Tragedi Pembacokan di SPBU Camplong Sampang Diduga Barcode Tak Terpindai

Tragedi Pembacokan di SPBU Camplong Sampang Diduga Barcode Tak Terpindai

Sampang (beritajatim.com) – Terungkap penyebab tragedi berdarah yang menimpa Hairuddin (29), petugas SPBU di Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang. Ia menjadi korban penganiayaan dengan senjata tajam oleh sekelompok orang akibat masalah sepele.

Insiden yang membuat korban mengalami luka bacok serius dan kini dirawat kritis di RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang itu ternyata dipicu oleh masalah barcode kendaraan yang tidak dapat dipindai saat pembelian bahan bakar, Selasa (21/10/2025).

Salah satu saksi mata yang juga rekan kerja korban, Pardi (20), menceritakan bahwa peristiwa bermula saat seorang pria datang mengisi bahan bakar. Namun, barcode kendaraannya tidak bisa dipindai oleh sistem SPBU. “Orangnya langsung marah-marah. Katanya, ‘kok barcode saya gak bisa, padahal sering dipakai’. Dari situ dia mulai emosi,” ujarnya.

Amarah pria yang diduga sebagai salah satu pelaku berinisial M semakin menjadi-jadi. Ia langsung mengeluarkan pisau dan menantang korban berkelahi. “M ini teriak ngajak carok. Korban sempat menegur karena melihat pelaku seperti orang mabuk, tapi malah makin marah,” terang Pardi.

Tak lama kemudian, pelaku M menelepon rekannya. Hanya dalam waktu lima menit, dua orang datang dari arah utara membawa celurit. “Saya langsung lari kasih tahu ke Abah Saudi (pemilik SPBU),” katanya.

Saat situasi memanas, Abah Saudi datang dan berusaha melerai. Namun, salah satu pelaku justru langsung menyerang korban dengan celurit hingga mengalami luka-luka parah. “Abah sempat pasang badan di depan korban. Kalau gak ada Abah, mungkin korban bisa meninggal di tempat,” tuturnya.

Beberapa saat kemudian, korban yang masih sempat meminta air langsung dilarikan ke Puskesmas Camplong, lalu dirujuk ke RSUD Sampang. “Korban dirawat intensif di ruang ICU setelah menjalani operasi,” pungkasnya. [kun]