Wamenaker: Simbol One Piece Bukan Ancaman, tapi Ekspresi Kekecewaan – Page 3

Wamenaker: Simbol One Piece Bukan Ancaman, tapi Ekspresi Kekecewaan – Page 3

Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menanggapi fenomena viral pengibaran bendera One Piece menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI yang menuai kontroversi di masyarakat.

Menurutnya, fenomena ini harus dilihat secara kontekstual, bukan sekadar pelanggaran atau ancaman terhadap simbol negara.

“Anak-anak ini hidup di dunia yang penuh simbol dan cerita seperti One Piece. Mereka menyukai semangat kebebasan, persahabatan, dan perlawanan terhadap ketidakadilan yang digambarkan di sana,” ujar Immanuel, yang akrab disapa Noel, kepada wartawan usai menghadiri forum diskusi di Jakarta, Senin (4/8/2025).

Ia menilai bahwa simbol bajak laut dalam cerita fiksi tersebut bukan berarti anak muda menolak nasionalisme atau melecehkan Merah Putih. Sebaliknya, menurut Noel, hal itu merupakan bentuk ekspresi kekecewaan dan upaya menyuarakan keresahan.

“Ketika mereka pakai simbol itu, bukan berarti mereka benci Indonesia. Mereka hanya mencari cara menyampaikan perasaan mereka,” katanya.

Noel menegaskan bahwa Merah Putih tetap menjadi lambang negara yang harus dihormati dan tidak bisa digantikan oleh simbol apa pun. Namun, ia menekankan pentingnya memahami bahwa anak muda tidak sedang memberontak, melainkan ingin didengar.

“Yang mereka lakukan itu bukan pemberontakan. Mereka hanya ingin didengar. Sama seperti di One Piece, banyak karakter memberontak bukan karena benci, tapi karena kecewa dan ingin perubahan,” ujarnya.

 

Petugas kepolisian mengunjungi sebuah rumah di Samarinda, Kalimantan Timur, di mana terdapat bendera merah putih yang dipasang bersama dengan lambang bajak laut Topi Jerami dari manga Jepang One Piece.