Pamekasan (beritajatim.com) – Jumlah titik kekeringan di Kabupaten Pamekasan pada musim kemarau tahun ini mengalami penurunan dibanding 2024 lalu. Berdasarkan hasil asesmen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, terdapat 231 titik kekeringan atau berkurang 38 titik dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 269 titik.
“Untuk titik kekeringan pada musim kemarau tahun ini, terdata sebanyak 231 dusun di 76 desa yang tersebar di 11 kecamatan berbeda di Pamekasan,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pamekasan, Achmad Zainullah, Selasa (23/9/2025).
Jumlah itu diperoleh dari hasil asesmen Tim BPBD berdasarkan usulan desa melalui kecamatan setempat. Dari total 332 dusun yang diusulkan, hanya 231 dusun yang terverifikasi sebagai titik kekeringan. “Angka ini menunjukkan jika titik kekeringan berkurang dibanding tahun sebelumnya, sementara desa dan kecamatan terdampak masih tetap sama, yakni 76 desa di 11 kecamatan. Untuk dua kecamatan yang dinyatakan bebas kekeringan, yaitu Kecamatan Pakong dan Pamekasan (Kota),” jelasnya.
BPBD mengklasifikasikan kekeringan menjadi dua kategori, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis. Kekeringan langka tercatat di 158 titik, sementara kekeringan kritis tersebar di 73 titik. Kecamatan Batumarmar menjadi wilayah dengan jumlah terbanyak kekeringan kritis sebanyak 27 titik, disusul Pademawu 15 titik, dan Waru 12 titik.
Menurut Zainullah, kekeringan langka terjadi ketika kebutuhan air di dusun berada di bawah 10 liter per orang per hari dengan jarak tempuh menuju sumber air antara 0,5 hingga 3 kilometer. Sedangkan kekeringan kritis terjadi saat kebutuhan air lebih dari 10 liter per orang per hari, namun jarak menuju sumber air bersih mencapai lebih dari 3 kilometer.
Plt Kalaksa BPBD Pamekasan, Akhmad Dhofir Rosidi, mengimbau masyarakat untuk berhemat air melalui langkah-langkah sederhana. “Hal ini bisa kita lakukan dengan cara mematikan keran saat tidak digunakan, memperbaiki kebocoran, menggunakan peralatan hemat air, menampung air hujan, serta menghindari pemakaian air berlebihan,” ujarnya.
“Maka dari itu, mari kita bersama-sama menggunakan air secukupnya sesuai dengan kebutuhan, ayo kita bersama hemat air untuk generasi mendatang. Ayo hemat air dengan aksi nyata untuk masa depan,” pungkasnya. [pin/beq]
