New York, Beritasatu.com – Pasar saham Wall Street, Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan pada perdagangan Jumat (7/2/2025) waktu setempat. Akibatnya, tiga indeks utama saham AS ditutup melemah cukup dalam.
Tekanan terhadap pasar saham datang dari Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa berencana untuk mengumumkan tarif timbal balik pada banyak negara minggu depan.
Trump tidak mengidentifikasi negara mana yang akan terkena dampak dari kebijakannya tersebut. Namun, dia mengisyaratkan bahwa itu akan membantu memecahkan masalah anggaran AS.
Selain itu, tekanan juga berasal dari data tenaga kerja yang dan sentimen konsumen yang lemah.
“Kinerja positif dari laporan keuangan perusahaan langsung terabaikan dengan laporan penggajian tenaga kerja langsung dan pembahasan tentang tarif (kebijakan tarif Trump) mulai kembali muncul,” kata Mark Hackett, kepala strategi pasar di Nationwide.
Data tenaga kerja AS dilaporkan melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari setelah kenaikan yang kuat dalam dua bulan sebelumnya, meskipun tingkat pengangguran 4% kemungkinan akan memberi Fed alasan untuk menunda pemotongan suku bunga setidaknya hingga Juni.
Data tenaga kerja terakhir di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden menunjukkan 598.000 lebih sedikit pekerjaan yang diciptakan dalam 12 bulan hingga Maret lalu daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dow Jones Industrial Average turun 444,23 poin atau 0,99% menjadi 44.303,40, S&P 500 turun 57,58 poin atau 0,95% menjadi 6.025,99. Sementara Nasdaq Composite turun 268,59 poin atau 1,36% menjadi 19.523,40.
Secara mingguan, ketiga indeks saham Wall Street tersebut mengalami penurunan. Di mana Dow Jones yang tiga minggu berturut-turut sebelumnya menguat berakhir 0,54% lebih rendah. Sementara S&P turun 0,24% sementara Nasdaq turun 0,53% pada pekan ini.
