Trump Ogah Turunkan Tarif Impor 50% untuk India

Trump Ogah Turunkan Tarif Impor 50% untuk India

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan tidak akan menurunkan tarif impor India setelah menggandakan bea menjadi 50% sebagai hukuman atas pembelian minyak Rusia.

Saat ditanya apakah akan memangkas sebagian tarif yang telah dijatuhkan, Trump menjawab singkat, “tidak”.

“Kami berhubungan baik dengan India,” ujar Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih dikutip dari Bloomberg, Rabu (3/9/2025). 

Namun, dia menilai hubungan dagang kedua negara selama ini tidak seimbang akibat tingginya tarif impor yang diberlakukan New Delhi.

“India selama bertahun-tahun menerapkan tarif yang sangat tinggi, mungkin yang tertinggi di dunia,” katanya.

Kebijakan tarif AS tersebut mengejutkan pejabat India, meski kedua negara telah menjalani negosiasi berbulan-bulan. Menurut pejabat perdagangan, tarif tinggi dan kebijakan proteksionis India kerap membuat frustrasi tim negosiator Washington.

Trump awalnya menetapkan bea masuk 25% untuk produk ekspor India, sebelum menggandakannya menjadi 50% pekan lalu. Langkah ini berdampak pada lebih dari 55% barang yang dikirim ke AS, pasar ekspor terbesar bagi India.

AS keberatan atas keputusan India melanjutkan pembelian energi dari Rusia, yang menurut New Delhi diperlukan untuk menjaga harga minyak domestik tetap rendah. 

Para pengkritik menilai pembelian energi oleh India dan China justru membantu menopang ekonomi Rusia dan melemahkan efektivitas sanksi Barat yang ditujukan untuk menghentikan perang di Ukraina.

Trump mengatakan dirinya memantau secara ketat langkah Presiden Rusia Vladimir Putin terkait upaya pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, serta mengisyaratkan adanya kemungkinan langkah tambahan jika negosiasi tidak berkembang.

Sementara itu, Trump sempat menulis di media sosial pada Senin bahwa India menawarkan memangkas tarifnya hingga nol. Namun, dia tidak menjelaskan kapan tawaran itu disampaikan atau apakah Gedung Putih berencana membuka kembali perundingan dagang dengan New Delhi.

“Mereka seharusnya melakukan itu sejak lama. Sekarang sudah terlambat,” ucap Trump.