Topik: TKDN

  • Dari Importir Jadi Basis Produksi Global

    Dari Importir Jadi Basis Produksi Global

    Jakarta

    Industri otomotif Indonesia berkembang begitu pesat setelah lebih dari 50 tahun berkiprah. Dulu, kendaraan yang ada di Indonesia harus diimpor dari luar negeri. Sekarang, Indonesia menjadi basis produksi otomotif untuk dunia.

    PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) baru saja merayakan 3 juta unit ekspor kendaraan Toyota ke lebih dari 100 negara di berbagai belahan dunia. Pencapaian ini tidak dapat diraih melalui proses singkat, namun membutuhkan kerja keras dan dedikasi panjang.

    Perjalanan membangun industri otomotif nasional dimulai dari aktivitas impor di tahun 1970-an. Kini, industri otomotif Tanah Air sudah mampu memproduksi kendaraan yang berstandar global.

    “Industri otomotif Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi industri yang matang, melalui perjalanan panjang sejak era 1970-an dalam 7 tahap. Dimulai sebagai importir kendaraan, bertransformasi hingga akhirnya mampu memproduksi mesin, komponen, hingga kendaraan utuh dalam skala besar,” kata Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT TMMIN.

    Seiring berjalannya waktu, lanjut Bob, tingkat kandungan lokal terus meningkat. Bahkan sekarang tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mobil buatan Indonesia telah mencapai lebih dari 80 persen.

    “Saat ini, Indonesia tidak hanya menjadi basis produksi kendaraan berbasis mesin ICE, namun juga kendaraan elektrifikasi untuk pasar domestik maupun ekspor. Transformasi ini menunjukkan bahwa proses produksi otomotif nasional telah mencapai level lebih tinggi, sebagai industri yang mampu menjalankan seluruh tahapan produksi, hingga menjadi produk akhir berdaya saing di pasar global,” ujar Bob.

    Industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang menjadi tumpuan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini menyumbang 18,98% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan berkontribusi sebesar 0,9% terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,03% pada tahun 2024.

    Industri otomotif juga berperan penting dalam penerimaan pajak. Tidak hanya melalui Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang dikenakan secara nasional, tetapi juga melalui Pajak Daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Menurut Kementerian Dalam Negeri, penerimaan pajak dari kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber utama Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berpengaruh terhadap fiskal daerah.

    “Terimakasih kepada masyarakat Indonesia, konsumen dan pelanggan, jaringan penjualan, serta para pemangku kepentingan yang telah mendukung perkembangan industri otomotif dalam negeri sehingga dapat menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan kontributor positif bagi neraca perdagangan melalui kegiatan ekspor,” ujar Nandi Julyanto Presiden Direktur PT TMMIN.

    Berdasarkan data GAIKINDO, sepanjang Januari hingga September 2025 ekspor kendaraan utuh Toyota hasil produksi anak bangsa sebanyak 218.162 unit. Ekspor mobil Toyota menguasai sekitar 57% terhadap total ekspor industri otomotif nasional, yang mencapai 384.382 unit.

    Adapun model kendaraan primadona ekspor PT TMMIN diantarany Kijang Innova (ICE dan HEV), Veloz, Fortuner, dan Yaris Cross (ICE dan HEV). Sementara itu, dua line up kendaraan elektrifikasi Toyota yaitu Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV berkontribusi 7% terhadap total kinerja ekspor Toyota di kawasan Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, dan Afrika.

    Berikut daftar mobil Toyota buatan Indonesia yang mendunia:

    Ekspor Toyota Januari-September 2025Tipe SUV (Fortuner, Rush, Raize): 79.558 unitTipe MPV (Kijang Innova, Kijang Innova Zenix, Avanza, Town/Lite Ace, Veloz): 75.523 unitTipe Sedan, Hatchback, LCGC (Agya, Yaris Cross): 47.333 unitTipe Kijang Innova Zenix Hybrid: 9.269 unitTipe Yaris Cross Hybrid: 6.479 unit.

    (rgr/lth)

  • Mobil Listrik Maxus Rakitan Lokal Mulai Dikirim ke Konsumen

    Mobil Listrik Maxus Rakitan Lokal Mulai Dikirim ke Konsumen

    Jakarta

    Maxus, merek yang bernaung di bawah Indomobil Group dan didukung SAIC Motor, resmi menyerahkan batch pertama unit Maxus Mifa 7 dan Mifa 9 produksi lokal kepada pelanggan di Indonesia. Ini menjadi pencapaian penting brand mobil listrik asal China itu.

    “Kami sangat bangga dapat menyerahkan batch pertama Mifa 7 dan Mifa 9 hasil produksi dalam negeri kepada pelanggan di Indonesia. Ini bukan hanya peluncuran produk, tetapi bukti nyata dari komitmen jangka panjang kami untuk memastikan kepuasan pelanggan yang berkelanjutan, di mana setiap unit yang diterima konsumen memenuhi standar kualitas, keamanan, dan kenyamanan tertinggi serta didukung dengan layanan purnajual yang solid,” jelas Yudhy Tan, Chief Operating Officer PT Indomobil Energi Baru, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Maxus di Indonesia, dalam keterangan resminya.

    Mobil listrik Maxus rakitan lokal mulai dikirim ke konsumen Indonesia Foto: Dok. Maxus

    Baik Mifa 7 maupun Mifa 9 dirancang sebagai MPV listrik premium yang memadukan teknologi canggih, desain elegan, dan kenyamanan kabin terbaik di kelasnya. Konfigurasi kabin yang luas dan ergonomis membuat kedua model ini ideal bagi keluarga modern maupun penggunaan bisnis. Setiap detail interior menampilkan material berkualitas, ambient lighting system, serta ventilated & massage electric seats hingga baris kedua pada Mifa 9 memberi pengalaman berkendara mewah dan tenang.

    Setiap unit Mifa 7 dan Mifa 9 rakitan lokal telah melalui uji dan validasi ketat. Dua MPV listrik premium keluaran Maxus ini juga telah mengantongi sertifikat keselamatan global Euro NCAP dengan rating bintang lima.

    Maxus juga menegaskan komitmen terhadap elektrifikasi nasional. Perusahaan telah terdaftar dalam program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan mulai melakukan produksi lokal sejak Juli 2025 dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 40%. Produksi dalam negeri diharapkan mempercepat pasokan unit, memperkuat layanan purnajual, dan meningkatkan ketersediaan suku cadang.

    “Sebagai bagian dari Indomobil Group yang memiliki hampir 50 tahun pengalaman di industri otomotif Indonesia, kami percaya bahwa kehadiran Maxus memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara dalam mencapai Net Zero Emission 2060,” tambah Yudhy Tan.

    “Kolaborasi antara SAIC dan Indomobil mencerminkan komitmen kami untuk menghadirkan standar global ke dalam produksi lokal. Kami memastikan bahwa setiap unit yang keluar dari fasilitas perakitan di Indonesia memiliki tingkat keselamatan, kenyamanan, dan kualitas yang sama dengan model yang dipasarkan di pasar internasional,” ungkap Cao Chenguang, General Manager of Asia Region, SAIC Motor Corp., Ltd.

    Keberhasilan ini menjadi fondasi bagi pengembangan rantai pasok lokal, transfer teknologi, dan penguatan kapasitas manufaktur-mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional yang lebih hijau, berdaya saing, dan berkelanjutan.

    (lua/rgr)

  • Elektronik-HP Impor Bakal Kena Tarif Tambahan, Indef Ungkap Plus Minusnya

    Elektronik-HP Impor Bakal Kena Tarif Tambahan, Indef Ungkap Plus Minusnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai rencana intensifikasi tarif bea masuk produk elektronik dan handphone demi mengejar target penerimaan negara tahun depan dapat berisiko pada harga jual ke konsumen. 

    Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan, meski begitu, intensifikasi tarif ini juga dapat memberi efek ganda bagi industri, pasar, dan investasi di dalam negeri.

    “Tentunya menurut saya ini akan menjadi insentif bagi investor asing yang ingin berinvestasi di Indonesia karena Indonesia dalam hal ini pasar yang cukup besar khususnya untuk produk-produk elektronik rumah tangga,” ujar Andry kepada Bisnis, Selasa (14/10/2025). 

    Menurut dia, langkah itu dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar strategis. Namun, dia menyebut pemerintah juga harus memperhatikan dampaknya terhadap industri dalam negeri. 

    Kebijakan intensifikasi tersebut harus diiringi dengan penguatan industri elektronik dan handphone domestik, serta memberikan peluang bagi investor yang sudah masuk untuk memiliki prioritas dalam mengakses pasar domestik.

    Tak dipungkiri rencana penerapan tarif masuk tambahan ini juga dapat mengurangi banjir impor. Pasalnya, Andry menyoroti bahwa lonjakan produk impor murah, khususnya dari China, turut menekan industri elektronik lokal dan menyebabkan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK). 

    “Kita tahu bahwa terkait dengan maraknya PHK di industri elektronik, ini memang karena gempuran dari produk-produk impor murah yang berasal dari Tiongkok,” ujarnya.

    Dia menambahkan, kebijakan bea masuk perlu disertai peningkatan kapasitas industri nasional agar tidak merugikan konsumen. Dengan kenaikan tarif maka akan berdampak pada harga jual produk elektronik rumah tangga dan handphone. 

    “Kalau hal tersebut tidak terjadi maka dari sisi konsumen yang akan menanggung karena konsumen pada akhirnya tidak memiliki pilihan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya,” ucapnya. 

    Lebih lanjut, Andry menilai kebijakan serupa untuk handphone perlu diarahkan agar Indonesia bisa masuk dalam rantai pasok global. 

    “Kalau dari sisi handphone harapannya sih kita bisa masuk dalam supply chain industri handphone. Tentunya apakah itu dari sisi perakitan yang memang pada akhirnya bisa dipasarkan di Indonesia dan juga kita ingin mendorong bahwa industri-industri domestik atau investasi asing yang masuk ke Indonesia juga memproduksi parts atau komponen dari handphone,” jelasnya.

    Menurut Andry, kebijakan ini penting untuk dikaitkan dengan kebijakan tarif dengan penerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) agar kebijakan bea masuk tidak hanya menambah pendapatan negara, tetapi juga memperkuat basis industri lokal. 

    “Harapannya insentif TKDN itu juga terefleksikan dari tarif biaya masuk untuk barang impor. Jadi bagaimana kalau misalnya kita bisa menggabungkan antara kedua kebijakan ini, di mana silakan saja untuk mengimpor produk dari Thailand asal parts atau komponennya juga dibuat di Indonesia,” pungkasnya.

    Diberitakan sebelumnya, pemerintah akan melakukan intensifikasi tarif bea masuk untuk barang impor tertentu seperti handphone maupun elektronik sejalan dengan naiknya target penerimaan kepabeanan dan cukai pada APBN 2026. 

    Untuk diketahui, APBN 2026 yang telah disahkan menjadi undang-undang (UU) menargetkan penerimaan negara tahun depan dari kepabeanan dan cukai sebesar Rp336 triliun. Target itu naik 11,4% dari outlook APBN 2025 sebesar Rp301,6 triliun. 

    Meski demikian, target penerimaan dari pos bea masuk dan cukai turun dari outlook 2025, masing-masing sebesar 5,7% dan 0,3%. Sebab, penerimaan bea masuk diperkirakan terdampak tarif resiprokal AS dan IEU CEPA, sedangkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau rokok yang berkontribusi besar terhadap penerimaan bea cukai diputuskan bertahan pada level yang sama. 

    Untuk mengimbangi naiknya target penerimaan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal melakukan intensifikasi maupun ekstensifikasi. Intensifikasi dalam hal ini dilakukan salah satunya kepada tarif bea masuk kepada barang-barang seperti HP dan alat elektronik. 

    “Intensifikasi tarif bea masuk komoditas tertentu seperti handphone, elektronik, ini sedang kita proses untuk intensifikasinya,” ungkap Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis Bea Cukai Kemenkeu, Muhammad Aflah Farobi pada Media Gathering APBN 2026 di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).

  • Pemerintah Ramu Insentif Baru untuk Kendaraan Komersial Listrik di RI

    Pemerintah Ramu Insentif Baru untuk Kendaraan Komersial Listrik di RI

    Jakarta

    Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah melakukan pertemuan dengan para petinggi SAIC Motor di Shanghai, China, Kamis (9/10). Pada agenda tersebut, mereka mengaku sedang menggodok aturan insentif untuk kendaraan komersial listrik.

    SAIC Motor yang memayungi beberapa merek mobil seperti Wuling, MG dan Maxus meminta pemerintah Indonesia agar terus melanjutkan program Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk kendaraan listrik seperti mobil penumpang dan bus.

    Selain itu, mereka juga meminta cakupan PPN DTP diperluas untuk kendaraan komersial listrik. Sebab, SAIC sudah mulai memproduksi kendaraan terkait di Indonesia, yakni Wuling MitraEV.

    SAIC ketemu Kemenperin bahas insentif kendaraan komersial listrik. Foto: Doc. Kemenperin

    Soal permintaan tersebut, Sekretaris Jenderal Kemenperin RU, Eko S.A. Cahyanto menegaskan, pihaknya sedang menggodok pemberian PPN DTP untuk kendaraan komersial listrik. Namun, dia tak mengungkap, progress-nya sudah sejauh apa.

    “Untuk usulan keberlanjutan insentif PPN DTP maupun penambahan lingkup insentif PPN DTP untuk kendaraan komersial saat ini sedang dalam pembahasan internal pemerintah,” ujar Eko, dikutip dari keterangan resmi Kemenperin RI.

    Kemenperin juga mendorong PT SGMW Motor Indonesia untuk memperbanyak variasi line up produk di Indonesia yang disesuaikan dengan selera konsumen Indonesia, serta penambahan investasi baru dalam rangka meningkatkan nilai TKDN.

    Bahkan, Pemerintah Indonesia terus mendorong SAIC untuk menjajaki peningkatan kapasitas ekspor kendaraan listrik (EV) yang diproduksi di Indonesia, guna memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor EV di ASEAN.

    “Kami berharap SAIC dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai rencana investasi berikutnya di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan platform elektrifikasi dan teknologi baru,” tuturnya.

    Eko menambahkan, Kemenperin terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif dan insentif bagi pengembangan kendaraan listrik, baik untuk produksi kendaraan maupun komponennya seperti baterai dan sistem penggerak listrik.

    “Dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan pelaku industri, kami optimistis Indonesia dapat menjadi hub kendaraan listrik di kawasan,” kata dia.

    (sfn/rgr)

  • Produsen Alat Berat China Bangun Pabrik Rp5,2 Triliun di Karawang

    Produsen Alat Berat China Bangun Pabrik Rp5,2 Triliun di Karawang

    Bisnis.com, JAKARTA — Produsen alat berat asal China, LiuGong Indonesia akan berinvestasi US$317 juta atau setara Rp5,2 triliun untuk membangun pabrik yang memproduksi alat berat di Kawasan Industri Artha Industrial Hill, Karawang Barat.

    Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman LiuGong Indonesia melalui PT LiuGong Machinery Manufacturing Indonesia terkait rencana investasi di kawasan industri tersebut. 

    Presiden Direktur LiuGong Indonesia Levi Lin mengatakan pihaknya menargetkan fasilitas manufaktur tersebut akan mulai beroperasi pada 2026. 

    “Pabrik ini bakal menjadi salah satu pabrik alat berat terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi hingga 5.000 unit per tahun pada 2030,” kata Levi Lin dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (11/10/2025). 

    Dengan total investasi senilai US$ 317 juta, fasilitas manufaktur LiuGong akan dilengkapi teknologi tinggi seperti Automated Guided Vehicle (AGV), sistem digital manufacturing execution system (MES), serta pusat riset dan pengembangan (R&D) untuk kendaraan konstruksi berbasis listrik.

    Perusahaan tersebut juga berkomitmen meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan menggandeng pemasok lokal. Perusahaan menargetkan sertifikasi formal TKDN dalam lima tahun pertama operasional.

    Hasil produksi dari pabrik LiuGong tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik. LiuGong akan mengekspornya ke sejumlah negara di Asia Tenggara, Australia, dan Amerika Utara secara bertahap. 

    Potensi kontribusi devisa dari aktivitas bisnis tersebut mencapai US$40 juta per tahun. Levi mengatakan investasi ini merupakan wujud kontribusi LiuGong pada penguatan ekosistem industri alat berat di dalam negeri. 

    “Investasi ini bukan hanya soal membangun pabrik, tetapi juga tentang membangun masa depan industri alat berat Indonesia. Kami ingin menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong kemandirian teknologi dan meningkatkan daya saing global,” ujarnya.

    Pabrik di Indonesia akan memperluas basis produksi LiuGong. Perusahaan alat berat asal Tiongkok ini sudah memiliki sejumlah fasilitas produksi di berbagai lokasi di Tiongkok, India, dan Argentina.

    Sebagai informasi, proyek tersebut didukung oleh Artha Industrial Hill melalui program 1ADAPT, yang memberikan kemudahan perizinan, riset pasar, dan layanan investasi. 

    Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan berbagai pemangku kepentingan, pihaknya optimistis kehadiran pabrik baru ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat manufaktur dan inovasi alat berat berkelas dunia.

  • Tangki BBM Lawe-Lawe Kelar Dibangun, Jadi Terbesar di Asia Tenggara – Page 3

    Tangki BBM Lawe-Lawe Kelar Dibangun, Jadi Terbesar di Asia Tenggara – Page 3

    Melalui proyek RDMP Balikpapan Lawe-Lawe, KPI telah menyelesaikan pemasangan 1 unit SPM baru yang memungkinkan kapal tanker berbobot hingga 320.000 DWT berlabuh di sana.

    “Pengoperasian SPM baru ini akan meningkatkan fleksibilitas pengiriman minyak mentah, karena sebelumnya Kilang Balikpapan juga telah mengoperasikan SPM dengan kapasitas 150.000 DWT,” kata Milla.

    SPM baru ini dihubungkan ke Terminal Lawe-Lawe dengan pipa besar berdiameter 52 inchi sepanjang sekitar 20,2 km dimana sekitar 13,9 km nya berada di laut dan sisanya berada di daratan.

    Selanjutnya, untuk penyaluran minyak mentah dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang di Balikpapan, proyek RDMP Balikpapan Lawe-lawe juga telah menyelesaikan pembangunan pipa berukuran 20 inchi sepanjang sekitar 18,9 km.

    Dari ruas pipa tersebut sepanjang sekitar 14,4 kmberada di darat, dan sisanya berada di Teluk Balikpapan. Proyek pembangunan tangki di Lawe-Lawe dimulai sejak Oktober 2019.

    Menurut Milla, denganmakin tingginya perkembangan proyek RDMP Balikpapan secara keseluruhan, KPI menargetkan pengisian perdana minyak mentah di tangki baru ini akan dilakukan pada awal November 2025.

    “Seluruh proyek yang dilaksanakan di Lawe-Lawe juga memberikan dampak pada pemakaian produk-produk dalam negeri. Tercatat angka TKDN proyek Lawe-Lawe periode sampai Desember 2024 di angka 40,49%,” kata Milla.

     

  • Pendaftaran iPhone 17 Dibuka, Harga iPhone 16 Jadi Segini di RI

    Pendaftaran iPhone 17 Dibuka, Harga iPhone 16 Jadi Segini di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seri iPhone 17 akan segera tersedia di Tanah Air. Laman resmi iBox dan Digimap sudah membuka pendaftaran bagi peminat yang ingin melakukan pemesanan awal (pre-order).

    Belum diungkap kapan waktu pasti pre-order dibuka, serta ketersediaan resmi seri iPhone 17 di Indonesia. Harganya juga belum diungkap, meski ada bocoran yang beredar menyebutkan patokannya mulai Rp 17-42 jutaan.

    Terlepas dari kehadiran iPhone 17 yang tinggal menunggu waktu, tampak seri iPhone 16 mengalami penurunan harga di Indonesia pada awal Oktober 2025.

    Pantauan CNBC Indonesia, harga seri iPhone 16 memang selalu mendapat pemangkasan, bahkan sejak pertama kali dirilis pada Maret 2025 lalu. Kemungkinan hal ini dilakukan untuk mendorong minat beli masyarakat, pasca keterlambatan iPhone 16 di Tanah Air karena sempat tersandung regulasi TKDN.

    Untuk Oktober 2025, diskon masih digelar untuk seri iPhone 16. Namun, beberapa varian justru mengalami penyesuaian harga lebih tinggi dibandingkan diskon yang digelar pada September 2025.

    Selengkapnya, berikut harga terbaru iPhone 16 di Indonesia, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di laman resmi iBox Indonesia, Senin (6/10/2025):

    1. Harga iPhone 16e

    128GB: Rp 11.749.000 (harga awal Rp 12.749.000)

    256GB: Rp 14.249.000 (harga awal Rp 15.249.000)

    512GB: Rp 18.249.000 (harga awal Rp 19.249.000)

    2. Harga iPhone 16

    128GB: Rp 14.999.000 (harga awal Rp 16.999.000)

    256GB: Rp 16.499.000 (harga awal Rp 19.499.000)

    512GB: Rp 20.999.000 (harga awal Rp 23.499.000)

    3. Harga iPhone 16 Plus

    128GB: Rp 17.249.000 (harga awal Rp 18.999.000)

    256GB: Rp 19.749.000 (harga awal Rp 21.499.000)

    512GB: Rp 22.999.000 (harga awal Rp 25.499.000)

    4. Harga iPhone 16 Pro

    128GB: Rp 17.999.000 (harga awal Rp 21.999.000)

    256GB: Rp 20.999.000 (harga awal Rp 24.499.000)

    512GB: Rp 25.499.000 (harga awal Rp 28.499.000)

    1TB: Rp 29.999.000 (harga awal Rp 32.499.000)

    5. Harga iPhone 16 Pro Max

    256GB: Rp 21.999.000 (harga awal Rp 25.999.000)

    512GB: Rp 27.499.000 (harga awal Rp 30.999.000)

    1TB: Rp 32.499.000 (harga awal Rp 34.999.000).

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kapal Selam Tanpa Awak Produksi RI Unjuk Gigi, Kemampuannya Fantastis

    Kapal Selam Tanpa Awak Produksi RI Unjuk Gigi, Kemampuannya Fantastis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kapal selam tanpa awak otonom atau KSOT-008 akhirnya diperlihatkan ke masyarakat Indonesia pada HUT ke-80 TNI di Monas kemarin, Minggu (5/10/2025). Kapal selam canggih ini merupakan karya anak bangsa yang diproduksi langsung oleh PT PAL Indonesia (Persero).

    Bentuk Kapal Selam KSOT-008 tidak sebesar kapal selam pada umumnya, namun dilengkapi persenjataan canggih, termasuk torpedo. Mengutip penjelasan PT PAL Indonesia, Senin (6/10/2025), Kapal Selam Autonomous (KSOT) merupakan produk terbaru mereka hasil kerja sama dengan perusahaan asal Jerman Diehl Defense yang berfokus pada produksi underwater missile.

    Kapal selam autonomous siap menjalankan fungsi asasi tempur. KSOT sendiri memiliki periode operasi yang sangat panjang hingga 72 jam. Konsep strategi yang diusung KSOT hampir mirip dengan Kapal Serang Ringan (KSR).

    KSOT memiliki bobot 37,28 ton dengan panjang keseluruhan 15 meter, lebar 2,2 meter, dan draft 1,85 meter. Kapal selam tanpa awak ini memiliki kecepatan sebesar 20 knot dan dilengkapi dengan Artificial Intelligence (AI), yang dapat dimonitor dari jarak jauh untuk mengirimkan informasi ke pusat komando.

    Foto: Kapal selam tanpa awak KSOT-008 dipamerkan di HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Sekretariat Presiden)
    Kapal selam tanpa awak KSOT-008 dipamerkan di HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025). (Tangkapan Layar Youtube/Sekretariat Presiden)

    Melalui kerja sama dengan Diehl Defense, KSOT juga dilengkapi persenjataan, layaknya kapal selam pada umumnya. Yaitu 6 rudal torpedo black shark dan exocet missile. Kapal selam ini juga dilengkapi alat navigasi dan komunikasi yang canggih.

    Indonesia sebagai negara yang 70% luas wilayah berupa perairan, penting akan adanya dukungan kapal selam. Mengingat pembuatan kapal selam pada umumnya memerlukan investasi yang besar dan dalam rentang waktu tertentu, Kapal Selam Autonomous (KSOT) dapat menjadi solusi.

    Dalam produksinya, Kapal Selam Autonomous memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih besar dibanding produk-produk kapal perang lainnya. Kapal selam Autonomous sendiri belum banyak dimiliki oleh negara-negara maju

    Berikut spesifikasi kapal selam KSOT-008:

    Mampu menjelajah di bawah permukaan
    Waktu tempuh 72 jam
    Kecepatan jelajah maksimal 20 knot
    Jangkauan maksimal 203 miles
    6 rudal torpedo black shark
    Exocet missile
    Alat navigasi dan komunikasi yang canggih

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tantangan Berat Industri Logam dan Mesin Kejar Target Kontribusi Manufaktur 20%

    Tantangan Berat Industri Logam dan Mesin Kejar Target Kontribusi Manufaktur 20%

    Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA) menyebutkan target kontribusi manufaktur di level 20,8% bukan tidak mungkin, meskipun kemungkinannya kecil untuk dapat dicapai akhir tahun ini. 

    Ketua Umum GAMMA, Dadang Asikin mengatakan bahwa dengan kondisi global yang masih penuh tantangan ketidakpastian global yang dipicu perlambatan ekonomi dunia, ketegangan geopolitik, hingga pelemahan permintaan ekspor, maka untuk mencapai angka 20,8% dalam sisa waktu tahun 2025 ini menjadi tantangan yang cukup berat.

    “Kami melihat [industri pengerjaan logam dan mesin Indonesia] memiliki potensi mendorong kenaikan meski secara realistis capaian di atas 20% membutuhkan strategi jangka menengah, bukan sekadar dalam hitungan bulan di sisa akhir tahun 2025,” ujar Dadang kepada Bisnis, dikutip Minggu (5/10/2025). 

    Apalagi, dalam satu dekade terakhir, kontribusi manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami stagnasi di kisaran 18%—19%.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor manufaktur tercatat sebagai penggerak utama ekonomi kuartal II/2025 dengan kontribusinya ke PDB mencapai 18,67%.

    Kendati naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022, 2023, dan 2024, kontribusi sektor manufaktur masih terjebak di angka 18%. Masih jauh dibandingkan dengan kuartal II/2021 yang mencapai 19,29% atau masa sebelum pandemi pada kuartal II/2018 dan 2019 yang masing-masing sebanyak 19,8% dan 19,52%. 

    Tak hanya itu, kontribusi manufaktur periode baru ini masih cenderung stagnan, bergeming jika dibandingkan dengan se-dekade lalu atau kuartal II/2015 yang mampu tembus ke angka 20,91% secara tahunan (year-on-year/YoY).

    “Kami akui, dukungan pemerintah selama ini terhadap industri manufaktur memang ada, tetapi dirasakan belum sepenuhnya efektif untuk mendorong kontribusi manufaktur ke PDB hingga di atas 20%,” tuturnya.

    Adapun, Presiden Prabowo Subianto menargetkan sektor industri pengolahan pada 2025 tumbuh 5,5% dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 20,8% pada 2025. Angka tersebut naik dibandingkan dengan baseline 2024 yang sebesar 18,98%.

    Target tersebut tertuang dalam lampiran Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025.

    “Untuk menopang target tersebut, kami berpendapat ada beberapa hal yang mendesak bagi industri mesin dan logam,” tuturnya.

    Pertama, kepastian pasar dalam negeri. Dia menyebut industri pengerjaan logam dan mesin merupakan sektor yang berorientasi pada substitusi impor dan peningkatan nilai tambah bahan baku lokal.

    Untuk menjamin pasar domestik, maka program substitusi impor harus diikuti dengan keberpihakan nyata terhadap produk dalam negeri melalui pengadaan pemerintah dan BUMN terlebih program atau proyek yang menggunakan belanja APBN dan juga termasuk komitmen pada aturan TKDN.

    Dadang pun menyebutkan beberapa catatan yang sering dirasakan pelaku usaha seperti implementasi TKDN yang lemah. Sebab, di lapangan masih banyak proyek pemerintah dan BUMN yang lebih memilih produk impor dengan alasan harga atau kecepatan pasok. 

    “Akibatnya industri dalam negeri, termasuk mesin dan logam, kurang mendapatkan pasar yang seharusnya,” jelasnya.

    Kedua, kebutuhan akses pembiayaan dan insentif fiskal. Dalam hal ini, industri mesin dan logam membutuhkan pembiayaan dengan bunga kompetitif serta insentif investasi (tax holiday, super deduction) agar mampu memperkuat kapasitas produksi.

    Selama ini, akses pembiayaan sulit dan mahal sehingga industri padat modal seperti mesin dan logam sering kesulitan mendapatkan pembiayaan jangka panjang dengan bunga yang terjangkau. Skema kredit investasi yang ramah industri bagi pelaku industri masih terbatas.

    “Langkah Kementerian Keuangan dengan memindahkan cadangan dana Pemerintah dari BI ke Bank Himbara sebesar Rp200 triliun harus dibarengi dengan semangat mempermudah akses pembiayaan oleh pihak perbankan dengan bunga yang kompetitif bisa di manfaatkan oleh pelaku usaha untuk mendukung kegiatan investasi dan biaya operasional,” kata Dadang.

    Ketiga, jaminan ketersediaan energi dan bahan baku. Dia menilai harga energi yang terjangkau dan pasokan bahan baku yang stabil akan sangat menentukan daya saing industri manufaktur dan logam dan mesin.

    Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT)

    Namun, saat ini harga energi industri masih tinggi. Kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) yang berlaku cukup membantu, tetapi belum menjangkau semua sektor manufaktur. Sementara itu, listrik industri juga relatif mahal dibanding negara pesaing yang membuat biaya produksi tidak kompetitif.

    Keempat, kebijakan industrial yang konsisten. Setiap industri membutuhkan kepastian regulasi jangka panjang agar berani melakukan ekspansi dan investasi baru. Sebab, regulasi dan perizinan masih sering berubah dan tumpang tindih antara pusat dan daerah yang mempunyai otonomi kewilayahan.

    Pelaku usaha membutuhkan kepastian jangka panjang, tetapi masih sering terjadi perubahan aturan, baik di bidang fiskal, impor, tata ruang dan perizinan maupun ketenagakerjaan. Hal ini membuat dunia usaha ragu melakukan ekspansi besar.

    Kelima, kebutuhan dukungan riset, teknologi, dan SDM. Menurut dia, program vokasi dan adopsi teknologi industri 4.0 memang telah berjalan, tetapi skalanya kecil dan belum menyentuh mayoritas industri, terutama sektor mesin dan logam yang justru sangat strategis.

  • Apple Segera Buka Pre-Order iPhone 17, 17 Pro & 17 Air di Indonesia

    Apple Segera Buka Pre-Order iPhone 17, 17 Pro & 17 Air di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Distributor resmi produk Apple di Indonesia (iBox, Era Space, hingga Digimap) segera membuka pemesanan awal (preorder) untuk seri iPhone teranyar, yaitu iPhone 17, iPhone 17 Air, dan iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max. 

    Keterangan preorder seri iPhone 17 disampaikan iBox, Era Space, dan Digimap melalui situs resmi mereka secara serentak mulai Sabtu (4/10/2025). 

    Berdasarkan pantauan Bisnis di website iBox Indonesia, distributor tersebut membuka sesi pendaftaran bagi konsumen yang ingin melakukan preorder iPhone 17, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max.

    “Bersiap untuk preorder iPhone generasi terbaru. Daftar sekarang untuk mendapatkan informasi resmi hingga penawaran spesial seputar pre-order iPhone generasi terbaru hanya untukmu,” tulis iBox dalam situs resmi, Sabtu (4/10/2025). 

    Sebelum pemesanan preorder seri iPhone 17, iBox meminta konsumen untuk mengisi beberapa poin data pribadi, antara lain:

    1. Nama Lengkap

    2. Alamat Email

    3. No Handphone

    4. Varian iPhone yang diminati: iPhone 17, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, atau iPhone 17 Pro Max.

    Nantinya, pembelian seri iPhone 17 dapat dilakukan secara online (melalui situs resmi atau e-commerce) yang telah ditunjuk serta online & pick up atau pesan online, ambil langsung di toko terdekat pilihan konsumen. 

    iBox juga telah menyematkan foto-foto produk iPhone 17, iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, atau iPhone 17 Pro Max di situs mereka. Sayangnya, label atau keterangan harga jual masih belum ditayangkan dan hanya ditulis ‘segera tersedia’. 

    Meski belum ada pengumuman resmi, namun melansir Antara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa produk terbaru Apple tersebut bisa mulai dipasarkan di Indonesia pada awal Oktober 2025.

    Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kemenperin Heru Kustanto menyatakan bahwa pihak Apple sebelumnya sudah mengajukan berkas untuk memperoleh sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) iPhone 17.

    Setelah mendapatkan sertifikat TKDN dari Kemenperin, pihak Apple akan mengantongi izin edar dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Perizinan Impor (PI) dari Kementerian Perdagangan.

    “Paling cepat tiga minggu. Awal Oktober barangnya sudah ada di Indonesia,” katanya dilansir dari Antara.

    Meski sudah ada kisi-kisi tentang jadwal peluncurannya, namun hingga kini belum ada prakiraan harga mengenai iPhone 17 series.

    Di pasar Amerika, iPhone 17 256GB dihargai 799 dolar atau sekitar Rp13 jutaan. Namun untuk pasar Indonesia, harga iPhone 17 series diprediksi lebih mahal.

    Pasalnya penjualan iPhone di Indonesia akan ditambah dengan pajak dan bea impor. Diprediksi harga penjualannya menyentuh angka Rp15-17 jutaan untuk seri paling rendah.

    Angka ini didapat dari pola-pola sebelumnya, di mana iPhone 15 memiliki harga Rp16 jutaan saat pertama kali dirilis di Indonesia.

    Kemudian iPhone 16 dibanderol harga mulai Rp14,9 juta saat mulai dijual resmi di Indonesia pada April 2025 lalu.

    Berikut daftar harga iPhone 17 series yang diperkenalkan di pasar global (AS) pada 9 September 2025

    iPhone 17

    iPhone 17 256GB: 799 dollar AS atau Rp13 jutaan
    iPhone 17 512GB: 999 dollar AS atau Rp 16,4 juta

    iPhone 17 Air

    iPhone 17 Air 256GB: 999 dollar AS atau Rp16,4 juta
    iPhone 17 Air 512GB: 1.199 dollar AS atau Rp19,7 juta
    iPhone 17 Air 1 TB: 1.399 dollar AS atau Rp23 juta

    iPhone 17 Pro

    iPhone 17 Pro 256GB: 1.099 dollar AS atau Rp18 jutaan
    iPhone 17 Pro 512GB: 1.299 dollar AS atau Rp21,3 juta
    iPhone 17 Pro 1 TB: 1.499 dollar AS atau Rp24,6 juta

    iPhone 17 Pro Max

    iPhone 17 Pro Max 256GB: 1.199 dollar AS atau Rp19,7 juta
    iPhone 17 Pro Max 512GB: 1.399 dollar AS atau Rp23 jutaan
    iPhone 17 Pro Max 1TB: 1.599 dollar AS atau Rp26,3 juta
    iPhone 17 Pro Max 2TB: 1.999 dollar AS atau Rp32,8 juta.