Bojonegoro (beritajatim.com) – Sejumlah warga di Kelurahan Ledokwetan Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro sempat mengungsi setelah rumah yang ditempati terdampak luapan banjir Sungai Bengawan Solo. Kini, banjir surut dan mereka sudah meninggalkan pengungsian.
Tampak di tempat pengungsian yang disediakan yakni di Gedung Serba Guna Jalan KH Mansyur Kelurahan Ledokwetan sudah lengang. Tidak ada aktivitas pengungsi. Sebelumnya ada delapan warga yang mengungsi karena rumahnya terendam banjir setinggi kurang lebih 70 centimeter (cm).
“Sudah mulai dini hari tadi banjir surut dan kembali ke rumah,” ujar salah seorang warga lorong 1 Kelurahan Ledokwetan Kecamatan Bojonegoro, Suyanto, Minggu (18/5/2025).
Diberitakan sebelumnya, delapan warga Kelurahan Ledokwetan Kecamatan/Kabupaten Bojonegoro mulai mengungsi sekitar pukul 19.30 WIB, kemarin. Warga yang mengungsi adalah warga RT 21 yang rumahnya tergenang setinggi kurang lebih 70 centimeter.
“Rumah mereka tergenang banjir luapan sungai Bengawan Solo setinggi kurang lebih 70 centimeter,” kata Anton sebelumnya.
Sementara diketahui, banjir luapan Sungai Bengawan Solo di Kelurahan Ledokwetan menggenangi sebanyak 143 rumah dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 343 kepala keluarga. Selain di kelurahan Ledokwetan, banjir juga menggenangi Kelurahan Jetak dan Banjarejo.
“Di Kelurahan Jetak 3 rumah terendam dengan ketinggian antara 10-30 centimeter. Sedangkan di Banjarejo ada satu rumah dengan ketinggian sekitar 50 centimeter,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Heru Wicaksi.
Kemudian di Kecamatan Kalitidu, menggenangi Desa Leran dan Sukoharjo masing-masing rumah tergenang sebanyak enam rumah. Ketinggian genangan antara 30 centimeter. Sedangkan di Kecamatan Dander ada dua desa tergenang di Desa Ngulanan dan Desa Ngablak yang menggenangi jalan.
“Semua daerah yang sebelumnya terdampak banjir luapan Sungai Bengawan Solo saat ini sudah surut,” tambahnya. [lus/aje]
