Keputusan The Fed kali ini juga terjadi dalam situasi politik yang sensitif. Jerome Powell mendekati akhir masa jabatan keduanya sebagai ketua The Fed, dengan hanya tiga pertemuan tersisa sebelum ia digantikan.
Presiden Donald Trump menegaskan bahwa ia akan memilih ketua The Fed berikutnya berdasarkan preferensi terhadap suku bunga rendah.Pasar prediksi menyebut Kevin Hassett, Direktur Dewan Ekonomi Nasional, sebagai kandidat terkuat dengan peluang 72%.
Beberapa pelaku pasar khawatir bahwa ketua The Fed pilihan Trump berpotensi lebih mengikuti tekanan politik ketimbang memegang teguh mandat independensi bank sentral.
Situasi semakin rumit karena banyak data ekonomi resmi terlambat atau hilang akibat shutdown pemerintah AS selama enam minggu. The Fed harus mengambil keputusan dengan data yang terbatas, membuat analisis mereka menjadi jauh lebih sulit.
Data yang tersedia menunjukkan pasar tenaga kerja melemah, dengan perusahaan enggan merekrut maupun melakukan PHK besar-besaran. Namun data nonresmi menunjukkan tren pengurangan tenaga kerja yang meningkat, dengan pengumuman PHK mencapai lebih dari 1,1 juta hingga November.
Dengan tekanan politik, inflasi yang belum jinak, dan data ekonomi yang tidak lengkap, The Fed menghadapi periode paling menantang dalam beberapa tahun terakhir. Sikap hati-hati akan terus menjadi kunci dalam beberapa bulan ke depan, sementara pasar menunggu kepastian arah kebijakan moneter selanjutnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/835074/original/095573900_1427174835-The-Fed-1-20150324-Johan.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)