Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Viral! Lansia di Jombang Harus Naik Ambulans Demi Menebus Pupuk Subsidi – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Viral! Lansia di Jombang Harus Naik Ambulans Demi Menebus Pupuk Subsidi

Viral! Lansia di Jombang Harus Naik Ambulans Demi Menebus Pupuk Subsidi

Jombang (beritajatim.com) – Sebuah video viral menggemparkan jagat media sosial. Dalam rekaman tersebut, seorang perempuan lanjut usia tampak tergolek lemah di dalam ambulans yang terparkir di depan sebuah kios pupuk di Desa Pucangsimo, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang. Meski sedang sakit, ia tetap harus datang sendiri untuk menebus pupuk subsidi yang menjadi haknya.

Video itu memicu perdebatan. Dalam narasi yang menyertainya, disebutkan bahwa pembelian pupuk subsidi tidak boleh diwakilkan. Aturan itu berlandaskan sistem Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), yang mengharuskan penerima datang sendiri, menunjukkan identitas, berfoto, dan menandatangani bukti penerimaan di ponsel. Jika tidak hadir langsung, harus ada surat kuasa resmi.

Kepala Desa Pucangsimo, M Soni, membenarkan bahwa peristiwa dalam video itu memang terjadi di desanya. Ia mengatakan usai video viral tersebut, berbagai pihak, termasuk petani, penyuluh pertanian lapangan (PPL), serta Babinsa dikumpulkan untuk membahas kejadian ini.

“Harus ada kebijakan yang lebih fleksibel dari dinas pertanian. Petani kecil bukan penipu, mereka hanya ingin mendapatkan haknya. Jika sudah terdaftar di RDKK, seharusnya mereka bisa diwakilkan,” ujar Soni.

Menurutnya, sistem pengambilan pupuk subsidi selama ini terlalu berbelit-belit. Petani harus datang sendiri, membawa KTP dan KK, serta menandatangani di aplikasi digital. Jika diwakilkan, harus ada anggota keluarga dalam satu KK yang membawa dokumen identitasnya. Hal ini, kata Soni, justru menyulitkan, terutama bagi petani lansia atau yang sedang sakit.

Yang lebih disorot para petani bukan hanya persoalan prosedur yang rumit, tetapi juga ketersediaan pupuk yang sering kali datang terlambat. “Seharusnya pupuk tersedia saat masa pemupukan, bukan setelahnya,” keluhnya.

Di sisi lain, penjaga kios pupuk, Khusnul Khotimah, turut buka suara. Ia membenarkan bahwa lansia yang viral dalam video tersebut memang datang ke kiosnya dengan ambulans. Namun, Khusnul juga membantah bahwa prosedur pembelian pupuk subsidi terlalu rumit. “Cukup datang membawa KTP dan KK. Kalau diwakilkan, harus anggota keluarga dalam satu KK yang membawa KTP,” jelasnya. [suf]

Merangkum Semua Peristiwa