Terbelit Korupsi, Eks Presiden Bolivia Luis Arce Ditahan 5 Bulan Sambil Tunggu Persidangan

Terbelit Korupsi, Eks Presiden Bolivia Luis Arce Ditahan 5 Bulan Sambil Tunggu Persidangan

JAKARTA – Pengadilan Bolivia memerintahkan mantan Presiden negara itu, Luis Arce, tetap ditahan selama lima bulan sambil menunggu persidangan atas tuduhan korupsi, perkembangan terbaru dalam kasus yang mengancam akan memperburuk ketegangan politik Bolivia.

Arce, 62 tahun, seorang pemimpin dari partai Gerakan Menuju Sosialisme Bolivia, terpilih pada tahun 2020 dan meninggalkan jabatannya sebulan yang lalu setelah terpilihnya pemimpin sayap kanan pertama Bolivia dalam hampir dua dekade.

Ia dengan tegas membantah tuduhan pelanggaran tugas dan penyelewengan keuangan. Arce menghadapi hukuman hingga enam tahun penjara jika terbukti bersalah.

Dua hari setelah penangkapan mendadak Arce di jalanan ibu kota Bolivia, La Paz, seorang hakim memerintahkan penahanannya dalam sidang virtual pada Jumat, 13 Desember.

Dilansir ABC News, Arce dipindahkan ke salah satu penjara terbesar Bolivia di La Paz pada malam hari. Belum ada tanggal persidangan yang diumumkan.

Tuduhan tersebut menyangkut dugaan pengalihan jutaan dolar dari dana negara ke rekening pribadi dan bermula ketika Arce menjabat sebagai menteri perekonomian di bawah mantan Presiden Evo Morales dari tahun 2006 hingga 2017.

Meskipun skandal ini pertama kali mencuat pada tahun 2017, penyelidikan atas dugaan korupsi tersebut terhenti selama masa kepresidenan Morales karena pengadilan Bolivia terbukti tunduk pada kekuasaan politik saat itu.

Kasus ini dibuka kembali ketika Presiden konservatif Rodrigo Paz menjabat bulan lalu, mengakhiri hampir dua dekade dominasi oleh Partai Gerakan Menuju Sosialisme, atau MAS.

Paz berkampanye dengan janji untuk membersihkan pemerintahan dan mencari keadilan atas korupsi saat ia berkuasa di tengah gelombang kemarahan atas krisis ekonomi terburuk Bolivia dalam empat dekade.

Arce mengkritik tuduhan tersebut sebagai penganiayaan politik.

“Saya adalah kambing hitam,” katanya kepada hakim, menegaskan ia tidak memiliki keterlibatan pribadi dalam dana pemerintah yang sedang diselidiki, yang mendukung masyarakat adat dan petani yang menjadi tulang punggung dukungan MAS.

“Tuduhan tersebut bermotivasi politik,” tegas dia.