Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Trump-Biden Berebut Klaim, Mengaku Jadi Tokoh yang Berjasa Atas Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza – Halaman all

Trump-Biden Berebut Klaim, Mengaku Jadi Tokoh yang Berjasa Atas Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Donald Trump saling berebut klaim, mengaku sebagai tokoh yang berjasa soal gencatan senjata di Gaza. 

Klaim ini diperebutkan keduanya usai gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi diumumkan setelah memakan waktu berbulan-bulan lamanya.

Biden mencatat kesepakatan yang disahkan sebagian besar mencerminkan kerangka proposal yang diajukan timnya pada bulan Mei lalu. 

Ketika ditanya seorang reporter tentang siapa yang dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas gencatan senjata dan bertanya, Biden dengan tersebum menjawab pertanyaan tersebut “Apakah itu lelucon?”

“Rencana ini dikembangkan dan dinegosiasikan oleh tim saya. Sebagian besar akan dilaksanakan oleh pemerintahan yang akan datang. Itulah sebabnya saya meminta tim saya untuk terus memberi tahu pemerintahan yang akan datang,” kata Biden mengutip dari APNews.

Tak mau kalah dari Joe Biden, Presiden terpilih AS ke-47, Donald Trump dalam unggahan di media sosialnya mengklaim bahwa negosiasi kesepakatan senjata di Gaza merupakan terobosan terbarunya. 

Trump mengaku bahwa pihaknya telah mengutus utusannya Steve Witkoff untuk bergabung dalam negosiasi di Timur Tengah. 

Witkoff berada disana selama 96 jam terakhir pembicaraan menjelang kesepakatan.

“Perjanjian gencatan senjata ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari Kemenangan Bersejarah kita di bulan November, karena perjanjian ini memberi isyarat kepada seluruh dunia bahwa pemerintahan saya akan mengupayakan perdamaian dan merundingkan kesepakatan untuk menjamin keselamatan semua warga Amerika, dan sekutu Amerika,” katanya.

Aksi saling klaim antara Biden dan Trump disinyalir untuk membuat kesepakatan gencatan senjata Gaza sebagai warisan kepresidenan mereka. 

Selama beberapa bulan ke belakang, pemerintah Biden telah melakukan sejumlah upaya untuk menangani perdamaian melalui perundingan yang nyaris berhasil sebelum akhirnya gagal.

Sementara, Trump mendapat sorotan baru-baru ini setelah memberikan peringatan “ada harga yang harus dibayar” jika gencatan senjata tidak tercapai sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025.

Kapan Gencatan Senjata Israel Berlaku?

Hamas dan Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata yang diharapkan akan dimulai pada 19 Januari mendatang.

Waktu gencatan senjata ini digelar beda sehari dengan pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Januari.

Menurut informasi yang beredar gencatan senjata ini akan terbagi dalam tiga fase, di mana fase pertama berlangsung selama 42 hari.

Fase pertama mencakup pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan hingga masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan.

Fase kedua, bertujuan mengakhiri perang, termasuk pembebasan sandera pria oleh Hamas sebagai ganti atas dibebaskannya sejumlah tahanan Palestina dipenjara Israel.

Fase ketiga, pemulangan jenazah maupun sisa-sisa tubuh sandera serta implementasi rencana rekonstruksi Gaza.

Warga Gaza Sambut Gencatan Senjata

Merespon sahnya kesepakatan gencatan senjata, ribuan warga Gaza menyambut baik kabar ini. 

Sejumlah orang terlihat keluar ke jalan, bersorak gembira, dan berpelukan, menanti dimulainya gencatan senjata.

Sementara segerombolan warga Gaza lainnya terlihat berkumpul dan bernyanyi bersama. 

Beberapa orang tampak menabuh drum dan mengibarkan bendera Palestina.

“Saya tidak percaya bahwa mimpi buruk lebih dari setahun ini akhirnya akan segera berakhir. Kami kehilangan begitu banyak nyawa, kami telah kehilangan segalanya,” kata warga Gaza City yang mengungsi di Kamp Nuseirat, Randa Sameeh, seperti dikutip AFP.
Pemandangan serupa juga terlihat di Israel. Sejumlah keluarga para sandera tampak riang dan lega mendengar kabar gencatan senjata.

Mereka mengatakan gencatan senjata ini merupakan “langkah maju” yang bisa membawa para sandera kembali ke rumah.

(Tribunnews.com / Namira)