JAKARTA – Blokade ketat Israel terhadap pasokan kemanusiaan mendorong Gaza semakin dekat ke krisis kelaparan akut, kata Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini pada Hari Minggu.
Lazzarini menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah unggahan media sosial, di mana ia mencatat bahwa pengepungan, yang mencegah makanan, obat-obatan, air, dan bahan bakar memasuki wilayah Palestina yang diduduki, telah berlangsung lebih lama daripada blokade yang diberlakukan selama fase pertama perang.
Kepala UNRWA menunjukkan, orang-orang di Gaza bergantung pada impor melalui Israel untuk bertahan hidup.
“Setiap hari yang berlalu tanpa masuknya bantuan berarti lebih banyak anak tidur dalam keadaan lapar, penyakit menyebar, dan kekurangan semakin parah,” cuitnya dikutip dari WAFA 24 Maret.
Gaza, tambahnya, semakin dekat ke krisis kelaparan akut.
Setelah gencatan senjata singkat, kampanye pengeboman dan operasi darat terhadap Gaza telah dilanjutkan. Sejak itu, ratusan warga sipil, termasuk anak-anak, telah terbunuh.
Sebelumnya, Penjabat Direktur Urusan UNRWA Sam Rose di daerah kantong tersebut, memperingatkan pada Hari Jumat, jika gencatan senjata tidak dipulihkan, hal itu akan menyebabkan “kerugian jiwa dalam skala besar, kerusakan infrastruktur dan properti, peningkatan risiko penyakit menular, dan trauma besar bagi satu juta anak dan dua juta warga sipil yang tinggal di Gaza.”
Menyebut pelarangan bantuan sebagai “hukuman kolektif” terhadap penduduk Gaza, yang sebagian besar adalah anak-anak, perempuan, dan laki-laki biasa, Lazzarini menyerukan agar pengepungan dicabut dan bantuan kemanusiaan serta pasokan komersial dibawa ke Gaza tanpa gangguan dan dalam skala besar.