Tingkatkan Penerimaan Negara, Kenaikan Royalti Minerba Harus Perhatikan Hal Ini – Page 3

Tingkatkan Penerimaan Negara, Kenaikan Royalti Minerba Harus Perhatikan Hal Ini – Page 3

Bagi Industri Smelter Tarif progresif untuk produk olahan (Nikel Matte, Ferronikel, dan Nikel Pig Iron) dapat meningkatkan nilai tambah dalam negeri dan Pasokan ke smelter dalam negeri lebih terjamin jika ekspor tetap dibatasi. Namun jika harga bijih nikel naik akibat kenaikan royalti, maka biaya bahan baku bagi smelter akan meningkat. Sedangkan Smelter yang belum sepenuhnya efisien berpotensi

mengalami tekanan finansial. Ketika biaya produksi di Indonesia meningkat, negara lain dengan kebijakan royalti lebih rendah dan lebih kompetitif di pasar global dapat menggerakan relokasi investasi dari Indonesia ke negara lain yang menawarkan insentif lebih menarik. Kenaikan royalti ini dapat berdampak pada harga nikel global.

Osco juga memberikan Rekomendasi kepada Pemerintah dimana Tarif royalti harus tetap kompetitif dibandingkan negara lain agar tidak mengurangi minat investasi. Penyederhanaan Regulasi penting untuk Meningkatkan Investasi dan Mempercepat proses revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang saat ini bisa memakan waktu hingga 6 bulan.

Perlu nya mendorong Investasi di Sektor Hilirisasi dengan memberikan insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam hilirisasi mineral agar daya saing industri nasional meningkat. Penegakan Hukum untuk Meningkatkan PNBP dapat mengoptimalkan penarikan royalti dari aktivitas pertambangan ilegal yang berpotensi menambah pendapatan negara.

“Kami memahami bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara dan mendorong hilirisasi industri mineral. Namun, perlu keseimbangan agar sektor pertambangan tetap kompetitif, smelter dalam negeri tetap berkembang, dan daya saing Indonesia di pasar global tetap kuat,” ujar Osco.

“Sebagai pemangku kepentingan, kami berharap adanya dialog lebih lanjut antara pemerintah, industri, dan pelaku usaha agar kebijakan ini dapat diterapkan dengan optimal tanpa menghambat pertumbuhan industri mineral nasional,” tutup dia.