Jakarta –
Pasar rokok elektronik (vape) semakin meluas, di beberapa negara seperti Swedia dan Jepang, produk tembakau alternatif ini bisa mengurangi jumlah perokok dan meminimalkan dampak kesehatan dari kebiasaan merokok.
Pemerhati Kesehatan Publik, dr. Tri Budhi Baskara, mengatakan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco product) telah terbukti efektif menurunkan angka perokok di berbagai negara, contohnya Swedia dan Jepang. Turunnya jumlah perokok juga berkorelasi dengan berkurangnya angka kasus-kasus penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok.
“Memang bagus sekali produk tembakau alternatif ini. Secara kajian ilmiah, produk tembakau alternatif telah terbukti memiliki kandungan toksin yang lebih rendah sampai 95% dibandingkan rokok,” ujar Tri, dihubungi di Jakarta, Kamis (8/8/2024).
Dijelaskan Tri, tujuan utama pemanfaatan produk tembakau alternatif yakni membantu perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok. Produk tersebut memang masih mengandung nikotin, tetapi tidak menghasilkan TAR seperti pada rokok. TAR merupakan senyawa kimia padat yang dihasilkan dari proses pembakaran pada rokok. Senyawa ini bersifat karsinogenik atau pemicu kanker.
“Nikotin dan TAR itu dua senyawa yang berbeda. Selain tembakau, nikotin juga terkandung dalam tomat, kentang, dan kacang-kacangan. Nikotin juga senyawa yang memiliki sifat yang sama seperti kafein, serta senyawa lain di cokelat. Itu alasan orang non-perokok yang merasa gelisah akan lebih rileks dan tenang setelah mengonsumsi kafein atau cokelat,” jelas dr. Tri.
Tri mengatakan, kendati adiktif, nikotin bukan memicu penyakit akibat kebiasaan merokok. Untuk itu, perokok dewasa dapat memaksimalkan produk tembakau alternatif agar tetap mendapatkan asupan nikotin sembari mengurangi kebiasaan merokok.
Sebelumnya, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Ariyo Bimmo, menjelaskan di balik tantangan kesehatan karena kebiasaan merokok, terdapat peluang besar untuk menciptakan perubahan yang positif dan signifikan terhadap perbaikan kualitas hidup bagi perokok dewasa.
“Peluang tersebut adalah upaya untuk mendukung masyarakat mengatasi masalah rokok melalui pendekatan yang inovatif dan berbasis bukti ilmiah. Melalui pendekatan pengurangan bahaya, kita bisa mengurangi risiko kesehatan akibat kebiasaan merokok sambil tetap menghormati pilihan dan kebebasan bagi perokok dewasa, mau berhenti total atau beralih ke produk yang lebih rendah risiko,” jelas Ariyo.
(rrd/rir)