Sampang (beritajatim.com) – Hingga akhir Mei 2025, Pemerintah Kabupaten Sampang belum mendapatkan kejelasan terkait pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Ketidakpastian ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat yang menanti bantuan tersebut untuk memperbaiki tempat tinggal mereka.
Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman (Perkim) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sampang, Abdul Rokib, mengaku belum menerima pemberitahuan resmi dari pihak pusat mengenai nasib program BSPS tahun ini.
“Kalau tahun kemarin sekitar bulan April sudah ada informasi dari pusat, tapi sekarang sudah akhir Mei masih belum ada kabar. Kami juga belum tahu apakah program ini ditunda atau bagaimana,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).
Rokib menjelaskan, biasanya tahapan awal program BSPS dimulai dengan pembentukan konsultan oleh balai yang berada di Surabaya. Konsultan inilah yang kemudian menyampaikan informasi teknis kepada dinas terkait di daerah, termasuk di Sampang.
“Program BSPS umumnya disalurkan secara bertahap dalam beberapa gelombang. Semisal contoh, pada tahun sebelumnya bantuan turun dalam tiga tahap: April, Juni, dan Agustus,” jelasnya.
Terkait besaran bantuan, Rokib menyebutkan dana BSPS per unit rumah senilai Rp20 juta, dengan rincian Rp17,5 juta untuk pembelian bahan bangunan dan Rp2,5 juta untuk upah tukang.
“Artinya, seluruh dana tidak sepenuhnya dialokasikan untuk material bangunan,” tandasnya. [sar/beq]
