Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi VII DPR Lamhot Sinaga mengharapkan Pesta Paduan Suara Gerejawi atau Pesparawi bisa menjadi agenda tahunan nasional di Salib Kasih, Medan, Sumatera Utara.
“Di sini (Salib Kasih) harus ada event reguler. Ke depan kita berharap ada kegiatan yang bersifat permanen dan reguler. Jadi, Pesparawi ini bisa dilaksanakan setiap tahun,” ujar Lamhot saat menghadiri kejuaraan pesparawi di kawasan Salib Kasih, seperti dikutip siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Menurut Lamhot, Salib Kasih bukan sekadar objek wisata religi, tetapi titik nol kekristenan di Tanah Batak.
Tempat ini menjadi awal dari seorang misionaris asal Jerman Ingwer Ludwig Nommensen menapakkan kaki untuk menyebarkan Injil pada abad ke-19.
Dari titik inilah, agama Kristen mulai menyebar ke seluruh Tanah Batak dan Sumatera Utara.
“Bagi saya, Salib Kasih bukan hanya simbol iman, tetapi juga simbol peradaban dan perubahan. Dari sinilah kekristenan menyebar, membentuk karakter masyarakat Batak yang dikenal rajin, berpendidikan, dan beriman,” tutur Lamhot.
Tidak hanya untuk memperkuat nilai kekiristenan, kegiatan Pesparawi juga diharapkan menjadi salah satu daya tarik wisatawan dalam maupun luar negeri agar mau mengunjungi kawasan tempat wisata Salib Kasih.
Ia berharap kegiatan seperti Pesparawi menjadi salah satu motor penggerak wisata rohani dan ekonomi masyarakat sekitar.
“Pemerintah daerah dan masyarakat harus bersama-sama menjaga dan mengembangkan kawasan Salib Kasih. Kita ingin menjadikan tempat ini bukan hanya untuk berwisata, tapi juga tempat orang datang untuk merenung, belajar, dan merasakan kedamaian,” tambahnya.
Untuk diketahui, perhelatan Mini Pesparawi Salib Kasih 2025 di Bukit Doa Salib Kasih, Tarutung, Tapanuli Utara, berlangsung meriah dan sangat berkesan, Minggu (10/11).
Ajang ini diikuti berbagai kelompok paduan suara dari kalangan gereja, sekolah, dan perguruan tinggi ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan talenta dan pengabdian mereka melalui musik rohani.
Penampilan para peserta tidak hanya menghibur, tetapi juga menghadirkan suasana kekhidmatan dan sukacita iman di kawasan yang dikenal sebagai salah satu ikon rohani masyarakat Batak.
Dalam kompetisi tersebut, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UKM IAKN Tarutung tampil gemilang dan berhasil meraih juara pertama.
Dengan harmoni vokal yang kuat dan interpretasi lagu yang penuh penghayatan, tim ini memukau dewan juri serta penonton yang memenuhi area perbukitan Salib Kasih.
Posisi kedua diraih PS.PP GKPI Tarutung Kota, yang juga menyabet penghargaan Dirigen Terbaik berkat kepiawaian dalam mengatur dinamika paduan suara.
Sementara itu, SMANSA Pangaribuan berhasil membawa pulang tropi peringkat ketiga dengan penampilan enerjik dan disiplin musikal yang solid.
Untuk kategori harapan pertama, predikat diberikan kepada SMA Santa Maria Choir, sementara Akperta Choir dinobatkan sebagai harapan kedua.
Seluruh peserta mendapatkan apresiasi atas dedikasi dan semangat pelayanan melalui musik gerejawi.
Ajang Mini Pesparawi ini menjadi bagian dari upaya menghidupkan kembali semangat kebersamaan lintas gereja dan generasi muda Kristen di wilayah Tapanuli Utara.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
