Temukan Bekas Cekikan dan Lebam, Keluarga Mahasiswi Tiris Probolinggo Yakin Faradila Amalia Korban Pembunuhan

Temukan Bekas Cekikan dan Lebam, Keluarga Mahasiswi Tiris Probolinggo Yakin Faradila Amalia Korban Pembunuhan

Probolinggo (beritajatim.com) – Kasus kematian misterius Faradila Amalia Najwa (21), mahasiswi asal Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, di parit Desa Wonorejo, Pasuruan, kini memasuki babak baru.

Meskipun awalnya jasad korban ditemukan masih mengenakan helm dan jaket seolah menjadi korban kejahatan jalanan, keluarga menemukan banyak kejanggalan. Luka-luka yang ditemukan di tubuh korban mengindikasikan adanya tindakan kekerasan yang disengaja sebelum nyawanya dihilangkan.

Keluarga melalui orang-orang terdekatnya mulai mengumpulkan bukti-bukti fisik yang sempat terlihat saat proses evakuasi dan pemeriksaan awal. Luka-luka tersebut dianggap tidak wajar dan tidak menyerupai luka akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh biasa.

Keyakinan bahwa Faradila dianiaya terlebih dahulu sebelum dibuang semakin menguat di tengah proses penyidikan yang sedang berjalan di Polda Jatim.

Samsul (40), sopir pribadi keluarga Haji Ramlan, menjelaskan bahwa berdasarkan informasi yang diterima dari petugas medis, terdapat beberapa titik luka serius pada tubuh mahasiswi UMM tersebut. “Ada bekas pukulan di dahi korban, bekas cekikan di leher, tekanan pada urat nadi tangan kiri, serta lebam di paha kiri,” ujar Samsul.

Temuan luka di leher dan nadi tersebut memperkuat dugaan adanya upaya pelumpuhan secara paksa oleh pelaku sebelum korban akhirnya meninggal dunia.

Kondisi jasad yang masih menggunakan helm saat ditemukan diduga kuat merupakan taktik pelaku untuk mengaburkan fakta dan membuat kesan seolah-olah terjadi kecelakaan. Namun, kecermatan keluarga dan petugas medis berhasil mengendus kejanggalan tersebut sejak awal.

Samsul kembali menegaskan bahwa luka-luka tersebut menjadi bukti nyata adanya ketidakwajaran dalam kematian anak majikannya itu.

“Luka-luka itu bukan luka akibat jatuh biasa. Itu yang membuat keluarga yakin kematiannya tidak wajar. Kami yakin kalau ini murni tindak pidana pembunuhan,” tambahnya.

Terduga pelaku, AS, yang merupakan kakak ipar korban sekaligus anggota polisi aktif, kini menjadi fokus utama pemeriksaan. Selain temuan luka, rekaman CCTV yang menunjukkan mobil Triton milik terduga pelaku berada di sekitar lokasi kejadian menjadi bukti petunjuk yang sangat krusial.

Polisi masih mendalami apakah penganiayaan tersebut dilakukan di dalam kendaraan atau di tempat lain sebelum jasadnya dibuang.

Jenazah Faradila sendiri telah menjalani autopsi mendalam di Rumah Sakit Bhayangkara untuk memastikan penyebab pasti kematian, apakah karena sumbatan jalan nafas akibat cekikan atau karena luka hantaman benda tumpul di bagian kepala. Hasil autopsi ini nantinya akan menjadi alat bukti sah di persidangan untuk menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan.

Keluarga korban kini hanya bisa menunggu hasil penyidikan resmi dari Polda Jawa Timur dengan harapan transparansi tetap terjaga. Mereka berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Bagi keluarga, luka di tubuh Faradila adalah saksi bisu betapa kejinya perbuatan yang dilakukan oleh orang terdekat mereka sendiri. (ada/ian)