Viral, Dua Pelajar SMP di Blitar Adu Jotos di Jalan Raya

Viral, Dua Pelajar SMP di Blitar Adu Jotos di Jalan Raya

Blitar (beritajatim.com) – Jagat maya di Kota Blitar kembali dihebohkan oleh beredarnya sebuah video pendek yang memperlihatkan aksi kekerasan di kalangan pelajar. Video berdurasi 11 detik tersebut merekam momen dua siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terlibat baku hantam di pinggir jalan.

Mirisnya, aksi adu jotos layaknya gladiator jalanan tersebut tidak dilerai namun justru menjadi tontonan siswa lain dan direkam hingga akhirnya viral di media sosial. Belum diketahui pasti pemicu perkelahian tersebut, namun video ini memantik reaksi keras dan keprihatinan mendalam dari masyarakat.

Sasa, salah seorang warga Kota Blitar, menyayangkan mentalitas pelajar yang seolah menormalisasi kekerasan sebagai jalan keluar masalah.

“Ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) besar untuk semua pihak agar kejadian ini tidak menjadi ‘adat’ atau kebiasaan pelajar dalam meredam permasalahan. Seharusnya di usia segitu mereka diajarkan mengontrol emosi, bukan malah adu fisik,” ujarnya prihatin.

Merespons kegaduhan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Blitar, Dindin Alinurdin, bergerak cepat. Setelah melakukan penelusuran dan koordinasi dengan pengawas pembina, Dindin membenarkan bahwa dua remaja yang berkelahi dalam video tersebut adalah siswa di salah satu sekolah negeri di Kota Blitar.

“Setelah kita melakukan koordinasi, terkonfirmasi bahwa kedua pelajar di video itu adalah siswa SMP Negeri 2 Kota Blitar. Saat ini kasusnya sudah ditangani langsung oleh pihak sekolah bersama orang tua (wali murid) masing-masing,” jelas Dindin saat dikonfirmasi via telepon, Sabtu (22/11/2025).

Dindin memastikan langkah penyelesaian diambil dengan pendekatan kekeluargaan. Pihaknya menyarankan agar insiden ini diselesaikan tanpa saling menyalahkan, namun tetap menjadi bahan koreksi dan introspeksi serius bagi semua pihak, baik sekolah maupun orang tua.

Dinas Pendidikan menjadikan insiden ini sebagai alarm peringatan. Dindin menginstruksikan evaluasi menyeluruh melalui Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) dan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di setiap satuan pendidikan.

“Kami berharap ini menjadi pembelajaran terakhir. Ke depan, peran Satgas PPK dan TPPK harus lebih optimal untuk mendeteksi dan mencegah potensi kekerasan sekecil apapun di lingkungan sekolah,” tegasnya.

Ia juga meminta masyarakat untuk bijak dengan tidak terus menyebarkan video tersebut demi menjaga kondisi mental anak-anak yang terlibat.

“Mohon untuk semua pihak saling menjaga agar tidak terjadi trauma psikologis ke anak-anak. Kami akan selalu mengontrol ke sekolahan agar tidak ada lagi kekerasan pelajar,” harap Dindin.

Sebagai langkah preventif jangka panjang, Dispendik mewajibkan seluruh kepala sekolah di Kota Blitar untuk memperkuat pendidikan karakter. Kurikulum tidak boleh hanya mengejar nilai akademis, tetapi juga harus menekankan pentingnya toleransi, empati, dan kemampuan problem solving tanpa kekerasan. [owi/beq]