Bondowoso, (beritajatim.com) – Akibat terdampak cuaca ekstrem, lahan pertanian tembakau di Kabupaten Bondowoso terdampak. Tidak hanya produksi anjlok, harga jual pun merosot.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Bondowoso, Yasid menyebut kondisi tersebut menghimpit petani.
“Produksi per hektar turun drastis. Jenis rajangan biasanya 1,2-1,5 ton per hektar kini hanya bisa menghasilkan maksimal 9 kuintal saja,” ucap Yasid pada BeritaJatim.com, Jumat (31/10/2025).
Hal serupa juga dialami jenis kasturi. Jika tahun lalu produksi bisa berkisar 1,6-2 ton per hektar, kini maksimal hanya 1,3 ton saja.
“Penurunan kualitas tembakau akibat cuaca ekstrem juga berpengaruh pada harga jual di tingkat petani,” tuturnya.
Tahun lalu, tembakau kasturi dijual antara Rp 60 ribu hingga Rp 80 ribu per kilogram. Tahun ini harganya kisaran Rp 40 ribu hingga Rp 55 ribu per kilogram.
“Untuk rajangan yang tahun lalu Rp 40 ribu hingga Rp 75 ribu per kilogram, sekarang hanya Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu,” sebut Sekretaris APTI Jawa Timur tersebut.
Situasi itu diperparah dengan banyaknya gudang yang selesai menyerap tembakau petani. Padahal, masih banyak persediaan tembakau petani yang belum terjual.
“Baik gudang kemitraan maupun reguler, semua sudah tutup. Hanya ada beberapa pedagang kecil yang membeli. Itupun hanya memilih kualitas top grade. Sementara middle dan low, gak dibeli,” keluh warga Desa Pekalangan, Kecamatan Tenggarang itu. [awi/aje]
