Tulungagung (beritajatim.com) – Siti Purwaningsih (44), wanita asal Desa Rejotangan, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, meninggal setelah tertemper kereta api (KA) saat hendak melakukan tradisi nyekar ke makam leluhur. Kecelakaan ini terjadi di perlintasan tanpa palang pintu, diduga karena korban tidak memperhatikan kereta yang melintas dan nekat menyeberang.
Kasi Humas Polres Tulungagung, Ipda Nanang Murdianto, mengatakan peristiwa tragis ini terjadi kemarin sore. Saat itu, korban mengendarai sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi AG 6104 KCN dari arah selatan ke utara.
Korban diketahui sedang dalam perjalanan menuju makam leluhur. “Korban mengendarai motor dari arah selatan ke utara,” ujarnya, Senin (24/2/2025).
Pada saat yang bersamaan, kereta api Dhoho jurusan Kertosono-Surabaya melaju dari arah barat ke timur. Korban diduga kurang konsentrasi dan langsung melintas di perlintasan tanpa palang pintu, hingga akhirnya tertemper kereta yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Benturan keras membuat korban meninggal dunia di tempat. “Korban langsung meninggal dunia di lokasi kejadian,” tuturnya.
Polisi yang mendapat laporan segera menghubungi tim Inafis dan rumah sakit untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Jenazah korban kemudian dievakuasi ke rumah sakit guna proses lebih lanjut.
Masyarakat diimbau agar selalu waspada dan berhati-hati saat melintasi perlintasan tanpa palang pintu. “Kami mengimbau masyarakat berhati-hati saat hendak melintas,” pungkasnya. [nm/beq]
