Gresik (beritajatim.com) – Bulan suci Ramadhan yang akan segera berakhir, terutama di penghujung bulan setiap umat Muslim menantikan momen yang paling Istimewa yaitu Malam Lailatul Qadar. Malam ganjil 10 hari terakhir di bulan Ramadhan dipercaya sebagai malam yang penuh berkah, ampunan, dan kemurahan Allah SWT. Lalu bagaimana tradisi Malam Selawe di Makam Sunan Giri, Gresik Jatim?
Di tengah semarak Ramadan, khususnya saat memasuki 10 hari terakhir, terdapat tradisi khas di Gresik, Jawa Timur, menyambut Lailatul Qadar dengan cara yang sudah ada sejak dulu. Malam Selawe, atau yang biasa disebut juga Malam Selawean.
Malam Selawe merupakan tradisi berziarah ke makam Sunan Giri, salah satu tokoh Wali Songo yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa, yang terletak di Gresik. Terutama pada malam 25 Ramadhan, masyarakat berbondong-bondong menuju makam ini, memenuhi tempat tersebut dengan dzikir, doa, dan ibadah lainnya. Dipercaya bahwa malam tersebut adalah malam turunnya Lailatul Qadar.
Namun, Malam Selawe tidak hanya sekadar ritual keagamaan semata. Di sekitar makam, terdapat pasar malam yang ramai dengan aktivitas. Berbagai jajanan khas daerah, barang-barang kerajinan, dan peralatan ibadah dijual di sini, menciptakan suasana yang meriah dan penuh kebersamaan di antara para pengunjung.
Selain itu, Malam Selawe juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antar warga dan meningkatkan kesadaran spiritual. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, tradisi ini tetap menjadi penanda kekuatan spiritual dan kebersamaan yang masih terjaga dengan kokoh di tengah masyarakat.
Dengan memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, semangat untuk memburu Lailatul Qadar semakin membara. Dan di tengah riuhnya keramaian Malam Selawe di Makam Sunan Giri, Gresik, kita diingatkan kembali akan keagungan dan kemurahan Allah SWT, serta pentingnya menjaga tradisi dan kebersamaan dalam perjalanan spiritual kita. [aje]