Jombang (beritajatim.com) – Jalan raya Desa Grobogan, Kecamatan Mojowarno, tampak ramai lancer, Jumat (29/8/2025). Suasana cerah, matahari bergelayut di atas kepala. Lalu lintas tak terlalu padat, kendaraan melaju dengan ritme khas jalur pedesaan yang menghubungkan antar kecamatan. Namun ketenangan itu mendadak pecah oleh suara dentuman keras.
Seorang pengendara sepeda motor Yamaha Vega bernopol S-5437-YQ, melaju dari arah utara. Ia adalah Agus Saiful Hidayatulloh, 25 tahun, karyawan swasta asal Dusun Jabaran, Desa Kedungpari, Mojowarno. Motor yang dikendarainya menabrak bagian belakang dump truk Hino bernopol S-8227-UP yang terparkir di sisi timur jalan.
Dump truk itu tidak sedang melintas. Kendaraan besar tersebut berhenti untuk perbaikan kecil di tepi jalan. Dalam sekejap, motor Agus menghantam keras bagian belakang truk. Tubuhnya terpental, luka-luka menghiasi raganya. Warga sekitar bergegas menolong, lalu membawanya ke Rumah Sakit Kristen (RSK) Mojowarno untuk mendapatkan perawatan darurat.
Sementara pengemudi dump truk, Sudarmanto (38), warga Desa Talok, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto, sama sekali tidak mengalami luka. Ia masih terpaku di dekat kendaraannya, kaget sekaligus panik melihat insiden yang baru saja terjadi.
Di lokasi kejadian, warga yang menjadi saksi mata tak bisa menyembunyikan keterkejutan. Saturi (57), seorang karyawan swasta warga Desa Grobogan, menyaksikan langsung momen itu.
“Sepeda motor itu melaju dari utara lalu menabrak dump truk yang berhenti di pinggir jalan. Saat itu lalu lintas ramai lancar dan cuaca cerah,” ujarnya.
Saksi lain, Afi Mujahidin (25), yang juga warga Desa Grobogan, turut memastikan kronologi yang sama. Menurutnya, motor melaju cukup kencang, seolah pengendara tak menyadari ada kendaraan besar yang berhenti di sisi jalan.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, menegaskan pihaknya sudah menerima laporan terkait insiden tersebut. “Benar, satu pengendara motor mengalami luka dan saat ini dirawat di rumah sakit. Untuk pengemudi dump truck tidak mengalami luka,” katanya.
Insiden di Mojowarno ini seakan menjadi pengingat betapa rapuhnya keselamatan di jalan raya. Perjalanan yang semula biasa saja bisa berubah menjadi malapetaka dalam sekejap, terlebih ketika faktor kewaspadaan berkurang atau kondisi jalan tak sepenuhnya aman.
Polisi masih menangani kasus ini, sembari mengimbau para pengendara untuk lebih berhati-hati. Jalan raya, betapapun terlihat sepi dan cerah cuacanya, tetap menyimpan risiko. Jarak aman, kecepatan terkontrol, dan konsentrasi penuh menjadi kunci agar peristiwa serupa tak kembali terjadi di jalanan Jombang. [suf]
