Jakarta –
Lebih dari 100 orang tewas dan banyak yang terluka dalam peristiwa kebakaran di sebuah perayaan pernikahan di Qaraqosh, Irak Utara.
Kepada BBC, sejumlah saksi mata menggambarkan insiden itu sangat mengerikan dan orang-orang menjadi panik ketika api mulai membesar.
Ghaly Nassim yang berusia 19 tahun hanya berjarak beberapa meter dari ruang perjamuan al-Haitham saat kebakaran terjadi pada Selasa malam.
Ia bergegas menolong lima temannya yang terjebak di dalam.
“Satu pintu terkunci, jadi kami membukanya dengan paksa. Kobaran api nampak keluar dari aula. Rasanya seperti pintu neraka terbuka,” katanya.
“Suhunya tak tertahankan. Saya tidak bisa menggambarkan panasnya.”
Sekitar 115 orang tewas dan lebih dari 150 korban luka-luka dalam kebakaran yang terjadi saat pesta dansa pertama kedua mempelai. Belum diketahui apakah pasangan itu selamat.
Para penyintas mengatakan api melahap gedung itu dengan sangat cepat. (Reuters)
Nassim menyebut kejadian itu sebagai “tragedi”.
“Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain lari dari api,” ucapnya yang terdengar kelelahan melalui sambungan telepon.
“Setelah petugas pemadam kebakaran tiba, saya bergegas masuk untuk mencari teman-teman saya. Sata lihat 26 mayat di kamar mandi. Seorang gadis berusia 12 tahun terbakar habis dan tergeletak di sudut ruangan.”
Juru bicara media Pertahanan Sipil Irak, Gawdat Abdul Rahman, mengatakan kepada BBC bahwa kebakaran tersebut disebabkan oleh kembang api yang dinyalakan di dalam aula di kota yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.
Penggunaan bahan bangunan yang mudah terbakar di aula, diduga membuat api cepat menyebar, tambahnya.
Nassim juga meyakini kurangnya pintu keluar darurat yang memadai memperburuk keadaan.
Sebab sebagian besar tamu mencoba keluar menggunakan pintu masuk utama aula -yang kemudian diduga menimbulkan kerumunan.
Hancur dalam hitungan menit
Nassim juga berkata, teman-temannya ada yang selamat.
Salah satunya Tommy Uday.
BBCPenggunaan bahan bangunan yang mudah terbakar di aula, diduga membuat api cepat menyebar.
Remaja 17 tahun mengatakan saat itu sedang berdiri di samping pintu keluar ketika kebakaran terjadi. Hal ini memungkinkan dia melarikan diri dengan cepat.
“Saya melihat kepulan asap hitam besar keluar dari langit-langit, jadi saya segera berlari keluar,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa “seluruh tempat itu hancur hanya dalam waktu lima menit”.
Sekitar 50 jenazah dimakamkan pada Rabu (27/09). Sisa jenazah diperkirakan akan dikubur keesokan hari. Tapi masih banyak orang mencari anggota keluarga mereka.
Ghazwan misalnya, dia terpisah dari istrinya yang berusia 33 tahun, putranya yang berumur empat tahun, serta putrinya yang berusia 13 tahun kala kebakaran terjadi.
Putrinya yang lain, yang berusia 10 tahun, keluar dari aula dan “mengalami luka bakar hampir 98% di tubuhnya,” kata saudara perempuan Ghazwan, Eisan kepada BBC.
Dia mengatakan saudara laki-lakinya sedang berkeliling rumah sakit untuk mencari keluarganya.
Rumah sakit kewalahan
Di pusat medis khusus luka bakar di Mosul, Dr Waad Salem, berkata kepada BBC bahwa 60% korban luka mengalami luka bakar parah.
“Mayoritas luka bakar terjadi di wajah, dada, dan tangan,” katanya dengan menambahkan bahwa perempuan dan anak-anak termasuk yang paling terdampak.
BBCKurangnya pintu keluar darurat yang memadai memperburuk keadaan.
Kepala Perawat Israa Mohammed merawat korban luka sepanjang malam. Dia mengatakan merawat sekitar 200 pasien.
“Apa yang saya lihat sangat mengerikan,” katanya.
“Saya telah melihat orang-orang dengan lebih dari 90% tubuhnya terbakar habis,” sambungnya.
Dia menambahkan, bahwa setidaknya 50 anak dinyatakan meninggal setelah tiba di rumah sakit.
“Saya tidak bisa menggambarkan apa yang saya rasakan.”
“Saya tahu mereka kehilangan anggota keluarga mereka. Setidaknya tiga keluarga kehilangan setiap anggota keluarga dalam kebakaran itu. Masyarakat bersedih, tidak hanya di Provinsi Niveneh tapi di seluruh Irak. Seluruh negara sedih.”
(ita/ita)