Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Tren No Buy 2025, Ajak Orang Puasa Belanja yang Nggak Penting

Tren No Buy 2025, Ajak Orang Puasa Belanja yang Nggak Penting

Jakarta: Tren “no buy” kembali ramai dibicarakan di 2025, yang mengajak masyarakat untuk mengurangi pengeluaran pada barang-barang nonesensial. Tren ini populer di awal 2024, berkat kampanye No Spend January yang viral di media sosial seperti TikTok.
 
Tantangan ini mendorong peserta untuk “puasa” belanja dengan hanya membeli kebutuhan pokok seperti sewa, bahan makanan, dan tagihan wajib. Tujuannya adalah mengalihkan dana yang biasanya dihabiskan untuk hal-hal seperti kopi dan pakaian baru, ke hal yang lebih bermanfaat, seperti melunasi utang, menabung, atau mengejar tujuan finansial lainnya.
 
Namun, para ahli mengingatkan tren ini tidak selalu efektif jika tidak dilakukan dengan bijak.
 

Cara kerja tantangan no buy

Tidak ada aturan pasti dalam menjalani tantangan ini. Beberapa orang memilih periode sebulan penuh tanpa belanja barang mewah, sementara yang lain cukup menjalani akhir pekan tanpa pengeluaran impulsif.
 
Barang yang biasanya dilarang selama tantangan ini meliputi:

Makan di luar.
Kopi.
Alkohol.
Pakaian baru.
Perawatan diri.

Melansir CNBC International, seorang perencana keuangan dari SoFi, Kendall Meade, mengatakan, tantangan no buy bisa menjadi cara yang efektif untuk mengevaluasi kebiasaan belanja.
 
Manfaat no buy jangka panjang

Tantangan no buy membantu peserta lebih sadar akan prioritas keuangan mereka. Meade menyarankan metode penganggaran seperti 50/30/20, yaitu 50 persen pendapatan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan atau investasi.
 
“Angka ini bisa disesuaikan dengan gaya hidup masing-masing orang,” tambah Meade.
 
Aplikasi pengelola keuangan seperti You Need A Budget (YNAB) dan Goodbudget juga dapat membantu menciptakan kebiasaan belanja yang lebih sehat. Kedua aplikasi ini memberikan panduan untuk mengatur setiap rupiah dalam kategori pengeluaran tertentu.
 
 

 

Hati-hati dengan revenge spending

Meskipun tantangan no buy dapat menghemat uang di awal, Meade memperingatkan potensi pengeluaran balas dendam (revenge spending) setelah tantangan selesai.
 
“Sering kali, saya melihat orang malah menghabiskan lebih banyak uang setelah mencoba mengurangi pengeluaran secara ekstrem,” ungkap Meade.
 
Sebagai gantinya, Meade menyarankan untuk fokus pada perubahan kecil yang lebih realistis agar kebiasaan ini bisa bertahan dalam jangka panjang.
 
Tantangan no buy ini bisa menjadi langkah awal untuk mengelola keuangan lebih baik, asalkan dilakukan dengan target dan batas waktu yang jelas. Penting juga untuk menghindari pengeluaran berlebihan setelah tantangan selesai. (Suchika Julian Putri)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(AHL)