Terapkan Teknologi AI, Barantin Kawal Rp304 Triliun Komoditas Ekspor Karantina

Terapkan Teknologi AI, Barantin Kawal Rp304 Triliun Komoditas Ekspor Karantina

Di sisi lain, Barantin memperkuat sistem pertahanan negara non-militer melalui pengawasan ketat terhadap lalu lintas hewan, ikan, dan tumbuhan. Sepanjang Januari sampai dengan Oktober 2025, tercatat 1.891 kali penahanan, 2.145 kali penolakan, dan 962 kali pemusnahan terhadap komoditas yang tidak memenuhi persyaratan karantina. Langkah tegas ini menjadi bukti komitmen Barantin dalam menjaga keamanan pangan dan kesehatan masyarakat.

Dalam mendukung percepatan layanan, Barantin menerapkan sistem Pre-Border Karantina, sebuah sistem yang menjadikan proses border clearance berlangsung lebih cepat. Melalui mekanisme ini, setiap komoditas yang akan masuk ke Indonesia telah memenuhi seluruh persyaratan teknis serta aspek kesehatan dan keamanan sejak di negara asal. Informasi tersebut disampaikan terlebih dahulu melalui Prior Notice, sehingga pada saat tiba di pelabuhan atau bandara, proses pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Selain itu, dalam upaya memperkuat digitalisasi layanan, Badan Karantina Indonesia (Barantin) memiliki sistem BEST TRUST (Barantin Electronic System for Transaction and Utility Service Technology) yang terintegrasi dengan Indonesia National Single Window (INSW). Langkah ini diharapkan mampu menyederhanakan, mempercepat, dan meningkatkan transparansi layanan dan memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar global.

Sejalan dengan transformasi digital, Barantin menerapkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam kegiatan operasional karantina. Teknologi yang terintegrasi dalam sistem induk BEST TRUST ini diimplementasikan melalui virtual assistant dalam bentuk chatbot yang dapat memberikan informasi seperti data statistik ekspor-impor dan pengelolaan PNBP. “Inovasi ini juga menandai langkah maju Barantin dalam mendukung digitalisasi pemerintahan yang modern dan adaptif terhadap tantangan global,” jelas Sahat