Malam tanggal 18 April 2025, warga Bekasi dan Jakarta Timur mencium bau gas menyengat yang kuat, menyerupai gas LPG bocor, bensin, atau oli terbakar, tercium di berbagai wilayah.
Laporan membanjiri media sosial, menggambarkan aroma menyengat yang mengganggu tidur dan menimbulkan kecemasan, terutama bagi para orang tua dengan bayi.
Wilayah terdampak meliputi Babelan (Kabupaten Bekasi), Jakasampurna dan Taman Galaxy (Kota Bekasi), serta Duren Sawit (Jakarta Timur). Meskipun belum ada laporan resmi terkait dampak kesehatan langsung, kekhawatiran akan potensi bahaya tetap menjadi perhatian utama.
Kejadian ini memicu pertanyaan besar: Apa penyebab bau gas misterius ini? Sejauh ini belum ada penjelasan resmi dari pihak berwenang, seperti BPBD Bekasi, yang membuat warga semakin resah dan bertanya-tanya.
Kejadian ini juga menyoroti masalah kualitas udara di Bekasi yang sudah sejak lama menjadi perhatian. Data sebelumnya menunjukkan bahwa kualitas udara di Bekasi seringkali buruk, bahkan lebih buruk daripada Jakarta.
Tingginya polusi udara berkontribusi pada peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Berbagai faktor berkontribusi pada buruknya kualitas udara di Bekasi, termasuk polusi hiperlokal seperti pembakaran sampah.
Meskipun Pemkot Bekasi telah berupaya mengendalikan pencemaran udara, masalah ini masih jauh dari kata selesai.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2536690/original/094976900_1544895595-20181214-PGN-Rumah-7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)