Topik: TKDN

  • BenQ Rilis Proyektor Pintar dengan Sertifikasi TKDN

    BenQ Rilis Proyektor Pintar dengan Sertifikasi TKDN

    Jakarta

    BenQ meluncurkan rangkaian produk inovatifnya untuk sektor pendidikan dan perusahaan di Indonesia, yaitu BenQ Board RE04FVD dan BenQ Board RE04D, serta Smart Projector E7006ST dan E8000.

    Deretan produk yang dirilis BenQ ini sudah dilengkapi sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP). Bahkan BenQ mengklaim hanya proyektor pintar merekalah yang punya sertifikasi TKDN di Indonesia.

    Sementara itu BenQ Board RE04FVD dan BenQ Board RE04D dilengkapi sertifikasi Enterprise Devices Licensing Agreement (EDLA) dari Google. BenQ Board RE6504FVD punya nilai TKDN dan BMP berjumlah 52,23%, sementara RE7504FVD dengan 52,16%, RE8604FVD sebesar 50,38%, dan RE9804FVD sebesar 47,99%.

    “Peluncuran smart board bersertifikasi EDLA ini menunjukkan komitmen jangka panjang kami untuk mendukung dunia pendidikan dan perusahaan. Dengan integrasi mulus ke Google Mobile Services, produk ini mendorong kolaborasi dan interaksi yang lebih efektif, baik dalam pembelajaran hybrid maupun rapat. Sertifikasi TKDN pada produk lokal kami juga menjadi bukti dedikasi BenQ terhadap perkembangan sumber daya di Indonesia,” kata Andryanto C. Wijaya, Presdir BenQ Indonesia.

    Ia menambahkan bahwa BenQ Smart Projector E7006ST dan E8000 menawarkan kemudahan rapat dengan sistem operasi Android dan BenQ Launcher, memungkinkan presentasi langsung dari cloud atau perangkat mobile tanpa memerlukan laptop.

    BenQ Smart Projector ini telah tersertifikasi TKDN, dengan nilai TKDN+BMP sebesar 50,34% untuk E7006ST dan 49,13% untuk E8000.

    Produk BenQ Board terbaru menawarkan integrasi penuh dengan Google Mobile Services (GMS), memberikan akses langsung ke layanan Google seperti Google Play, Google Drive, Google Meet, Google Docs, Google Classroom, dan berbagai aplikasi Android.

    Didukung software inovatif seperti EZWrite6 untuk whiteboarding dan InstaShare2 untuk berbagi layar, produk ini mendukung kolaborasi yang lebih efektif. Hingga sembilan layar dapat dihubungkan secara nirkabel, memfasilitasi diskusi yang interaktif.

    BenQ Board RE04FVD kini hadir dalam ukuran terbaru, yaitu 98 inci. Smart Board ini dilengkapi dengan dua speaker bawaan berdaya total 40W, kamera 4K bawaan dengan penutup privasi, serta delapan mikrofon omnidirectional yang memiliki jangkauan hingga 8 meter, memastikan pengalaman pembelajaran dan rapat hybrid menjadi lebih optimal.

    Layar BenQ Board RE04FVD dilapisi material tahan kuman yang telah tersertifikasi oleh TUV Rheinland dan SIAA Kohkin Jepang. Selain itu, TUV Rheinland juga memberikan sertifikasi Eye Care untuk panel layar ini, menjadikannya aman bagi kesehatan mata pengguna. BenQ Board RE04FVD juga memiliki sertifikasi IP5X Dust Proof, yang menjamin ketahanannya terhadap debu.

    Kemudian Smart Projector Seri E7006ST dan E8000 didukung sistem Android 9 yang memungkinkan akses mudah ke fitur interaktif seperti kuis melalui Kahoot, berbagi tugas melalui Google Classroom, dan pengelolaan konten menggunakan BenQ AMS langsung dari proyektor.

    Selain itu, fitur pencerminan nirkabel seperti AirPlay, Miracast, Google Cast, dan InstaShare 2 mempermudah kolaborasi dengan pengaturan prioritas perangkat yang fleksibel. Seri E7006ST juga dilengkapi dengan Kit Interaktif PointWrite PW03 dan EZWrite 6 bawaan, yang mendukung kolaborasi guru dan siswa dalam berbagi, menulis, serta membuat anotasi langsung di layar, menjadikan kedua proyektor ini solusi inovatif untuk pendidikan, perusahaan dan rapat hybrid.

    Dua tipe ini menawarkan desain ringkas dengan mode SmartEco yang secara cerdas menyesuaikan konsumsi daya lampu berdasarkan konten yang diproyeksikan, serta dilengkapi aplikasi Smart Dashboard bawaan untuk menghitung penghematan biaya secara real-time.

    (asj/asj)

  • Bridgestone Mau Jadi Ban OEM Mobil Listrik di Indonesia

    Bridgestone Mau Jadi Ban OEM Mobil Listrik di Indonesia

    Jakarta

    Mengawal satu brand dengan menjadi ban Original Equipment Manufacturer (OEM) pasti memiliki kebanggaan sendiri. Selain kualitasnya yang telah teruji, kepercayaan yang diberikan pabrikan menjadi poin plus tersendiri.

    Sadar akan hal tersebut, produsen ban asal Jepang Bridgestone mengaku tengah melakukan studi dan pendekatan untuk bisa melahirkan ban untuk bisa dipakai mobil listrik.

    “Saat ini kami sedang melakukan study untuk beberapa model EV yang akan diperkenalkan di Indonesia,” ujar Deputy Head of OE Sales Bridgestone Tire Indonesia, Fisa Rizqiano, bersamaan dengan dikenalkannya Bridgestone Turanza 6.

    Alasan Bridgestone serius untuk menggarap pasar mobil listrik bukan tanpa alasan. Seperti diketahui, belakangan mobil listrik tengah berkembang cukup pesat.

    “Seperti yang rekan-rekan ketahui produsen mobil listrik saat ini menggunakan ban CKD yang di impor. Selain itu market EV tahun ini mungkin bisa sampai 8 persen ini peluang dan memiliki potensi,” ujar Fisa.

    Bridgestone Turanza 6 Foto: (M Luthfi Andika/detikOto)

    Di sisi lain, Bridgestone terus meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam negeri. Terlebih Bridgestone sudah meramaikan pasar otomotif Indonesia sejak 48 tahun lalu.

    “Sangat menarik jika terkait komposisi, kami sudah hadir dari 1976, TKDN kami di Indonesia sudah mencapai 55 persen dan 45 persen masih impor. Tapi tentunya harapannya kami akan menambahkan TKDN, dan lebih banyak memanfaatkan komponen dalam negeri,” ujar Mukiat.

    (lth/dry)

  • Geely Mulai Rakit Mobil di Indonesia Kuartal II 2025

    Geely Mulai Rakit Mobil di Indonesia Kuartal II 2025

    Jakarta

    Geely resmi hadir di Indonesia. Pabrikan asal China ini kembali ke Indonesia dengan semangat membangun ekosistem mobilitas cerdas yang berkelanjutan di Indonesia. Geely juga memperkenalkan tagline lokal untuk pasar Indonesia, yaitu ‘Life Fully Refined’, yang berfokus untuk menyediakan solusi mobilitas, yang tidak hanya memiliki teknologi canggih, tetapi juga dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

    “Kami sangat antusias atas peluncuran Geely di Indonesia. Kami yakin bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat mobilitas pintar dan berkelanjutan. Oleh karenanya Geely hadir untuk menawarkan solusi mobilitas yang mengutamakan teknologi, keberlanjutan, dan pengalaman berkendara yang tak terlupakan,” kata Evin Ye selaku Vice President of Geely Auto International Corporation, di Jakarta (22/1/2025).

    Geely juga memperkenalkan Geely EX5 sebagai model listrik pertama yang diluncurkan buat pasar Indonesia. “Geely EX5 merupakan langkah awal dari komitmen kami dalam menghadirkan kendaraan yang menggabungkan teknologi canggih, dengan mengutamakan kenyamanan dan keselamatan bagi konsumen Indonesia,” ujar Victor Gao, CEO Geely Auto Indonesia.

    Geely menyadari pentingnya inovasi dalam memenuhi kebutuhan konsumen di pasar Indonesia yang terus berkembang. Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Geely berkomitmen untuk menghadirkan kendaraan ramah lingkungan yang didukung oleh teknologi mutakhir guna meningkatkan pengalaman berkendara.

    Teknologi terkini seperti Geely Short Blade Battery dan GEA Architecture diklaim mampu memberikan arti baru pada standar mobilitas di Indonesia. Teknologi baterai canggih ini akan mempercepat transisi Indonesia ke arah kendaraan ramah lingkungan, sementara GEA Architecture menghadirkan desain fleksibel dan modular untuk memenuhi beragam kebutuhan konsumen Indonesia.

    Geely akan merakit mobil di Indonesia mulai kuartal kedua 2025 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Dukungan pada Lokalisasi dan Ekosistem Otomotif Indonesia

    Geely berencana mendirikan pabrik Knock-Down (KD) untuk produksi kendaraan lokal. Fasilitas ini tidak hanya akan memproduksi kendaraan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan memberikan dampak positif pada ekosistem manufaktur Indonesia.

    Pada tahap awal, Geely akan menggandeng mitra lokal PT Handal Indonesia Motor untuk perakitan mobil pertama mereka di Indonesia, EX5. Geely Auto Indonesia berharap bisa mulai merakit mobil listrik EX5 tersebut mulai kuartal kedua tahun 2025.

    Kolaborasi ini sejalan dengan visi Geely untuk menghadirkan teknologi terkini dan teknik perakitan modern ke operasi lokal, sekaligus meningkatkan standar manufaktur serta rantai pasok otomotif di Indonesia.

    Selama tiga tahun ke depan, Geely mengklaim berencana untuk memperkenalkan lebih banyak tipe kendaraan ramah lingkungan dan berteknologi tinggi yang sesuai dengan preferensi konsumen Indonesia. Komitmen ini sejalan dengan transisi Indonesia menuju solusi mobilitas yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

    “Geely akan memasuki pasar Indonesia dengan model listrik murni serta memanfaatkan matriks produk multi-merek kami yang mencakup berbagai kategori dan harga. Dalam tiga tahun ke depan, kami berencana untuk memperkenalkan 5-7 model, termasuk SUV, MPV, BEV, PHEV, dan ICE, guna memenuhi kebutuhan beragam segmen pasar,” kata Victor.

    Visi untuk Pertumbuhan di Pasar Indonesia

    “Indonesia memegang peran penting dalam mewujudkan visi global Geely untuk mendorong mobilitas cerdas yang berkelanjutan. Dengan populasi yang semakin besar dan permintaan pasar terhadap solusi mobilitas modern yang terus meningkat, kami yakin Geely dapat menjadi bagian utama dalam transformasi industri otomotif Indonesia,” sambung Victor.

    Sebagai bagian dari komitmen jangka panjangnya, Geely akan terus berinovasi dan memberikan solusi mobilitas yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia. Peluncuran ini menandai awal perjalanan Geely di Indonesia, dengan tujuan menciptakan masa depan mobilitas yang lebih baik. Dengan semangat inovasi yang berfokus pada kebutuhan konsumen, Geely mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama bertransformasi menuju mobilitas cerdas dan berkelanjutan serta See the World in Full.

    Sekadar informasi, Geely Auto merupakan bagian dari Geely Holding Group, salah satu produsen otomotif terbesar di dunia yang berbasis di Hangzhou, China. Didirikan pada tahun 1997, Geely Auto telah menjadi pelopor dalam inovasi teknologi otomotif dengan menawarkan berbagai jenis kendaraan yang memenuhi standar kualitas internasional. Fokus utama Geely adalah keberlanjutan, dengan menghadirkan kendaraan listrik, hybrid, dan mesin pembakaran dalam yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan global. Saat ini, Geely beroperasi di lebih dari 100 negara dan berkomitmen untuk menciptakan mobilitas cerdas dan ramah lingkungan untuk masa depan.

    (lua/dry)

  • Investasi pabrik AirTag Apple tak sampai 1 miliar dolar AS

    Investasi pabrik AirTag Apple tak sampai 1 miliar dolar AS

    Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif (ANTARA/HO-Kemenperin)

    Kemenperin: Investasi pabrik AirTag Apple tak sampai 1 miliar dolar AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 23 Januari 2025 – 08:28 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan nilai investasi pabrik AirTag Apple di Batam yang sebelumnya direncanakan sebesar 1 miliar dolar AS, ternyata hanya sebesar 200 juta dolar AS.

    Angka tersebut berdasarkan hasil asesmen teknokratis yang dilakukan oleh Kemenperin terhadap proposal pembuatan fasilitas produksi aksesoris yang diajukan oleh Apple.

    “Berdasarkan assesment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya 200 juta dolar AS. Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi 1 miliar dolar AS dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Rabu (22/1).

    Ia menjelaskan, berdasarkan perhitungan teknokratis yang dilakukan oleh pihaknya, komponen proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak dapat dimasukkan sebagai capital expenditure (capex) investasi.

    Menurut dia, nilai investasi diukur hanya dari capex yang terdiri dari pembelian lahan, bangunan, dan mesin atau teknologi.

    Febri mengatakan, dengan masuknya proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku dalam investasi oleh pihak Apple, seakan-akan menaikkan nilai investasi lebih tinggi sampai 1 miliar dolar AS.

    “Jika nilai investasi Apple sebesar 1 miliar dolar AS itu benar-benar untuk capex, seperti pembelian tanah, bangunan, dan mesin atau teknologi, tentu lebih baik lagi. Bayangkan jumlah tenaga kerja yang bisa terserap dengan angka investasi 1 miliar dolar AS, tentu akan sangat besar sekali,” kata Febri.

    Tim negosiasi Kemenperin dengan tegas menyatakan bahwa pengukuran capex menggunakan tiga variabel, yakni pembelian lahan, bangunan, dan mesin atau teknologi produksi.

    Lebih lanjut, ia mengatakan, investasi Apple pada periode 2020-2023 juga belum sepenuhnya mematuhi regulasi yang berlaku. Apple terbukti dan mengakui masih memiliki utang investasi senilai 10 juta dolar AS pada periode tersebut yang jatuh tempo pada bulan Juni 2023.

    Disampaikan Febri, ketidakpatuhan dapat menyebabkan Apple dikenai sanksi penambahan modal investasi baru, pembekuan sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN), hingga pencabutan sertifikasi tersebut.

    Sumber : Antara

  • Pantas Ditolak, Apple Ngaku Mau Investasi Rp16 T Ternyata Cuma Segini

    Pantas Ditolak, Apple Ngaku Mau Investasi Rp16 T Ternyata Cuma Segini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seri iPhone 16 hingga kini belum bisa dijual secara resmi di Indonesia karena Apple dan pemerintah belum satu suara terkait nilai investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    Masa berlaku sertifikat TKDN Apple untuk periode 2020-2023 sudah habis dan belum bisa diperpanjang. Pasalnya, Apple hingga kini belum merealisasikan secara penuh komitmen investasi dari termin sebelumnya.

    Apple masih berutang ke Indonesia senilai US$10 juta atau Rp162 miliar. Padahal, realisasi komitmen investasi itu sudah jatuh tempo sejak Juni 2023.

    Terakhir, Apple mengajukan proposal investasi dengan membangun pabrik AirTag di Batam. Apple mengklaim nilainya mencapai US$1 miliar atau Rp16 triliun.

    Namun, proposal itu ditolak dan pemerintah meminta Apple merevisinya. Hingga kini Apple belum mengajukan revisi proposal yang baru untuk ditinjau kembali.

    Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, berdasarkan penilaian teknokratis Kemenperin, nilai riil investasi Apple untuk membangun pabrik AirTag di Batam hanya US$200 juta atau Rp3,2 triliun.

    “Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi US$1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” kata Febri.

    Febri menjelaskan komponen proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak dapat dimasukkan sebagai capex (capital expenditure) investasi.

    Nilai investasi diukur hanya dari capex yang terdiri dari pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi.

    “Dengan masuknya proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku dalam investasi oleh pihak Apple, seakan-akan melambungkan nilai investasi lebih tinggi sampai US$1 miliar, padahal riilnya hanya US$200 juta,” Febri menjelaskan.

    Pabrik AirTag Apple di Batam diperkirakan akan beroperasional pada 2026 mendatang. Pabrik itu ditargetkan bisa memasok sekitar 60% kebutuhan AirTag global dan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.

    Menurut Febri, jika nilai investasi US$1 miliar yang diajukan Apple benar-benar untuk capex, maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan jauh lebih banyak.

    Febri menceritakan, saat negosiasi pada tanggal 7 Januari 2025, pihak Apple menanyakan apakah proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku masuk dalam capex.

    “Tim negosiasi Kemenperin dengan tegas menyatakan bahwa dua variabel tersebut bukan merupakan bagian dari capex. Pengukuran capex menggunakan tiga variabel, yakni pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi produksi,” kata Febri.

    (fab/fab)

  • Tak Cuma iPhone 16, iPhone 15 dan iPhone 14 Bisa Dilarang di RI

    Tak Cuma iPhone 16, iPhone 15 dan iPhone 14 Bisa Dilarang di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib iPhone 16 di Indonesia hingga kini masih ‘mengambang’. Pemerintah masih menunggu revisi proposal dari Apple untuk menggelontorkan investasi demi memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    Pasalnya, iPhone 16 dilarang di Indonesia karena sertifikat TKDN yang dimiliki Apple sudah habis masa berlakunya. Pemerintah tidak bisa memperpanjang sertifikat TKDN Apple karena raksasa Cupertino itu belum menuntaskan realisasi komitmen investasi dari termin sebelumnya di periode 2020-2023.

    Padahal, dalam kontrak sebelumnya, realisasi komitmen investasi itu sudah jatuh tempo pada Juni 2023.

    “Berdasarkan Permenperin tersebut, ketidakpatuhan dapat menyebabkan Apple dikenai sanksi penambahan modal investasi baru, pembekuan sertifikat TKDN HKT, bahkan pencabutan sertifikat TKDN HKT yang mengakibatkan produk Apple tidak bisa diperdagangkan di Indonesia,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif.

    Febri mengatakan, dari tiga sanksi yang bisa dikenakan ke Apple, Kemenperin hingga kini memilih sanksi paling ringan, yaitu penambahan modal investasi skema tiga pada proposal periode 2024-2026. Sanksi ini juga telah disampaikan dalam counter proposal Kemenperin dalam negosiasi dengan Apple.

    “Tapi, jika Apple belum patuh juga kami pertimbangkan sanksi lebih berat lagi,” ia menuturkan.

    Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan Apple tidak bisa menjual deretan produk lainnya di Indonesia. Nasib iPhone model lawas seperti iPhone 14 dan 13 yang dirilis dalam periode 2020-2023 juga bisa ikut diblokir.

    “Sebenarnya tidak ada halangan bagi Apple untuk membangun fasilitas produksi HKT di Indonesia. Apple memiliki kemampuan finansial dan pengaruh yang besar untuk membawa supplier GVC (Global Value Chain) ke Indonesia. Begitu juga iklim berbisnis, kemampuan SDM, dan ekosistem teknologi tinggi di Indonesia juga menjadi nilai lebih bagi Apple untuk masuk ke Indonesia,” kata Febri.

    Ia mengatakan Kemenperin menyayangkan pandangan yang menyebut Apple tidak berinvestasi di Indonesia karena birokrasi berbelit-belit, kemampuan SDM rendah, maupun belum tersedianya ekosistem industri berteknologi tinggi di Indonesia.

    “Apple sudah berbisnis dan berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2017 dengan menggunakan fasilitas investasi yang diatur dalam Permenperin No 29 Tahun 2017. Itu artinya, tidak ada birokrasi yang berbelit-belit yang mempersulit bisnis Apple di Indonesia. Hingga tahun 2024, juga tidak ada komplain dari Apple terkait birokrasi dan regulasi di Indonesia,” kata Febri.

    “Hal-hal yang menghambat Apple membangun fasilitas produk di Indonesia hanya klaim hipotetis yang diajukan oleh pihak-pihak tertentu, termasuk para pengamat. Pihak Apple dalam negosiasi menyampaikan bahwa mereka membutuhkan waktu untuk pembangunan fasilitas produksi HKT di Indonesia, juga untuk membawa GVC mereka masuk ke sini,” imbuhnya.

    Pabrik AirTag Tidak Cukup

    Dalam proposal terakhir yang diajukan ke Kemenperin, Apple mengklaim akan membangun pabrik AirTag di Batam senilai US$1 miliar atau Rp16 triliun. Namun, Febri memperkirakan nilai riilnya hanya US$200 juta atau Rp3,2 triliun.

    Pabrik AirTag itu diperkirakan bisa memasok sekitar 60% kebutuhan global dan mulai beroperasi pada 2026 mendatang. Fasilitas tersebut diprediksi akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.

    “Berdasarkan assessment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya US$200 juta. Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi US$1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” ungkap Febri.

    Ia mengatakan, komponen proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak bisa dimasukkan sebagai capex (capital expenditure) investasi.

    Lebih lanjut, Febri menjelaskan nilai investasi diukur hanya dari capex yang terdiri dari pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi. Pihak Apple memasukkan pembelian bahan baku dalam capex investasi mereka, sehingga seakan-akan nilai investasinya mencapai US$1 miliar.

    “Jika nilai investasi Apple sebesar US$1 miliar itu benar-benar untuk capex, seperti pembelian tanah, bangunan, dan mesin/teknologi, tentu lebih baik lagi. Bayangkan jumlah tenaga kerja yang bisa terserap dengan angka investasi US$1 miliar, tentu akan sangat besar sekali,” kata Febri.

    (fab/fab)

  • Nasib iPhone 16 di RI Segera Ditentukan, Ini Jadwalnya

    Nasib iPhone 16 di RI Segera Ditentukan, Ini Jadwalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan Apple untuk memboyong seri iPhone 16 ke Tanah Air sepertinya sudah menemui titik terang.

    Hal tersebut diungkap Menteri Investasi Rosan Roeslani saat bertemu media asing di ajang Davos, Swiss.

    “Semoga dalam satu atau dua minggu, isu ini [investasi Apple] bisa terselesaikan,” kata Roslan kepada Bloomberg TV, dikutip dari Reuters, Kamis (23/1/2025),

    Apple tak langsung merespons permintaan komentar.

    Larangan penjualan seri iPhone 16 dikarenakan masa berlaku sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang dimiliki Apple sudah habis. Pemerintah tidak bisa memperpanjang kontrak TKDN tersebut karena Apple belum merealisasikan komitmen investasinya secara penuh dari termin sebelumnya.

    Apple masih memiliki utang komitmen investasi senilai US$10 juta atau Rp162 miliar dari periode 2020-2023 yang sejatinya jatuh tempo pada Juni 2023.

    Dalam negosiasi terakhir, Apple menawarkan untuk membangun pabrik AirTag di Batam senilai US$1 miliar atau 16 triliun. Namun, nilai itu dinilai masih belum memenuhi syarat berkeadilan yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian.

    Pada Kamis (22/1) kemarin, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, sampai saat ini Kemenperin belum menerima revisi proposal dari Apple, dengan alasan masih memerlukan waktu untuk merevisi proposal tersebut.

    Febri memperkirakan nilai investasi terakhir yang diajukan Apple untuk membangun pabrik AirTag di Batam kemungkinan tak sampai US$1 miliar seperti yang diumbar.

    Pabrik AirTag itu diperkirakan bisa memasok sekitar 60% kebutuhan global dan mulai beroperasi pada 2026 mendatang. Fasilitas tersebut diprediksi akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.

    “Berdasarkan assessment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya US$200 juta. Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi US$1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” ungkap Febri.

    Ia mengatakan, komponen proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak bisa dimasukkan sebagai capex (capital expenditure) investasi.

    Lebih lanjut, Febri menjelaskan nilai investasi diukur hanya dari capex yang terdiri dari pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi. Pihak Apple memasukkan pembelian bahan baku dalam capex investasi mereka, sehingga seakan-akan nilai investasinya mencapai US$1 miliar.

    “Jika nilai investasi Apple sebesar US$1 miliar itu benar-benar untuk capex, seperti pembelian tanah, bangunan, dan mesin/teknologi, tentu lebih baik lagi. Bayangkan jumlah tenaga kerja yang bisa terserap dengan angka investasi US$1 miliar, tentu akan sangat besar sekali,” Febri menuturkan.

    (fab/fab)

  • Kemenperin Ungkap Nilai Investasi Pabrik AirTag Apple di Batam Hanya US$ 200 Juta

    Kemenperin Ungkap Nilai Investasi Pabrik AirTag Apple di Batam Hanya US$ 200 Juta

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa nilai investasi pembangunan pabrik AirTag Apple di Batam lebih kecil dari angka yang semula diajukan.

    Dari proposal awal yang menyebutkan angka US$ 1 miliar, hasil asesmen teknokratis Kemenperin menunjukkan investasi sebenarnya hanya sebesar US$ 200 juta.

    “Berdasarkan assesment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya US$ 200 juta. Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi US$ 1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Rabu (22/1/2024), dilansir dari Antara.

    Kemenperin mendapatkan angka tersebut dengan menghitung belanja modal (capex) yang terdiri dari pembelian lahan, pembangunan fasilitas, serta mesin atau teknologi. Elemen seperti proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku tidak dimasukkan dalam perhitungan ini, berbeda dengan yang diajukan dalam proposal Apple.  

    Menurutnya, jika investasi sebesar US$ 1 miliar benar-benar dialokasikan untuk belanja modal, seperti lahan, bangunan, dan teknologi, dampaknya tentu akan lebih besar, termasuk dalam penciptaan lapangan kerja.

    Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa Apple masih memiliki tanggungan investasi senilai US$ 10 juta dari periode 2020-2023 yang seharusnya dilunasi pada Juni 2023. Kegagalan memenuhi kewajiban ini berpotensi menimbulkan sanksi, mulai dari kewajiban investasi tambahan, pembekuan sertifikat tingkat komponen dalam negeri (TKDN), hingga pencabutan sertifikasi.  

    Dengan pengawasan yang lebih ketat, Kemenperin berharap investasi Apple di masa mendatang dapat lebih sesuai dengan regulasi yang berlaku serta memberikan manfaat yang lebih besar bagi pengembangan industri di Indonesia.
     

  • Indonesia dan Apple Hampir Sepakat Cabut Larangan iPhone 16

    Indonesia dan Apple Hampir Sepakat Cabut Larangan iPhone 16

    Jakarta, FORTUNE – Pemerintah hampir mencapai kesepakatan dengan Apple Inc terkait rencana investasi yang berpeluang mencabut larangan penjualan IPhone 16 di Indonesia. Menurutnya, masalah ini akan diselesaikan dalam waktu satu hingga dua pekan ke depan.

    “Mudah-mudahan dalam satu atau dua minggu masalah ini bisa terselesaikan,” kata  Menteri Investasi, Rosan Roeslani, kepada Bloomberg News pada Selasa (21/1).

    Larangan penjualan iPhone 16 di Indonesia diberlakukan pada Oktober 2024. Alasannya, Apple belum memenuhi ketentuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang mensyaratkan minimal 40 persen komponen produk buatan lokal untuk smartphone dan tablet yang dijual di dalam negeri.

    Namun, Apple hingga kini belum juga membangun fasilitas produksi di Indonesia. Sebagai gantinya, sejak 2018, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) tersebut hanya membangun akademi pengembang aplikasi.
     

    Investasi US$1 Miliar Ditolak Pemerintah

    Apple sebelumnya mengajukan rencana investasi senilai US$1 miliar untuk mendirikan pabrik produksi airtag di Indonesia. Akan tetapi, tawaran ini ditolak oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita.

    Pemerintah menuntut Apple untuk memproduksi sebagian perangkat iPhone atau komponen terkait di Indonesia, bukan hanya perangkat aksesoris. Meski sempat mengalami kebuntuan, Rosan optimistis bahwa solusi sudah ditemukan. 

    “Cara mereka menghitungnya berbeda menurut saya,” kata Rosan, merujuk pada perbedaan perspektif antara pemerintah Indonesia dan Apple terkait aturan TKDN. Ia menambahkan bahwa Apple kini telah memahami cara memenuhi regulasi lokal. 

    “Sekarang mereka menemukan solusi untuk hal itu, jadi mudah-mudahan mereka menerima perbedaan tersebut sehingga iPhone 16 dapat dijual di Indonesia,” ujarnya.

    Pasar Penting Bagi Apple di Asia Tenggara

    Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar Apple di kawasan Asia Tenggara. Pada 2023, pemerintah mengklaim Apple telah berhasil menjual lebih dari 2 juta unit iPhone di Tanah Air. Potensi pasar yang besar ini menjadi alasan penting bagi Apple untuk mencari solusi yang sesuai dengan kebijakan lokal agar dapat melanjutkan penjualannya di Indonesia.

    Kasus larangan iPhone 16 ini pun menggambarkan bagaimana dinamika regulasi lokal dapat berdampak pada raksasa teknologi global. Bagi pemerintah Indonesia, regulasi TKDN bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari strategi memperkuat sektor industri domestik. Dengan mendorong perusahaan multinasional seperti Apple untuk memproduksi di dalam negeri, pemerintah berharap dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan meningkatkan transfer teknologi.

  • Jualan di RI Apple Cuan Rp 50 T, Kemenperin: Kita Menuntut Investasinya!

    Jualan di RI Apple Cuan Rp 50 T, Kemenperin: Kita Menuntut Investasinya!

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan penjualan produk Apple di Indonesia sepanjang 2023 mencapai Rp 50 triliun. Nilai itu untuk penjualan sekitar 2,3 juta produk iPhone, hingga iPad dan aksesorisnya.

    “Total dengan Ipad dan lain-lain dan aksesoris yang mereka (Apple) jual itu sekitar Rp 50 triliun sales mereka di sini,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Eko Cahyanto dalam diskusi acara Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024 yang disiarkan virtual, Rabu (22/1/2025).

    Dengan penjualan yang tinggi ini, pemerintah menuntut Apple berinvestasi di Tanah Air. Tujuannya supaya ada nilai tambah yang didapatkan Indonesia.

    “Kami menuntut investasinya. Kami ingin agar value added-nya bisa kita dapatkan juga. Di Indonesia ini dibanding dengan negara-negara pesaing kita di Thailand atau Vietnam, kita mungkin sangat tidak penting untuk Apple dalam proses industrinya karena hanya satu supplier dari Indonesia. Ini yang kami tuntut agar apa yang kita punya, pasar kita bisa kita betul-betul jaga,” ujar Eko.

    Dengan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Eko menyebut hal ini untuk memastikan semua barang yang dijual di Indonesia terutama yang ada kaitannya dengan kepentingan nasional, bermanfaat di dalam negeri.

    “Seperti halnya dengan produk HKT (handphone, komputer dan tablet) itu harus ada value added yang kita dapatkan. Saat ini sudah banyak selain Apple yang sudah punya basis produksi di Indonesia dan kami apresiasi itu dan kami jaga itu,” tutur Eko.

    Dia membeberkan kapasitas produksi handphone (HP) di Indonesia saat ini sudah mencapai 60-70 juta unit per tahun. Melihat angka ini, dinilai sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

    “Oleh karena itu kami tetap meminta Apple memperbaiki proposalnya agar kita dapat value added. Paling tidak mereka berinvestasi di Indonesia karena pada prinsipnya nilai investasi itu akan berbanding lurus dengan nilai TKDN-nya,” papar Eko.

    (aid/kil)