JAKARTA – Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) Togar M Simatupang menyebutkan adanya berbagai kegiatan yang digelar oleh anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kampus-kampus merupakan bagian dari keterbukaan perguruan tinggi.
“Kehadiran TNI adalah bagian dari keterbukaan itu sendiri,” katanya dilansir ANTARA, Rabu, 30 April.
Ia menjelaskan perguruan tinggi merupakan ruang ilmiah terbuka atau inklusif, di mana seluruh anak bangsa dapat mengakses dan berkontribusi di dalamnya.
Togra memastikan berbagai kegiatan di perguruan tinggi yang melibatkan TNI secara umum berkenaan dengan tridarma perguruan tinggi, baik berdasarkan undangan, kerja sama, maupun mandat perundang-undangan.
Selain itu, Togar memastikan stigma negatif publik terkait kepakaran TNI yang menjadi pembicara di kampus-kampus tidak benar, sebab masing-masing instansi memiliki standar dan praktik terbaik yang menjadi acuan kegiatan yang melibatkan pihak ketiga.
“Kepakaran dan kompetensi serta teknologi juga berkembang di TNI. Berbagi pengetahuan dan keterampilan diperlukan agar dapat dikembangkan keilmuan yang lebih maju,” ujarnya.
Jika kegiatan yang melibatkan TNI berkaitan dengan pengajaran di kelas, kata dia, maka masing-masing perguruan tinggi juga memiliki syarat bahwa strata dan kualifikasi anggota TNI yang bersangkutan terpenuhi.
Togar juga menekankan kehadiran TNI di kampus-kampus tidak dalam upaya untuk membungkam suara publik yang disalurkan lewat mahasiswa.
“Ada proses penjamin mutu, ada audit, bahkan sistem pengaduan untuk mencegah atau menegakkan ataupun menangani masalah,” kata dia.
