Probolinggo (beritajatim.com) – Warga Kota Probolinggo kembali harus menghadapi krisis air bersih akibat kebocoran pipa utama milik Perumdam Bayuangga.
Kebocoran terjadi di jembatan pipa air di Dusun Krajan, Desa Tegalsiwal, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo.
Pipa yang bocor merupakan jalur vital penyuplai air bersih dari sumber Ronggojalu. Akibat kerusakan ini, aliran air ke sejumlah wilayah Kota Probolinggo terganggu bahkan mati total selama lebih dari 12 jam.
Direktur Utama Perumdam Bayuangga, Indra Sofia Jalal, mengaku kebocoran mulai diketahui sejak Senin sore (26/5/2025).
“Kami mencurigai ada gangguan karena tekanan air mendadak menurun, padahal semua pompa masih aktif,” ujarnya.
Setelah dilakukan pengecekan, diketahui bahwa pondasi jembatan pipa ambles sehingga menyebabkan saluran air bocor. Sayangnya, peristiwa ini baru direspons setelah gangguan dirasakan warga secara luas.
Indra menyatakan pihaknya mematikan satu dari empat pompa untuk mencegah kebocoran semakin parah. “Sekarang hanya tiga pompa yang dijalankan untuk mengurangi tekanan air,” tambahnya.
Sayangnya, langkah tersebut tidak cukup cepat dalam mencegah kelangkaan air di rumah-rumah warga. Banyak warga mengeluhkan lambatnya penanganan serta minimnya pemberitahuan dari pihak PDAM.
“Pipa itu dibangun sejak 1978, artinya sudah berusia hampir 50 tahun. Kami akui jembatan pipa memang sudah tua dan rentan,” ujar Indra, seakan menegaskan lemahnya upaya peremajaan infrastruktur.
Indra berdalih bahwa amblesnya pondasi disebabkan cuaca ekstrem dan hujan yang mengguyur intensif beberapa pekan terakhir. Ia juga menyebut kondisi tanah di sekitar lokasi menjadi labil dan menyebabkan pipa bergeser.
Perbaikan jembatan pipa disebut masih berlangsung dan ditargetkan rampung dalam tiga hari. Namun warga masih cemas karena belum ada jaminan air akan segera mengalir normal kembali.
Perumdam Bayuangga mengimbau masyarakat untuk bersabar dan menghemat penggunaan air selama proses perbaikan. Namun keterlambatan antisipasi dan tidak adanya sistem cadangan menuai kritik keras dari sejumlah warga. (ada/ted)
