Bisnis.com, SURABAYA – Kementerian Pertanian (Kementan) angkat suara mengenai harga bahan atau komoditas pangan yang selalu mengalami dinamika hampir setiap harinya di pasaran.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan pemerintah telah berusaha keras dalam upaya untuk menstabilkan harga bahan pangan di pasaran. Harga bahan pangan yang naik-turun tersebut, sebut Sudaryono, adalah hal yang wajar terjadi.
“Komoditas itu pasti naik-turun, yang harus dicatat oleh awak media adalah jangan sampai kalau naik, naik lama. Misalnya, naik sehari, kalau bisa diturunkan segera, pun kalau turun terlalu murah juga enggak boleh turun lama-lama, harus kita naikkan gitu,” ucap Sudaryono di sela-sela kunjungannya di Balai Besar Veteriner Farma PUSVETMA, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/11/2025) malam.
Dirinya mengungkapkan, bila harga komoditas pangan terlalu rendah maka akan berdampak buruk pada peternak maupun petani. Namun, bila harga bahan pangan cenderung tinggi, maka akan merugikan masyarakat.
“Kenapa ada HAP dan HET itu tujuannya, untuk menjamin bahwa pembeli yaitu konsumen dan produsennya sama-sama happy gitu loh. Jadi ‘Oh pak harga cabai naik’ oke naik berapa lama? Kalau naik seminggu, dua minggu enggak turun, nah, itu baru masalah. Kita berupaya kalau ada kenaikan, segera kita turunkan. Kalau ada penurunan drastis harus kita naikkan gitu ya,” ungkapnya.
Politikus Gerindra tersebut pun menegaskan bahwa tugas pemerintah bukan hanya untuk menurunkan harga barang semata. Namun, juga melakukan intervensi terhadap para pemasok komoditas tersebut, yakni para petani, peternak, hingga pekebun agar mendapatkan pendapatan yang layak dan kesejahteraan yang memadai.
“Harga gabah terlalu murah ya kita naikkan, dengan Bulog ngambil Rp6.500 misalnya, atau harga gula di tingkat petani, petani tebu nggiling kemudian harga gulanya terlalu murah, enggak dibeli. IDFood, RNI yang ditugasi oleh negara, dikasih anggaran Rp1,5 triliun untuk membeli untuk melindungi produsen. Jadi, atas bawah sama-sama happy lah, kira-kira gitu ya,” tegasnya.
Pemerintah, tegasnya, akan senantiasa memonitor dinamika harga dan distribusi pangan di seluruh wilayah Indonesia untuk menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen dan supaya produsen menerima penghasilan yang setimpal.
“Yang perlu diperhatikan adalah kalau naik jangan lama-lama, kalau turun juga jangan lama-lama. Naik turun itu hal yang biasa. Insyaallah kita stabilkan semua,” pungkasnya.
