YOGYAKARTA – Hidrolisis garam adalah konsep kimia dasar yang menjelaskan mengapa larutan garam tidak selalu netral. Yuk, pahami reaksi ion garam dengan air yang menentukan sifat asam atau basa larutan.
Memang bagi sebagian orang, fenomena hidrolisis garam sering membuat bingung, padahal prinsipnya sederhana. Dengan memahami proses ini, Anda akan dapat memprediksi sifat larutan berbagai jenis garam.
Reaksi Ajib Hidrolisis Garam
Pernahkah kalian berpikir, “Mengapa kalau kita melarutkan garam dapur (NaCl) ke dalam air, airnya tetap netral, tapi kalau kita melarutkan bubuk soda kue (NaHCO3), larutannya jadi basa?” Jawabannya terletak pada satu konsep ajaib, Hidrolisis Garam!
Dilansir VOI dari laman By Jus, hidrolisis garam adalah reaksi kimia di mana ion-ion dari garam berinteraksi dengan air (H2O), yang pada akhirnya menentukan apakah larutan tersebut akan menjadi asam, basa, atau tetap netral.
Kapan Garam Bereaksi dengan Air?
Sebuah garam terbentuk dari asam dan basa. Rahasia dari hidrolisis adalah hanya ion yang berasal dari komponen yang lemah (Asam Lemah atau Basa Lemah) yang bisa bereaksi dengan air.
Alasannya, karena ion dari komponen kuat (Asam Kuat atau Basa Kuat) adalah ion yang stabil, jadi mereka tidak tertarik untuk bereaksi kembali dengan air. Berikut ini, mari kita lihat empat jenis garam dan sifatnya:
Garam (Asam Kuat + Basa Kuat)
Untuk memahaminya, simak contoh Natrium Klorida (NaCl), yang dibentuk dari HCl (Asam Kuat) dan NaOH (Basa Kuat).
Reaksi: Ion Na+ dan Cl keduanya stabil dan tidak bereaksi dengan air.Sifat Larutan: Netral (pH = 7) Garam ini tidak terhidrolisis.
Baca juga artikel yang membahas Teori Asam Basa Arrhenius: Pengertian dan Rumus yang Digunakan
Garam Basa (Asam Lemah + Basa Kuat)
Untuk tipe kedua, dapat diambil contoh Natrium Asetat (CH3COONa) yang dibentuk dari CH3COOH (Asam Lemah) dan NaOH (Basa Kuat).
Reaksi: Hanya ion yang berasal dari yang lemah, yaitu anion asetat (CH3COO)yang bereaksi dengan air (disebut Hidrolisis Parsial).Penentu pH: Karena reaksi ini menghasilkan ion OH, konsentrasi OH dalam larutan meningkat.Sifat Larutan: Basa (pH > 7).
Garam Asam (Asam Kuat + Basa Lemah)
Untuk memahaminya, simak contoh Amonium Klorida (NH4Cl) yang dibentuk dari HCl (Asam Kuat) dan NH4OH (Basa Lemah).
Reaksi: Hanya ion yang berasal dari yang lemah, yaitu kation amonium (NH4)yang bereaksi dengan air (disebut Hidrolisis Parsial).Penentu pH: Karena reaksi ini menghasilkan ion H, konsentrasi H dalam larutan meningkat.Sifat Larutan: Asam (pH
Garam (Asam Lemah + Basa Lemah)
Simak contoh Amonium Asetat (CH3COONH4) yang Dibentuk dari CH3COOH (Asam Lemah) dan NH4OH (Basa Lemah).
Reaksi: Kedua ion (CH3COO dan NH4) bereaksi dengan air (disebut Hidrolisis Sempurna).Sifat Larutan: Sifatnya tidak pasti, tergantung perbandingan kekuatan aslinyaJika kekuatan asam (Ka) lebih besar dari kekuatan basa (Kb), larutan bersifat Asam.Jika kekuatan basa (Kb) lebih besar dari kekuatan asam (Ka), larutan bersifat Basa.Jika Ka dan Kb sama, maka larutan bersifat Netral (pH = 7).
Hidrolisis garam adalah jembatan antara konsep asam-basa dan larutan. Tanpa memahaminya, kita tidak akan tahu mengapa garam tertentu terasa pahit (basa) atau asam.
Dengan demikian, pengetahuan akan hidrolisis garam adalah kunci untuk memahami larutan penyangga, titrasi, dan berbagai aplikasi di kehidupan nyata, seperti menjaga kestabilan pH dalam makanan atau obat-obatan.
