Tewas di Tengah Sabung Ayam: Kisah Tragis Penjual Bakso di Jombang

Tewas di Tengah Sabung Ayam: Kisah Tragis Penjual Bakso di Jombang

Jombang (beritajatim.com) – Siang itu, suasana Dusun Kemodo di Kecamatan Mojoagung tampak ramai. Sejumlah pria berkumpul di lahan terbuka, menyaksikan adu ayam jago—hiburan yang bagi sebagian warga menjadi bagian dari rutinitas akhir pekan.

Di antara mereka, duduk santai seorang pria berusia 55 tahun, dikenal warga sebagai Suryadi, penjual bakso dari Desa Mojotrisno.

Suryadi dikenal ramah dan sering hadir di berbagai kegiatan warga. Hari itu, Sabtu (17/5/2025), ia tak sedang berjualan. Ia hanya ingin menikmati tontonan sambil bercengkerama dengan teman-temannya. Namun, siapa sangka, siang yang tampak biasa itu menjadi akhir dari perjalanan hidupnya.

“Tiba-tiba dia ambruk. Tadinya duduk nunggu giliran ayamnya, eh, jatuh ke belakang. Kami sempat olesi tubuhnya pakai minyak kayu putih,” ujar salah satu saksi mata yang masih tampak syok. “Tapi ya… sudah gak tertolong.”

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Meski sempat diberikan pertolongan ala kadarnya, Suryadi tidak pernah siuman lagi. Suasana yang tadinya meriah seketika berubah menjadi sunyi. Warga hanya bisa tertegun, tak menyangka pria yang tadi tertawa kini telah pergi selamanya.

Kapolsek Mojoagung, Kompol Yogas, menyatakan pihaknya telah menerima laporan dari Kepala Desa Mojotrisno, Nanang Sugiarto, pada sore hari. Polisi segera bergerak ke rumah duka untuk memastikan kabar tersebut.

“Yang perlu kami tegaskan, almarhum bukan meninggal di arena sabung ayam ilegal. Lokasi dan kegiatan yang dilakukan juga tidak menyalahi hukum,” ujar Kompol Yogas.

Dari hasil pemeriksaan awal, Suryadi diduga meninggal akibat serangan jantung. Keluarga korban pun memilih tidak melakukan autopsi, menyadari bahwa almarhum memang memiliki riwayat penyakit itu.

“Kami turut berduka. Pihak keluarga sudah menyatakan bahwa ini adalah musibah dan menolak autopsi,” imbuh Kapolsek.

Kematian Suryadi menjadi pengingat yang getir tentang pentingnya menjaga kesehatan, terlebih bagi mereka yang sudah memiliki keluhan medis. Di tengah cuaca yang panas dan aktivitas padat, tubuh bisa saja menyerah kapan pun.

Kini, Suryadi telah dimakamkan di kampung halamannya. Kehilangan ini tak hanya dirasakan oleh keluarga, tapi juga oleh pelanggan dan warga yang mengenalnya sebagai penjual bakso yang ramah, sederhana, dan mudah tersenyum. Ia pergi tanpa pesan, di tengah keramaian, namun meninggalkan duka yang hening. [suf]