Bisnis.com, JAKARTA — Presiden AS Donald Trump berharap pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping pekan depan dapat menghasilkan kesepakatan yang menyeluruh. Hal itu termasuk soal penurunan pembelian minyak Rusia oleh China.
Trump menyampaikan hal itu kepada para wartawan dalam perjalanan menuju Asia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Gyeongju, Korea Selatan.
Adapun, ketegangan yang semakin tajam antara AS dan China di sektor perdagangan, teknologi, serta pembatasan bahan mentah meningkatkan taruhan pasar atas kunjungan Trump ke Asia kali ini.
Trump dijadwalkan bertemu dengan Xi di KTT APEC pada Kamis (30/10/2025). Menjelang pertemuan tersebut, para negosiator AS dan China mengadakan pembicaraan perdagangan di Kuala Lumpur pada Sabtu (25/10/2025).
Juru Bicara Departemen Keuangan AS mengatakan pertemuan di Malaysia itu “sangat konstruktif.” Tim yang dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng berencana melanjutkan pembicaraan pada hari ini.
Adapun, Trump juga menyinggung soal China yang telah mengurangi pembelian minyak Rusia. Sebelumnya, perusahaan-perusahaan milik negara China termasuk Sinopec membatalkan beberapa pembelian minyak mentah Rusia yang dikirim lewat laut setelah AS memasukkan Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC ke dalam daftar hitam.
“Saya mungkin akan membahasnya, tetapi Anda tahu, China — mungkin Anda sudah lihat hari ini — China secara signifikan mengurangi pembelian minyak Rusia, dan India menghentikannya sepenuhnya, dan kami telah memberlakukan sanksi,” kata Trump, dikutip Bloomberg pada Minggu (26/10/2025).
Trump menyatakan optimisme terhadap pertemuannya dengan Xi, seraya menambahkan bahwa mereka akan membahas sektor pertanian serta ekspor komponen fentanyl dari China.
Pertemuan tersebut akan menjadi yang pertama secara langsung antara para pemimpin dua ekonomi terbesar dunia sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu.
Trump dan Xi sempat berbicara setidaknya tiga kali tahun ini, dan Trump mengatakan pembicaraan langsung adalah cara terbaik untuk menyelesaikan berbagai isu, termasuk tarif, pembatasan ekspor, pembelian hasil pertanian, perdagangan fentanyl, serta isu geopolitik seperti Taiwan dan perang di Ukraina.
“Kami akan membahas banyak hal. Saya rasa kami punya peluang yang sangat baik untuk mencapai kesepakatan yang sangat komprehensif,” ujarnya.
