Jakarta, CNBC Indonesia – Ilmuwan menemukan sebuah spesies nenek moyang manusia yang berhasil mengubah sejarah panjang peradaban manusia.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Mei 2024, ilmuwan menemukan spesies Homo Juluensis atau berarti kepala besar di Xujiayao China Utara.
Dalam penelitian tersebut, Christopher Bae dari Universitas Hawai’i dan Xiuju Wu dari Institut Paleontologi Vertebrata menemukan sekumpulan fosil hominin tidak biasa. Fosil itu memiliki tengkorak berukuran besar dan lebar, Fitur lainnya disebut mirip dengan Neanderthal serta ada juga ciri-ciri seperti manusia modern dan Denisovan.
“Fosil ini menjadi bentuk baru hominin berotak besar (Juluren) yang tersebar luas di sebagian besar Asia timur pada kuartal akhir (300 ribu-500 ribu tahun lalu),” tulis studi itu, dikutip dari Live Science, Sabtu (4/1/2025).
Juluensis merupakan fosil dari 220 ribu hingga 100 ribu tahun lalu. Studi Bae dan Wu bukanlah yang pertama menemukannya.
Sebelumnya temuan serupa pernah terungkap pada 1974 di Xujiayao. Saat itu ditemukan 10 ribu artefak baru dan 21 fragmen fosil hominin mewakili 10 individu berbeda.
Fitur yang ditemukan saat itu mirip dengan yang dituliskan Bae dan Wu. Misalnya fitur otak besar, tengkorak tebal, serta memiliki kemiripan dengan Neanderthal.
Kemiripan itu kemungkinan karena Juluensis tidak terisolasi secara genetik. Spesies itu adalah hasil perkawinan sejumlah hominin lain dari Plesitosen Tengah termasuk Neanderthal.
“Mereka mewakili populasi hominin baru untuk wilayah itu, juluren artinya manusia kepala besar,” tulis keduanya.
Keduanya juga menjelaskan perlu adanya terminologi baru soal Homo Purba. Yakni dengan membagi empat spesies menjadi H. floresiensis, H. luzonensis, H. longi, dan H. juluensis.
(fsd/fsd)