Pasuruan (beritajatim.com) – Keresahan warga terkait dugaan kualitas BBM Pertalite di wilayah Kabupaten Pasuruan terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Banyak pengendara mengeluhkan bahan bakar yang dinilai tidak normal dan dikhawatirkan bisa merusak mesin kendaraan mereka.
Menanggapi hal itu, Kanit Tipidter Satreskrim Polres Pasuruan, Iptu Ahmad Kelvin Prawira, melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Sidak dilakukan di dua lokasi berbeda di Bangil dan Beji yang dianggap rawan terjadi penyimpangan kualitas BBM.
“Ada dua titik yang kami datangi bersama Disperindag untuk menindaklanjuti keresahan masyarakat terkait Pertalite. Kekhawatiran warga cukup tinggi karena takut berdampak pada mesin kendaraan,” ungkap Iptu Kelvin.
Menurutnya, pemeriksaan dilakukan langsung di lokasi dengan metode sederhana menggunakan pasta uji pada tandon BBM. Dari hasil pengecekan awal di salah satu titik, pihaknya tidak menemukan kejanggalan signifikan pada kualitas bahan bakar.
“Dari hasil uji cepat, warna pasta tidak berubah saat dicelupkan ke tandon BBM, artinya masih aman. Tapi kalau nanti ada indikasi mencurigakan, kami akan lanjutkan ke tahap uji laboratorium,” tegasnya.
Meski hasil awal menunjukkan kondisi aman, banyak warga masih meragukan transparansi proses sidak tersebut. Mereka menilai langkah pemerintah dan kepolisian belum cukup meyakinkan untuk menghapus keresahan di lapangan.
Sementara itu, Deddy Irawan, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Pasuruan, menyebut bahwa timnya telah turun ke lapangan bersama pihak kepolisian. Ia menegaskan, pengawasan dilakukan di wilayah Beji dan Bangil untuk memastikan tak ada pelanggaran di SPBU.
“Yang kami cek khusus BBM Pertalite. Dari hasil sementara SPBU Latek, Bangil aman, dan alat ukur volumenya juga sesuai, satu liter ya seribu mili,” ujarnya menjelaskan.
Namun, beberapa pengguna kendaraan, terutama pengemudi ojek online, masih mengaku was-was. Marzuki, salah satu pengendara ojek online, mengaku tetap membeli Pertalite di SPBU tersebut meski sempat mendengar kabar bahan bakar bermasalah.
“Setiap hari saya beli di sini, sejauh ini memang belum pernah ada masalah. Tapi tetap saja agak takut kalau denger katanya bensinnya bisa bikin mesin cepat rusak,” ucapnya.
Kendati hasil uji lapangan menunjukkan kondisi aman, masyarakat berharap pemerintah daerah dan aparat hukum tidak berhenti pada sidak sesaat saja. Mereka meminta agar dilakukan uji laboratorium secara terbuka agar tidak ada kecurigaan adanya campuran bahan yang menurunkan kualitas BBM di Pasuruan. [ada/aje]
