Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Upaya Genjot Investasi Terhambat Tingginya ICOR

Upaya Genjot Investasi Terhambat Tingginya ICOR

Jakarta, Beritasatu.com- Langkah pemerintah menggenjot investasi masih terhambat tingginya Incremental Capital Output Ratio (ICOR).  Dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, ICOR harus diturunkan agar kinerja investasi bisa optimal.

ICOR merupakan rasio besarnya tambahan investasi yang diperlukan untuk meningkatkan satu unit output. Semakin besar ICOR menunjukkan inefisiensi yang tinggi.

Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Budi Mulya mengatakan, performa investasi Indonesia dengan pertumbuhan masih sekitar 1,1% cukup jauh dibandingkan negara-negara, seperti Turki dan Rusia yang mencatatkan pertumbuhan investasi lebih signifikan.

“Tentu menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan kita ke depan bahwa ICOR kita cukup tinggi di atas 6% pada 2023. Sementara pada sisi lain, gross domestic saving sekitar 36-38%. Artinya, untuk tumbuh 8%, kita membutuhkan tambahan kapital sangat luar biasa besar,” terang Budi dalam seminar Kafegama di Menara BTN, Jakarta pada Sabtu (14/12/2024).

Menurut dia, efisiensi ekonomi perlu mendapat perhatian khusus. Saat ini, ICOR Indonesia masih tinggi sehingga menjadi kendala bagi investor untuk memulai investasi di Indonesia. Padahal, pemerintah membutuhkan investasi besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tidak biasa-biasa saja.

“Ini menandakan masih ada inefisiensi dalam penggunaan modal. Artinya, alokasi investasi kita belum optimal dan perlu ditingkatkan kualitasnya,” kata Budi.

Sebelumnya, tim ahli Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede mengatakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi, harus dilakukan dengan mengurangi ICOR. Menurut  dia, masih banyak komponen dalam ICOR , termasuk infrastruktur yang  belum dimanfaatkan secara efisien.

“Kita perlu menurunkan ICOR, dalam rencana Bapak Presiden (Prabowo Subianto), yaitu dari sekitar 6,96% atau sebetulnya kalau dirata-ratakan sekitar 6,4% pada 2025, menjadi di kisaran 4,5%,” tutur dia.

Bila pemerintah bisa menurunkan ICOR, maka laju investasi bisa didorong lebih tinggi. Perlu efisiensi agar penurunan ICOR bisa memiliki peran lebih tinggi dalam meningkatkan  kualitas investasi.