Jakarta: Dunia Web 3.0 atau lebih dikenal Web3 terus mengalami perkembangan pesat, baik dari sisi pengguna hingga teknologinya. Data terbaru yang dipublikasikan oleh DappRadar, jumlah wallet aktif harian naik 40 persen hingga kuartal III-2024 dari kuartal pertama dengan terdapat sekitar 10 juta wallet yang aktif.
Head of Strategy & Business Pintu Jonathan Hartono mengatakan, inovasi Web3 sangat potensial dan dapat memberikan dampak positif langsung kepada masyarakat. Salah satu contoh kasus penerapan Web3 yang cocok di Indonesia adalah aksesibilitas gratis jaringan internet di daerah yang belum ter-cover internet.
“Contoh kasus ini sudah diterapkan di salah satu negara di Amerika Tengah melalui pemanfaatan teknologi Decentralized Physical Infrastructure Network (DePIN) yang mampu memberikan infrastruktur fisik yang berdampak pada dunia nyata,” kata dia dalam Web3 Week Asia 2024 dilansir, Selasa, 12 November 2024.
Dilansir dari Pintu Academy, DePIN adalah konsep yang menggunakan imbalan token untuk mendorong pembangunan dan pengembangan infrastruktur fisik. Misalnya jaringan nirkabel, layanan cloud, jaringan mobilitas, dan jaringan listrik yang sebagian besar telah didominasi oleh perusahaan besar.
Fitur utama DePIN adalah pergeseran dari model tradisional terpusat menjadi model yang terdesentralisasi yang melibatkan partisipasi pengguna untuk mengatasi ketergantungan pada entitas besar dan menerapkan model sharing economy. Untuk itu, Jonathan optimistis inovasi ini bisa diterapkan di Indonesia.
“Sehingga dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan dan meningkatkan adopsi kripto dan Web3. Sebelum itu tentunya edukasi harus tetap digalakkan serta diimbangi dengan regulasi yang ramah terhadap industri ini yang menjadi pendukung utama bagi kemajuan industri kripto di Indonesia,” ungkap dia.
Data Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (Bappebti) mencatat, investor kripto hingga September 2024 tembus lebih dari 21 juta investor. Pertumbuhan investor kripto tidak lepas dari dominasi generasi milenial dan z di Indonesia yang mencapai 56 persen dari total populasi atau sekitar 115 juta jiwa.
Ia mengungkapkan, ruang tumbuhnya industri kripto dan Web3 masih sangat besar, sebab meskipun investor kripto terus naik jumlahnya baru 7,75 persen dari total populasi. Selain itu, kolaborasi aktif yang dilakukan banyak pihak dari regulator, pelaku usaha, asosiasi, dan komunitas juga menginisiasi kemajuan industri ini.
“Kita mengapresiasi pemerintah yang telah membuat regulasi yang ramah di antaranya, mengakui perdagangan aset kripto, membuat aturan kerangka yang jelas, pajak yang bersahabat dibandingkan dengan negara-negara lain, hingga hadirnya lembaga Self-Regulatory Organizations (SRO),” tutup Jonathan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(END)