Topik: TKDN

  • Video: Industri Genset Tertekan Biaya Impor dan Nilai Tukar

    Video: Industri Genset Tertekan Biaya Impor dan Nilai Tukar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia tengah menghadapi ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh perlambatan global dan dinamika geopolitik. Kondisi ini turut dirasakan oleh negara emerging market seperti Indonesia, termasuk sektor industri manufaktur yang kini tengah mengalami kontraksi.

    Direktur PT Berkat Manunggal Energi (BME) Suhardja Muljono mengungkapkan bahwa industri genset turut terdampak akibat tantangan global tersebut. Salah satu penyebab utamanya adalah ketergantungan pada komponen impor yang dibutuhkan dalam proses produksi genset.

    Di tengah tekanan biaya tersebut, BME sebagai distributor resmi melakukan sejumlah strategi efisiensi agar harga jual kepada konsumen tetap kompetitif. Salah satunya adalah penghematan dalam proses pengiriman. Di samping itu, BME juga mulai meningkatkan komponen lokal dalam rangka memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Saat ini, tingkat TKDN BME telah mencapai 15%, terutama untuk aksesoris dan suku cadang pendukung genset.

    Saksikan dialog Andi Shalini bersama Direktur PT Berkat Manunggal Energi (BME) Suhardja Muljono di Program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (23/06/2025) .

  • ITMU Tawarkan Laptop Lokal Rasa Global

    ITMU Tawarkan Laptop Lokal Rasa Global

    Jakarta

    ITMU merilis deretan laptop baru yang ditujukan untuk kalangan pelajar, UMKM, tenaga pengajar, sampai profesional muda.

    Produk ini resmi diluncurkan pada 17 Juni 2025 di Universitas Muhammadiyah Jakarta oleh LP UMKM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berkolaborasi dengan PT Sinar Fajar Berkarya.

    Semua unit laptop ITMU lolos uji MIL-STD 810H, standar militer yang menggaransi ketahanan terhadap suhu ekstrem, kelembaban tinggi, getaran, guncangan, debu, dan cipratan air. Cocok untuk pengguna yang sering mobile atau bekerja di lapangan.

    “ITMU bukan hanya soal performa, tapi juga daya tahan. Standar military grade yang kami terapkan memberikan rasa aman bagi pengguna di berbagai kondisi,” kata CTO PT Sinar Fajar Berkarya Dora Bernadisman, dalam keterangan yang diterima detikINET.

    Untuk jenis produknya ada dua yaitu lini Litebook dan Midbook. Di lini Litebook ada seri Litebook LTVEK2 (Intel Core i5 Gen 12) dan Litebook LTEGU8 (AMD Ryzen 5). Cocok digunakan untuk pelajar, mahasiswa, dan UMKM yang mengutamakan harga terjangkau dengan kinerja cukup untuk tugas sehari-hari.

    Sementara untuk kecepatan menggunakan RAM 8GB DDR4 dan SSD NVMe 256GB untuk respons sistem yang cepat. Didukung pula dengan AI dan IoT-ready, mendukung integrasi ekosistem perangkat cerdas. Fitur lainnya yaitu, fingerprint dan face recognition pada seri tertentu untuk proteksi data dan fast charging.

    Selanjutnya dari lini Midbook ada seri ITMU Midbook LTCPSY (Intel Core i3 Gen 12) dan Midbook LTWR6S (Intel Core i5 Gen 12). Produk ini cocok untuk pengguna menengah yang butuh fitur tambahan seperti fingerprint dan backlit keyboard.

    Semua laptop ITMU hadir dengan layar 14″ FHD, port lengkap (HDMI, USB, USB-C, SD Card), audio jernih, serta sistem operasi Windows 11 Home pre-installed.

    Dalam keterangan yang sama, Ketua LP UMKM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tony Firmansah, menyampaikan ITMU lahir dari kebutuhan nyata masyarakat akan perkembangan teknologi. Ini bukan sekadar laptop, tetapi alat perjuangan untuk pendidikan, dakwah, dan wirausaha.

    Ia pun menegaskan bahwa ITMU tak hanya soal teknologi, tapi juga kontribusi pada negeri. Dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40% untuk lini laptop, ITMU memenuhi standar nasional dan mendukung industri dalam negeri.

    (asj/asj)

  • Top 3 Tekno : Spesifikasi Realme C71 hingga Honor 400 Pro Lolos TKDN – Page 3

    Top 3 Tekno : Spesifikasi Realme C71 hingga Honor 400 Pro Lolos TKDN – Page 3

    iPhone 17 series belum resmi diumumkan, namun rumor tentang kehadiran iPhone 18 sudah mulai ramai jadi pembicaraan di internet. Kali ini, beredar kabar ponsel Apple itu bakal hadir dengan perubahan besar.

    Informasi ini diungkap pertama kali oleh leaker kenamaan Digital Chat Station di media sosial Weibo, dengan menyebutkan iPhone 18 Pro bakal memiliki tampilan depan baru.

    Ukuran layar HP Apple tersebut tidak mengalami perubahan besar, dengan iPhone 18 Pro berukuran 6,27 inci dan 6,86 inci untuk model iPhone 18 Pro Max.

    Baca selengkapnya di sini

     

  • ESDM Buka Peluang Pakai Teknologi China dan Rusia buat Kembangkan PLTN

    ESDM Buka Peluang Pakai Teknologi China dan Rusia buat Kembangkan PLTN

    Jakarta

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) mengungkapkan teknologi dari Rusia dan China menjadi opsi paling kuat untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pasalnya kedua negara tersebut menawarkan teknologi Small Modular Reactor (SMR) yang sebelumnya sudah dipelajari oleh pemerintah.

    “Jadi untuk teknologi yang ditawarkan katanya itu ada dari China atau dari Rusia, ini mungkin dari kunjungan Pak Menteri kemarin, mungkin ada pembahasan. Kita tunggu penjelasan dari Pak Menteri,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025).

    Meski begitu, Yuliot belum bisa memastikan teknologi dari negara mana yang akan digunakan dalam rencana pengembangan PLTN. Ia mengatakan, ada sejumlah hal yang perlu dikaji lebih dahulu, salah satu yang dipertimbangkan adalah lokal konten.

    “Ini kan kita mempertimbangkan teknologi terlebih dulu. Jadi, kalau teknologinya itu sesuai dan juga persyaratan TKDN, kita kan mempersyaratkan untuk TKDN-nya sekitar 40%,” katanya.

    Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pemerintah akan segera membangun PLTN pada 2027 dan ditargetkan pada 2032 mulai beroperasi.

    Bahlil mengatakan, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (Ditjen EBTKE) tengah mempersiapkan berbagai regulasi terkait rencana pengembangan PLTN. Rencana pembangunan PLTN tersebut telah masuk Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2025-2034.

    “Dan rencana kita di 2030-an, 2032 sudah selesai. Jadi mungkin pembangunannya itu lagi 4-5 tahun. Jadi mungkin 2027 sudah mulai on kerjanya,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025).

    Bahlil mengatakan, PLTN akan dibangun di Sumatera dan Kalimantan dengan kapasitas 250 Megawatt (MW). “Tapi kita mulai dengan kecil-kecil dulu. 250 MW, 250 MW dulu. Kalau ini sudah bagus, baru kita mainkan,” katanya.

    Tonton juga “Putin Kunjungi PLTN di Kursk setelah Rusia Pukul Balik Militer Ukraina” di sini:

    (ara/ara)

  • Kementerian ESDM buka peluang gunakan teknologi China atau Rusia untuk PLTN

    Kementerian ESDM buka peluang gunakan teknologi China atau Rusia untuk PLTN

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang menggunakan teknologi asal China atau Rusia untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.

    “Jadi, untuk teknologi yang ditawarkan itu ada dari China atau dari Rusia,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.

    Pembangunan PLTN tersebut merupakan bagian dari penambahan pembangkit listrik yang berasal dari energi baru dan energi terbarukan (EBT).

    Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, termaktub target penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW).

    Dari target tersebut, pemerintah berencana membangun PLTN dengan kapasitas sebesar 500 megawatt (MW).

    Sebesar 250 megawatt (MW) akan dibangun di Sumatera dan 250 MW sisanya akan dibangun di Kalimantan.

    “Jadi, untuk 500 MW ini, kami akan mencoba untuk melihat apakah menggunakan teknologi SMR (small modular reactor/reaktor modular kecil) atau large scale,” ujar Yuliot.

    Ketika menjajaki Korea Selatan, tutur Yuliot, Negeri Ginseng tersebut menggunakan teknologi large scale.

    Saat ini, Indonesia sedang mencari referensi untuk negara-negara yang menggunakan teknologi SMR.

    Oleh karena itu, pemerintah belum menentukan negara mana yang akan menjadi mitra Indonesia dalam mengembangkan PLTN.

    “Ini kami mempertimbangkan teknologi terlebih dahulu. Mencari teknologi yang sudah sesuai, ada juga persyaratan TKDN sekitar 40 persen,” ucap Yuliot.

    Selain mempertimbangkan teknologi yang akan digunakan untuk membangun PLTN, pemerintah juga sedang menyiapkan regulasi untuk mengolah bahan radioaktif, seperti uranium di Kalimantan Barat, untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia, dalam hal ini PLTN.

    Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034, termaktub potensi sumber energi di Kalimantan Barat berupa uranium, tenaga air, biomassa, biogas, serta batu bara.

    Uranium merupakan bahan bakar utama dalam reaktor nuklir. RUPTL tersebut mengungkapkan terdapat potensi uranium sebesar 24.112 ton di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat.

    Akan tetapi, pemanfaatan nuklir sebagai energi primer masih menunggu adanya kebijakan dari pemerintah yang didukung oleh studi kelayakan pembangunan PLTN.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Honor 400 dan 400 Pro Lolos TKDN, Tanda Rilis di Indonesia Semakin Dekat! – Page 3

    Honor 400 dan 400 Pro Lolos TKDN, Tanda Rilis di Indonesia Semakin Dekat! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Honor 400 Pro dipastikan akan meluncur di pasar Indonesia. Hal ini terungkap lewat database situs Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) milik Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

    Honor 400 sebetulnya telah lebih dulu mengantongi sertifikasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dari Kemenperin pada Mei 2025 lalu, dengan nilai sebesar 39,6 persen.

    Namun, saat itu kehadiran varian “Pro” ponsel milik Honor masih menjadi misteri dan belum diketahui apakah perusahaan berbasis di China itu akan membawa model tersebut ke Indonesia.

    Kini, misteri tersebut akhirnya terpecahkan. HP Honor 400 Pro resmi terdaftar di situs P3DN dan mengantongi sertifikasi TKDN dengan nilai sebesar 39,6 persen.

    Hal ini menandakan, kedua HP Android Honor ini kemungkinan besar akan dirilis secara bersamaan dalam waktu dekat.

    Meskipun Honor Indonesia belum mengumumkan tanggal peluncuran resminya, sinyal kehadiran Honor 400 Series semakin kuat lewat sejumlah teaser di akun media sosial resmi mereka. 

    Apakah spesifikasi Honor 400 dan 400 Pro versi global akan sama dengan model di pasar China? Dan berapa harga Honor 400 dan Honor 400 Pro ini? Berikut adalah lengkapnya.

     

  • Tingkatkan Energi Hijau, Pertamina NRE Gandeng Perusahaan EBT Filipina untuk Investasi di Indonesia

    Tingkatkan Energi Hijau, Pertamina NRE Gandeng Perusahaan EBT Filipina untuk Investasi di Indonesia


    PIKIRAN RAKYAT
    – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) and Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), Perusahaan energi terbarukan asal Filipina, menandatangani share subscription agreement atau perjanjian pengambilan bagian saham baru senilai US$120 juta pada Kamis (19/6). Kerja sama strategis ini menandai kepemilikan Pertamina NRE atas 20 persen saham CREC.

    Perjanjian tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE John Anis dan CEO CREC Oliver Tan, serta disaksikan oleh PTH Direktur Utama Pertamina Salyadi Saputra.

    “Kerja sama strategis ini menjadi milestone tidak saja bagi Pertamina NRE dan CREC tapi juga bagi Indonesia dan Filipina. Bagi Pertamina NRE, kerja sama ini akan meningkatkan portofolio energi hijau sekaligus pertukaran pengetahuan serta teknologi untuk meningkatkan kapabilitas dalam pengembangan energi hijau. Dan bagi Indonesia kerja sama ini akan saling membuka peluang lebih luas keduanya untuk investasi mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai dengan Asta Cita pemerintah,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis dalam sambutannya.

    Chairman CREC Edgar Saavedra menyampaikan, “Untuk mewujudkan visi menjadikan Filipina sebagai bagian dari ekonomi Dunia Pertama yang menggunakan energi terbarukan sepenuhnya, kami merasa perlu untuk mencari peluang kolaborasi baik dengan pemerintah maupun dengan perusahaan lain di industri energi terbarukan baik di dalam maupun luar negeri. Bersama Pertamina NRE, kami akan menciptakan solusi energi bersih yang responsif dan kolaboratif untuk Filipina maupun Indonesia.”

    Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, turut menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini.

    “Selamat kepada Pertamina NRE dan CREC atas capaian strategis dalam upaya meningkatkan bisnis hijau. Tujuan dari kerja sama ini juga penting untuk hubungan kedua negara, di mana ini bisa menjadi contoh yang baik di kawasan regional, khususnya ASEAN. Karena kemitraan strategis ini bersifat resiprokal, yakni di masa depan akan ada investasi yang masuk di Indonesia sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh Pertamina NRE dan CREC,” ujarnya.

    Kerja sama strategis ini tidak saja menciptakan nilai bisnis bagi kedua perusahaan tapi juga nilai tambah bagi kedua negara. Khususnya bagi Indonesia, kerja sama ini memberikan manfaat investasi strategis, antara lain: pengembangan sumber daya manusia terkait Pembangunan PLTS di Indonesia; implementasi percepatan konstruksi pabrik panel surya hingga 1 megawatt peak (MWp) per hari; mendukung pencapaian target pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60 persen pada tahun 2034 sebagaimana tertuang dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL); meningkatnya penyerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN); meningkatkan citra dan daya saing Indonesia sebagai salah satu pemimpin transisi energi bersih di Asia Tenggara; dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon.

    Grup Citicore saat ini mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 287 megawatt (MW). Ia memiliki target untuk mencapai 5 GW dalam 5 tahun, dengan di mana 1 GW akan tercapai tahun ini. Selain itu, portfolio CREC meliputi proyek pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dengan total kapasitas mencapai 803 MW. Empat dari proyek ini, mencapai 543 MW, berada di tahap pengembangan.

    Kerja Sama Investasi Energi Terbarukan dan Kredit Karbon

    Pada kesempatan yang sama kedua entitas juga menandatangani framework agreement atau perjanjian kerangka kerja untuk investasi energi terbarukan di Indonesia dan pengembangan kredit karbon dari proyek-proyek energi terbarukan. Melalui kerja sama ini keduanya sepakat melakukan penjajakan potensi pengembangan PLTS dan PLTB di Indonesia; serta pengembangan dan perdagangan kredit karbon.

    Pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada energi nasional. Sebagai pengelola aset strategis negara, Danantara Indonesia mendukung langkah Pertamina, sebagai bagian dari mandat investasinya untuk mendorong transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Dukungan ini merupakan bentuk pelaksanaan peran Danantara Indonesia dalam mengarahkan investasi nasional ke sektor-sektor prioritas, termasuk energi hijau.

    Deputi Menteri Energi Filipina Mylene Capongcol menggaris bawahi peran kunci dari kemitraan ini dalam memperkuat kerja sama energi di tingkat regional.

    “Filipina tidak hanya akan mencapai targetnya, tapi juga menunjukkan bahwa kami mendukung secara aktif terhadap kerja sama energi dan pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara,”

    Kerja sama ini merupakan bentuk implementasi dari nota kesepahaman tentang energi yang telah ditandatangani antara Indonesia dan Filipina pada Januari 2024. Dengan kolaborasi strategis ini, kedua negara saling membuka peluang untuk mempercepat transisi energi melalui investasi energi terbarukan.***

     

  • Pertamina NRE Gandeng Perusahaan EBT Filipina Investasi di Indonesia

    Pertamina NRE Gandeng Perusahaan EBT Filipina Investasi di Indonesia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) and Citicore Renewable Energy Corporation (CREC), Perusahaan energi terbarukan asal Filipina, menandatangani share subscription agreement atau perjanjian pengambilan bagian saham baru senilai US$120 juta. Kerja sama strategis ini menandai kepemilikan Pertamina NRE atas 20% saham CREC.

    Perjanjian tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE, John Anis dan CEO CREC, Oliver Tan, serta disaksikan oleh PTH Direktur Utama Pertamina, Salyadi Saputra.

    “Kerja sama strategis ini menjadi milestone tidak saja bagi Pertamina NRE dan CREC tapi juga bagi Indonesia dan Filipina. Bagi Pertamina NRE, kerja sama ini akan meningkatkan portofolio energi hijau sekaligus pertukaran pengetahuan serta teknologi untuk meningkatkan kapabilitas dalam pengembangan energi hijau. Dan bagi Indonesia kerja sama ini akan saling membuka peluang lebih luas keduanya untuk investasi mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai dengan Asta Cita pemerintah,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis dikutip Jumat (20/6/2025).

    Chairman CREC, Edgar Saavedra menyampaikan, untuk mewujudkan visi menjadikan Filipina sebagai bagian dari ekonomi Dunia Pertama yang menggunakan energi terbarukan sepenuhnya.

    “Kami merasa perlu untuk mencari peluang kolaborasi baik dengan pemerintah maupun dengan perusahaan lain di industri energi terbarukan baik di dalam maupun luar negeri. Bersama Pertamina NRE, kami akan menciptakan solusi energi bersih yang responsif dan kolaboratif untuk Filipina maupun Indonesia,” kata Saavedra.

    Sedangkan, Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir turut menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini.

    “Selamat kepada Pertamina NRE dan CREC atas capaian strategis dalam upaya meningkatkan bisnis hijau. Tujuan dari kerja sama ini juga penting untuk hubungan kedua negara, di mana ini bisa menjadi contoh yang baik di kawasan regional, khususnya ASEAN. Karena kemitraan strategis ini bersifat resiprokal, yakni di masa depan akan ada investasi yang masuk di Indonesia sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh Pertamina NRE dan CREC,” ujarnya.

    Kerja sama strategis ini tidak saja menciptakan nilai bisnis bagi kedua perusahaan tapi juga nilai tambah bagi kedua negara. Khususnya bagi Indonesia, kerja sama ini memberikan manfaat investasi strategis, seperti pengembangan sumber daya manusia terkait Pembangunan PLTS di Indonesia, dan implementasi percepatan konstruksi pabrik panel surya hingga 1 megawatt peak (MWp) per hari. Lalu dalam mendukung pencapaian target pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60% pada tahun 2034 sebagaimana tertuang dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL). Juga meningkatnya penyerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), meningkatkan citra dan daya saing Indonesia sebagai salah satu pemimpin transisi energi bersih di Asia Tenggara, dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon.

    Grup Citicore saat ini mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 287 megawatt (MW). Ia memiliki target untuk mencapai 5 GW dalam 5 tahun, dengan di mana 1 GW akan tercapai tahun ini. Selain itu, portfolio CREC meliputi proyek pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dengan total kapasitas mencapai 803 MW. Empat dari proyek ini, mencapai 543 MW, berada di tahap pengembangan.

    Pada kesempatan yang sama kedua entitas juga menandatangani framework agreement atau perjanjian kerangka kerja untuk investasi energi terbarukan di Indonesia dan pengembangan kredit karbon dari proyek-proyek energi terbarukan. Melalui kerja sama ini keduanya sepakat melakukan penjajakan potensi pengembangan PLTS dan PLTB di Indonesia; serta pengembangan dan perdagangan kredit karbon.

    Pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada energi nasional. Sebagai pengelola aset strategis negara, Danantara Indonesia mendukung langkah Pertamina, sebagai bagian dari mandat investasinya untuk mendorong transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Dukungan ini merupakan bentuk pelaksanaan peran Danantara Indonesia dalam mengarahkan investasi nasional ke sektor-sektor prioritas, termasuk energi hijau. 

    Deputi Menteri Energi Filipina, Mylene Capongcol menggaris bawahi peran kunci dari kemitraan ini dalam memperkuat kerja sama energi di tingkat regional.

    “Filipina tidak hanya akan mencapai targetnya, tapi juga menunjukkan bahwa kami mendukung secara aktif terhadap kerja sama energi dan pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara,” ungkap Capongcol. 

    Kerja sama ini merupakan bentuk implementasi dari nota kesepahaman tentang energi yang telah ditandatangani antara Indonesia dan Filipina pada Januari 2024. Dengan kolaborasi strategis ini, kedua negara saling membuka peluang untuk mempercepat transisi energi melalui investasi energi terbarukan. 

    (bul/bul)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Genjot Energi Hijau, Pertamina NRE Caplok Saham Perusahaan Filipina 20%

    Genjot Energi Hijau, Pertamina NRE Caplok Saham Perusahaan Filipina 20%

    Jakarta

    Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan perusahaan energi terbarukan asal Filipina Citicore Renewable Energy Corporation (CREC) menandatangani share subscription agreement atau perjanjian pengambilan bagian saham baru senilai US $120 juta.

    Kerja sama strategis ini menandai kepemilikan Pertamina NRE atas 20% saham CREC. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE, John Anis dan CEO CREC, Oliver Tan, serta disaksikan oleh PTH Direktur Utama Pertamina, Salyadi Saputra.

    “Kerja sama strategis ini menjadi milestone tidak saja bagi Pertamina NRE dan CREC tapi juga bagi Indonesia dan Filipina. Bagi Pertamina NRE, kerja sama ini akan meningkatkan portofolio energi hijau sekaligus pertukaran pengetahuan serta teknologi untuk meningkatkan kapabilitas dalam pengembangan energi hijau,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis, dalam keterangan tertulis, Jumat (20/6/2025).

    “Dan bagi Indonesia kerja sama ini akan saling membuka peluang lebih luas keduanya untuk investasi mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai dengan Asta Cita pemerintah,” sambungnya.

    Chairman CREC, Edgar Saavedra menyampaikan untuk mewujudkan visi menjadikan Filipina sebagai bagian dari ekonomi dunia pertama yang menggunakan energi terbarukan sepenuhnya, pihaknya merasa perlu untuk mencari peluang kolaborasi baik dengan pemerintah maupun dengan perusahaan lain di industri energi terbarukan baik di dalam maupun luar negeri.

    “Bersama Pertamina NRE, kami akan menciptakan solusi energi bersih yang responsif dan kolaboratif untuk Filipina maupun Indonesia,” kara Saavedra.

    Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir turut menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini. Menurut Pandu, kerja sama antara Pertamina NRE dan CREC merupakan salah satu upaya meningkatkan bisnis hijau.

    “Tujuan dari kerja sama ini juga penting untuk hubungan kedua negara, di mana ini bisa menjadi contoh yang baik di kawasan regional, khususnya ASEAN. Karena kemitraan strategis ini bersifat resiprokal, yakni di masa depan akan ada investasi yang masuk di Indonesia sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat oleh Pertamina NRE dan CREC,” ujar Pandu.

    Kerja sama strategis ini tidak saja menciptakan nilai bisnis bagi kedua perusahaan tapi juga nilai tambah bagi kedua negara. Khusus bagi Indonesia, kerja sama ini memberikan manfaat investasi strategis, antara lain pengembangan sumber daya manusia terkait Pembangunan PLTS di Indonesia, implementasi percepatan konstruksi pabrik panel surya hingga 1 MegaWatt peak (MWp) per hari, mendukung pencapaian target pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60% pada tahun 2034 sebagaimana tertuang dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL), meningkatnya penyerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN), meningkatkan citra dan daya saing Indonesia sebagai salah satu pemimpin transisi energi bersih di Asia Tenggara, dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon.

    Grup Citicore saat ini mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 287 megawatt (MW). Citicore memiliki target untuk mencapai 5 GW dalam 5 tahun, dengan di mana 1 GW akan tercapai tahun ini.

    Selain itu, portfolio CREC meliputi proyek pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) dengan total kapasitas mencapai 803 MW. Empat dari proyek ini, mencapai 543 MW, berada di tahap pengembangan.

    Kerja Sama Investasi Energi Terbarukan dan Kredit Karbon

    Pada kesempatan yang sama kedua entitas juga menandatangani framework agreement atau perjanjian kerangka kerja untuk investasi energi terbarukan di Indonesia dan pengembangan kredit karbon dari proyek-proyek energi terbarukan. Melalui kerja sama ini keduanya sepakat melakukan penjajakan potensi pengembangan PLTS dan PLTB di Indonesia; serta pengembangan dan perdagangan kredit karbon.

    Pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi salah satu fokus utama pemerintah Indonesia dalam mewujudkan ketahanan dan swasembada energi nasional. Sebagai pengelola aset strategis negara, Danantara Indonesia mendukung langkah Pertamina sebagai bagian dari mandat investasinya untuk mendorong transisi energi dan pembangunan berkelanjutan. Dukungan ini merupakan bentuk pelaksanaan peran Danantara Indonesia dalam mengarahkan investasi nasional ke sektor-sektor prioritas, termasuk energi hijau.

    Deputi Menteri Energi Filipina, Mylene Capongcol menggarisbawahi peran kunci dari kemitraan ini dalam memperkuat kerja sama energi di tingkat regional.

    “Filipina tidak hanya akan mencapai targetnya, tapi juga menunjukkan bahwa kami mendukung secara aktif terhadap kerja sama energi dan pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara,” kata Capongcol.

    Kerja sama ini merupakan bentuk implementasi dari nota kesepahaman tentang energi yang telah ditandatangani antara Indonesia dan Filipina pada Januari 2024. Dengan kolaborasi strategis ini, kedua negara saling membuka peluang untuk mempercepat transisi energi melalui investasi energi terbarukan.

    Tonton juga Video: Hari Lingkungan Hidup 2025: Pertamina Tampilkan Teknologi Ramah Lingkungan dari Desa

    (prf/ega)

  • Pertamina NRE Resmi Akuisisi 20 Persen Saham Perusahaan EBT Asal Filipina Senilai 120 Juta Dolar AS

    Pertamina NRE Resmi Akuisisi 20 Persen Saham Perusahaan EBT Asal Filipina Senilai 120 Juta Dolar AS

    JAKARTA – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan perusahaan energi terbarukan asal Filipina, Citicore Renewable Energy Corporation (CREC) menandatangani share subscription agreement atau perjanjian pengambilan bagian saham baru senilai 120 juta dolar AS pada hari ini, Kamis, 19 Juni.

    Kerja sama strategis ini menandai kepemilikan Pertamina NRE atas 20 persen saham CREC.

    Perjanjian tersebut ditandatangani oleh CEO Pertamina NRE John Anis dan CEO CREC Oliver Tan, serta disaksikan oleh PTH Direktur Utama Pertamina Salyadi Saputra.

    “Kerja sama strategis ini menjadi milestone tidak saja bagi Pertamina NRE dan CREC tapi juga bagi Indonesia dan Filipina. Bagi Pertamina NRE, kerja sama ini akan meningkatkan portofolio energi hijau sekaligus  pertukaran pengetahuan serta teknologi untuk meningkatkan kapabilitas dalam pengembangan energi hijau. Dan bagi Indonesia kerja sama ini akan saling membuka peluang lebih luas keduanya untuk investasi mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai dengan Asta Cita pemerintah,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis, Kamis, 19 Juni.

    Ia menambkan, kerja sama strategis ini tidak saja menciptakan nilai bisnis bagi kedua perusahaan tapi juga nilai tambah bagi kedua negara.

    Khususnya bagi Indonesia, kerja sama ini memberikan manfaat investasi strategis yakni, pengembangan sumber daya manusia terkait Pembangunan PLTS di Indonesia; implementasi percepatan konstruksi pabrik panel surya hingga 1 megawatt peak (MWp) per hari; mendukung pencapaian target pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan sebesar 60 persen pada tahun 2034 sebagaimana tertuang dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL).

    Selanjutnya, meningkatnya penyerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN); meningkatkan citra dan daya saing Indonesia sebagai salah satu pemimpin transisi energi bersih di Asia Tenggara; dan menunjukkan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi karbon.

    Chairman CREC Edgar Saavedra menyampaikan, untuk mewujudkan visi menjadikan Filipina sebagai bagian dari ekonomi Dunia Pertama yang menggunakan energi terbarukan sepenuhnya, pihaknya merasa perlu untuk mencari peluang kolaborasi baik dengan pemerintah maupun dengan perusahaan lain di industri energi terbarukan baik di dalam maupun luar negeri.

    “Bersama Pertamina NRE, kami akan menciptakan solusi energi bersih yang responsif dan kolaboratif untuk Filipina maupun Indonesia,” ucap Edgar.

    Grup Citicore saat ini mengoperasikan PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 287 megawatt (MW).

    Dia memiliki target untuk mencapai 5 GW dalam 5 tahun, dengan di mana 1 MW akan tercapai tahun ini.

    Selain itu, portfolio CREC meliputi proyek pembangkit Listrik tenaga angin (PLTB) dengan total kapasitas mencapai 803 MW. Empat dari proyek ini, mencapai 543 MW, berada di tahap pengembangan.