Menurut Kardinal Suharyo, tantangan berat juga dihadapi oleh pemerintahan baru, khususnya dibidang perekonomian yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Dia pun mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut bahwa selama 5 bulan berturut-turut dari Mei-September 2024 ini masyarakat mengalami penurunan daya beli karena lonjakan harga kebutuhan pokok.
Selain itu, di sektor lapangan kerja yang didominasi industri padat karya seperti tekstil, angka pemutusan hubungan kerja juga meningkat. Tak hanya itu, kelas menenga Indonesia yang selama inimenjadi penopang ekonomi dari sisi konsumsi dan produksi juga melemah.
“Ketika orang terganggu soal lapangan pekerjaannya, kriminalitas akan meningkat. Kehidupan dan relasi sosialakan terdampak,” ujar Kardinal Suharyo.
Oleh sebab itu, kata dia, sebagai satu kawanan umat Allah, Gereja dipanggil untuk mengikuti ajakan para gembala, sehingga, pada Natal Nasional 2024 diusung tema ‘Marilah sekarang kita pergi ke Bethlehem’.
Di mana umat manusia diajak berperilaku mulia, termasuk para pamimpin.
“Akhlak yang mulia menjadi konkret dalam tindakan saling menghormati, menghargai, menguatkan,” katanya.
Maka, lanjut Kardinal Suharyo Gereja terpanggil untuk memperkuat Gerakan anti korups sebagai bentuk bela rasa serta membangun solidaritas. Hal ini, untuk mewujudkan rasa keadilan dan kesejahteraan bersama.
“Melalui semangat kelahiran Juru Selamat, Keuskupan Agung Jakarta berharap kepada para pemimpin yang terpilih dan memperoleh mandat warga untuk segera bekerja sebaik-baiknyamewujudkan kesejahteraan dan kebaikan bersama,” ujar dia.