Lebih lanjut dalam pernyataannya, Podolyak menyebut serangan drone terhadap Kremlin itu bisa saja dilakukan oleh Rusia sendiri.
“Laporan-laporan insiden semacam itu oleh Rusia harus dipertimbangkan semata-mata sebagai upaya untuk mempersiapkan latar belakang informasi untuk serangan teroris skala besar di Ukraina,” sebut Podolyak.
Kiev menyatakan sedang mempersiapkan serangan balasan secara besar-besaran untuk memukul mundur pasukan Moskow dari wilayahnya.
Dijelaskan oleh Podolyak bahwa serangan terhadap Kremlin oleh Ukraina akan ‘sangat tidak menguntungkan dari sudut pandang persiapan langkah-langkah ofensif kami’ dan hanya akan ‘memprovokasi Rusia untuk melakukan tindakan yang lebih radikal’.
“Ukraina mengobarkan perang defensif secara eksklusif dan tidak menyerang target-target di wilayah Federasi Rusia,” tegas Podolyak.
Laporan Reuters menyebut bahwa dua video, dari sekian banyak video, yang diunggah ke media sosial Rusia, menunjukkan dua objek mengudara di lintasan yang sama menuju salah satu titik tertinggi di kompleks Kremlin, yakni kubah Senat.
Pemeriksaan yang dilakukan Reuters terhadap waktu dan lokasi menunjukkan bahwa video-video itu kemungkinan asli. Namun sejumlah pengamat Barat mengatakan ada kemungkinan Rusia merencanakan insiden itu untuk menyalahkan Ukraina dan membenarkan respons yang menghancurkan.
Serangan drone terhadap Kremlin itu terjadi beberapa hari setelah rentetan insiden dan serangan sabotase melanda beberapa wilayah Rusia. Ukraina tidak mengklaim bertanggung jawab atas rentetan insiden dan serangan di wilayah Rusia itu, sama seperti sebelum-sebelumnya.
(nvc/imk)