Surabaya (beritajatim.com) – Viral sebuah konten di media sosial yang menyoroti praktik bisnis dan keuangan Pertamina. Konten tersebut bahkan membuat perbandingan harga antara BBM di Indonesia dengan Malaysia.
Dalam konten yang diunggah di akun Instagram @aliftowew, Pertamina disebut menjual BBM dengan harga Rp13 ribu per liter namun masih mengalami kerugian Rp5 triliun. Sedangkan di Malaysia, BBM dijual dengan harga Rp6.700 per liter tetapi bisa untung Rp280 triliun.
“Kenapa indonesia jual BBM 13.000 rugi 5T, tapi malaysia jual 6.700 untung 280T? yuk kita hitung,” demikian tulis admin.
Terkait hal ini, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso tegas menyebut narasi ada konten itu keliru.
“Beredar narasi keliru yang beredar di media sosial terkait harga penjualan bahan bakar dan kinerja keuangan Pertamina,” ujar Fadjar.
Fadjar menegaskan kinerja keuangan Pertamina pada tahun buku 2024 cukup baik. Bahkan mencatatkan laba cukup besar.
“Berdasarkan data resmi perusahaan, PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih senilai US$3,13 miliar atau sekitar Rp49,5 triliun pada periode tahun buku 2024. Dalam periode itu, Pertamina juga mencatat kontribusi sebesar Rp 401,73 triliun kepada negara,” kata dia.
Lebih lanjut, Fadjar menegaskan Kembali komitmen Pertamina dalam menyediakan BBM dengan harga sesuai regulasi. “Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Pertamina berkomitmen menyediakan harga bahan bakar sesuai regulasi dan terjangkau, serta berkontribusi bagi masyarakat dan negara,” ucap Fadjar.
