Jakarta –
Sebagai bantahan atas artikel kolom yang ditulis Saudara Muhammad Ikhsan Alia, Dosen Universitas Andalas, berjudul “Danantara dan Persimpangan Transformasi BUMN” yang dimuat di detikcom pada 19 Desember 2024, kami akan menyampaikan kondisi sesungguhnya PTPN saat ini.
Dalam artikel tersebut, diterangkan bahwa “Holding perkebunan PTPN III menjadi bukti nyata: laba yang terpuruk di angka 8,7%, aset yang terus menyusut, dan likuiditas yang kian menipis sejak didirikan 2014”.
Kami sampaikan bahwa Holding Perkebunan Nusantara telah menunjukkan kinerja yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2021-2024, PTPN melakukan langkah strategis dan transformasi yaitu : restrukturisasi anak perusahaan, dimana 14 anak perusahaan menjadi 3 entitas yaitu PTPN I (SupportingCo), PTPN IV (Palm Co) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SugarCo). Selain itu perusahaan juga melakukan efisiensi operasional dan biaya manajemen, peningkatan akuntabilitas dan fungsi pengendalian, serta transformasi EBITDA.
Upaya ini menunjukkan hasil nyata. Hal itu tercermin dari capaian Perseroan pada tahun 2022, di mana Perusahaan berhasil membukukan laba sebesar Rp 6,02 triliun. Ini merupakan laba terbesar yang dicapai pasca pembentukan Holding Perkebunan. Lebih jauh, hingga Triwulan III tahun 2024, akumulasi laba PTPN sejak tahun 2021 mencapai Rp 13,6 Triliun. Hasil positif ini menjadi salah satu cerminan keberhasilan strategi efisiensi dan optimalisasi bisnis yang secara konsisten dijalankan oleh perusahaan.
Dari sisi aset, perusahaan juga terus mengalami pertumbuhan. Sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2023, total aset Holding Perkebunan Nusantara telah meningkat secara signifikan menjadi Rp 143,90 triliun atau meningkat 220% dari tahun 2014. Kondisi ini terjadi seiring dengan penguatan bisnis inti dan diversifikasi usaha.
Aset-aset strategis, seperti lahan perkebunan dan fasilitas produksi, terus dikelola dengan pendekatan keberlanjutan untuk memberikan nilai tambah jangka panjang.
Di sisi lain, arus kas operasi bersih Holding PTPN saat ini menunjukkan kondisi yang sehat dan semakin kuat, dengan nilai mencapai Rp10,16 Triliun. Kinerja arus kas operasi yang solid ini mencerminkan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas inti bisnisnya. Hal ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, tetapi juga memberikan fondasi yang kokoh untuk mendukung berbagai proyek pengembangan strategis di masa depan.
Berbagai capaian positif tersebut tidak lepas dari implementasi transformasi menyeluruh di tubuh Holding Perkebunan Nusantara, termasuk restrukturisasi organisasi, penerapan teknologi digital, dan komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Transformasi tersebut tidak hanya meningkatkan kinerja keuangan, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain utama dalam industri perkebunan nasional bahkan global.
Misran, Corporate Secretary Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
(dnu/dnu)