan pakar Vasily Kolesnikov selaku pakar keamanan Kaspersky.
Pengguna smartphone juga cenderung percaya jika aplikasi VPN tersebut ditemui di toko resmi, seperti Google Play Store. Menurut mereka, aplikasi itu aman untuk digunakan.
“Permintaan aplikasi VPN di semua platform, termasuk ponsel pintar dan komputer, terus meningkat. Pengguna cenderung percaya bahwa jika mereka menemukan aplikasi VPN di toko resmi, seperti Google Play, aplikasi tersebut aman dan dapat digunakan untuk mendapatkan konten yang awalnya tidak tersedia di lokasi mereka. Mereka juga berpikir akan lebih baik jika layanan VPN ini gratis!” jelasnya dikutip dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Senin (25/11/2024).
“Namun, hal ini sering kali berakhir menjadi jebakan, seperti yang dibuktikan oleh kasus-kasus terkini dan statistik kami yang menunjukkan lonjakan kasus aplikasi VPN berbahaya,” imbuh dia.
Salah satu kasus terbesar yang berhasil terungkap pada Mei 2024. Saat itu, penegak hukum berhasil membongkar botnet atau jaringan perangkat komputer yang dibajak dikenal sebagai 911 S5.
Sejumlah layanan gratis digunakan dalam botnet, seperti MaskVPN, DewVPN, hingga ShineVPN. Tercatat jaringan berbahaya itu menjangkau 19 juta alamat IP unik pada lebih dari 190 negara di seluruh dunia, menjadi botnet yang terbesar di dunia.
Berikutnya, admin botnet akan menjual akses ke server proxy yang terpasang kepada penjahat siber lain. Skema tersebut akan digunakan untuk beberapa kejahatan, seperti serangan siber, pencucian uang hingga penipuan massal.
Kolesnikov mengungkapkan beberapa tips untuk menghindari kejahatan ini. Salah satunya hanya menggunakan layanan VPN yang memang sudah terpercaya.
“Agar tetap aman, pengguna harus tetap waspada terhadap ancaman ini dan menggunakan solusi keamanan, beserta layanan VPN yang andal dan tepercaya,” ungkapnya.
(npb/haa)