Lumajang (beritajatim.com) – Jembatan Limpas Gondoruso terputus akibat diterjang banjir lahar Gunung Semeru. Muncul sejumlah relawan yang menawarkan jasa panggul motor bagi warga yang hendak melintas dengan tarif seikhlasnya.
4 orang menggunakan tampar untuk mengikat motor ke 2 buah kayu, kemudian motor milik warga diangkut di atas pundak mereka. Menerjang deras arus banjir lahar Gunung Semeru bukan hal yang sulit bagi mereka.
Meskipun, tampak beberapa kali tergelincir, relawan mampu menyebrangkan hingga puluhan baik motor setiap hari dari Kecamatan Tempursari menuju Kecamatan Pasirian maupun sebaliknya, selama banjir lahar masih berlangsung.
Mengingat sebelumnya, jembatan limpas Gondoruso yang menjadi satu-satunya akses terdekat masyarakat setempat bekerja atau membeli kebutuhan sehari-hari, putus diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) lalu.
“Memang ini jalan satu-satunya. Di sana terputus, di sana gunung. Tadi 4 orang membopong motor warga biar bisa lewat. Sehari bisa puluhan motor dari Dampar, Tlepuk, bahkan Kecamatan Termpursari. Bisa bayar seikhlasnya” ungkap Ponari, setelah menyebrangi sungai Rabu (24/4/2024) sekitar pukul 08.00 WIB
Jalur alternatif yang bisa dilalui warga saat jembatan limpas Gondoruso terputus adalah dengan memutar sejauh 13 kilometer. Sehingga, banyak warga yang merasa terbantu dengan jasa panggul motor yang ditawarkan sejumlah relawan.
“Tidak ada akses lain, ini mau ke Pasirian. Harus dibopong biar bisa lewat. Tadi saya beri 10 ribu karena membantu menyebrangkan motor saya” ungkap Alfan
Sementara itu, Andriyanto, warga yang ingin pergi ke sawahnya di Dusun Glendang Petung, Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Lumajang mengatakan, sebenarnya da akses lain yang bisa dilewati. Namun, demi keselamatan dan keamanan, ia memilih bantuan jasa panggul motor.
“Ada jalan lain, lewat pesisir pantai Dampar, tapi ya gitu masalah keamanan, terus takut ban bocor. Seikhlasnya kalau ngasih, tapi biasanya 10 sampai 20 ribu” terang Andriyanto. [ian]