Visa Sarankan Konsumen Tetap Waspada Saat Berbelanja di Musim Liburan

12 December 2023, 0:16

PADS Senin (11/12), Visa Inc, pemimpin dunia dalam pembayaran digital, merilis Holiday Edition Threats Report, yang mengantisipasi peningkatan aktivitas penipuan selama musim liburan di seluruh transaksi, baik dengan kartu fisik (card-present atau CP) maupun secara online (card-not-present atau CNP).

Laporan baru ini mengidentifikasi taktik penipuan yang diperkirakan akan marak terjadi hingga Januari 2024 dikarenakan adanya peningkatan pesat dalam aktivitas e-commerce dan pembelanjaan secara langsung di segmen ritel dan perhotelan.

Visa juga meluncurkan daftar kebiasaan baik dalam berbelanja yang aman dan terjamin yang dapat diikuti oleh konsumen.

Baca juga: Program ‘Ibu Berbagi Bijak’, Visa Rangkul 315 Pelaku UMKM di Tasikmalaya

Data dan transaksi dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa pelaku penipuan mengincar konsumen selama musim liburan.

Bahkan, data Visa menunjukkan bahwa dari kategori top merchant yang menjadi target penipu, tingkat penipuan pada musim libur tahun 2022 meningkat 11% dibandingkan di luar musim libur.

Angka ini meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Laporan Holiday Edition Threats Report Visa memperingatkan bahwa pelaku penipuan akan berusaha mengeksploitasi peningkatan minat dan urgensi konsumen untuk menemukan penawaran dan hadiah unik yang sering ditemukan pada promo musim liburan.

Beberapa temuan penting dari laporan tersebut meliputi:

• Skimming Digital:

Meningkatnya belanja online turut membuka peluang yang lebih besar bagi para penipu untuk membobol data akun dari pedagang e-commerce dan menghasilkan uang dari situ.

• Phishing dan Social Engineering:

Kemajuan kecerdasan buatan (AI) selama setahun terakhir memungkinkan pelaku penipuan untuk menyesuaikan kampanye phishing sehingga menyulitkan konsumen untuk mengenali penipuan.

Baca juga: Studi Visa: Tren Traveling Pasca-Pandemi Lampaui Masa Pra-Covid-19

Penipu juga membuat situs web phishing, sering kali menggunakan malvertising (iklan berbahaya) dan taktik pengoptimalan mesin pencari (SEO) terlarang lainnya di situs web ritel atau layanan untuk memikat korban.

• Skimming ATM / POS:

Dengan meningkatnya lalu lintas pengunjung di toko-toko fisik dan ATM, para pelaku penipuan kemungkinan besar akan menargetkan terminal ATM dan Point of Sale (POS) dengan serangan skimming.

• Penipuan Bypass OTP dan Provisioning Fraud:

Visa mengidentifikasi banyak skema penipuan dengan one-time-passcode (OTP) untuk mendapatkan akses ke akun pemegang kartu. Dalam skema ini, pesan palsu permintaan OTP dikirimkan kepada korban terkait dengan pembelian yang diinginkan.

• Pencurian Fisik: Pelaku penipuan dapat mencoba mencuri kartu pembayaran dan/atau ponsel secara fisik dari konsumen yang tidak menaruh curiga di toko ritel yang ramai, pusat perbelanjaan, atau tempat parkir.

Baca juga: Gaya Hidup Serba Digital Generasi Muda Dorong Menuju ‘Cashless Society’

“Para pelaku kejahatan sudah bersiap sepanjang tahun untuk beraksi di musim-musim liburan, termasuk di akhir tahun, memanfaatkan peningkatan aktivitas dan kelengahan konsumen dalam berbelanja,” ujar Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia.

“Di Visa, kami berkomitmen terhadap keamanan dan keandalan. Kami juga berkomitmen memantau ancaman di jaringan kami selama 24 jam sehari, bahkan pada masa-masa tersibuk sepanjang tahun,” jelasnya.

“Konsumen bisa merasa tenang di musim liburan karena tim ahli Visa bekerja sepanjang waktu untuk mencegah penipuan,” kata Riko.

“Tentunya, pertahanan pertama ada pada masing-masing konsumen, jadi mari kita tetap berhati-hati dalam berbelanja secara fisik maupun online,” terangnya. (RO/S-4)

PADS Senin (11/12), Visa Inc, pemimpin dunia dalam pembayaran digital, merilis Holiday Edition Threats Report, yang mengantisipasi peningkatan aktivitas penipuan selama musim liburan di seluruh transaksi, baik dengan kartu fisik (card-present atau CP) maupun secara online (card-not-present atau CNP).

Laporan baru ini mengidentifikasi taktik penipuan yang diperkirakan akan marak terjadi hingga Januari 2024 dikarenakan adanya peningkatan pesat dalam aktivitas e-commerce dan pembelanjaan secara langsung di segmen ritel dan perhotelan.

Visa juga meluncurkan daftar kebiasaan baik dalam berbelanja yang aman dan terjamin yang dapat diikuti oleh konsumen.

Baca juga: Program ‘Ibu Berbagi Bijak’, Visa Rangkul 315 Pelaku UMKM di Tasikmalaya  Data dan transaksi dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa pelaku penipuan mengincar konsumen selama musim liburan.

Bahkan, data Visa menunjukkan bahwa dari kategori top merchant yang menjadi target penipu, tingkat penipuan pada musim libur tahun 2022 meningkat 11% dibandingkan di luar musim libur.

Angka ini meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama.

Laporan Holiday Edition Threats Report Visa memperingatkan bahwa pelaku penipuan akan berusaha mengeksploitasi peningkatan minat dan urgensi konsumen untuk menemukan penawaran dan hadiah unik yang sering ditemukan pada promo musim liburan.

Beberapa temuan penting dari laporan tersebut meliputi:

• Skimming Digital:

Meningkatnya belanja online turut membuka peluang yang lebih besar bagi para penipu untuk membobol data akun dari pedagang e-commerce dan menghasilkan uang dari situ.

• Phishing dan Social Engineering:

Kemajuan kecerdasan buatan (AI) selama setahun terakhir memungkinkan pelaku penipuan untuk menyesuaikan kampanye phishing sehingga menyulitkan konsumen untuk mengenali penipuan.

Baca juga: Studi Visa: Tren Traveling Pasca-Pandemi Lampaui Masa Pra-Covid-19

Penipu juga membuat situs web phishing, sering kali menggunakan malvertising (iklan berbahaya) dan taktik pengoptimalan mesin pencari (SEO) terlarang lainnya di situs web ritel atau layanan untuk memikat korban.  

• Skimming ATM / POS:

Dengan meningkatnya lalu lintas pengunjung di toko-toko fisik dan ATM, para pelaku penipuan kemungkinan besar akan menargetkan terminal ATM dan Point of Sale (POS) dengan serangan skimming. 

• Penipuan Bypass OTP dan Provisioning Fraud:

Visa mengidentifikasi banyak skema penipuan dengan one-time-passcode (OTP) untuk mendapatkan akses ke akun pemegang kartu. Dalam skema ini, pesan palsu permintaan OTP dikirimkan kepada korban terkait dengan pembelian yang diinginkan. 

• Pencurian Fisik: Pelaku penipuan dapat mencoba mencuri kartu pembayaran dan/atau ponsel secara fisik dari konsumen yang tidak menaruh curiga di toko ritel yang ramai, pusat perbelanjaan, atau tempat parkir.

Baca juga: Gaya Hidup Serba Digital Generasi Muda Dorong Menuju ‘Cashless Society’

“Para pelaku kejahatan sudah bersiap sepanjang tahun untuk beraksi di musim-musim liburan, termasuk di akhir tahun, memanfaatkan peningkatan aktivitas dan kelengahan konsumen dalam berbelanja,” ujar Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia.

“Di Visa, kami berkomitmen terhadap keamanan dan keandalan. Kami juga berkomitmen memantau ancaman di jaringan kami selama 24 jam sehari, bahkan pada masa-masa tersibuk sepanjang tahun,” jelasnya.

“Konsumen bisa merasa tenang di musim liburan karena tim ahli Visa bekerja sepanjang waktu untuk mencegah penipuan,” kata Riko.

“Tentunya, pertahanan pertama ada pada masing-masing konsumen, jadi mari kita tetap berhati-hati dalam berbelanja secara fisik maupun online,” terangnya. (RO/S-4)

 

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi