Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah penelitian berhasil menemukan spesies baru nenek moyang manusia. Ditemukan di China, spesies ini bernama Homo juluensis, yang artinya “kepala besar.”
Christopher Bae yang merupakan antropolog Universitas Hawai’i dan Xiuji Wu selaku paleoantropolog di Institut Paleontologi Vertebrata menerbitkan penelitian pada Mei 2024. Mereka menuliskan soal sekumpulan fosil hominin tidak biasa ditemukan di Xujiayao China Utara beberapa dekade sebelumnya.
Tengkorak fosil itu sangat besar dan lebar. Beberapa fiturnya dilaporkan mirip Neanderthal dan ada juga ciri-ciri seperti manusia modern dan Denisovan.
“Fosil ini menjadi bentuk baru hominin berotak besar (Juluren) yang tersebar luas di sebagian besar Asia timur pada kuartal akhir (300 ribu-500 ribu tahun lalu),” tulis studi itu, dikutip dari Live Science, Selasa (3/12/2024).
Dalam studi baru yang diterbitkan jurnal Nature Communications, keduanya menekankan perlunya terminologi baru. Mereka mengatakan membagi Homo Purba menjadi empat spesies akan membantu penelitian memahami kompleksitas evolusi manusia terbaru.
Empat spesies yang dimaksud adalah H. floresiensis, H. luzonensis, H. longi, dan H. juluensis. Spesies terakhir merujuk pada fosil dari 220 ribu-100 ribu tahun lalu asal Xujiayao dan Xuchang, China Tengah.
Spesies ini pernah ditemukan pada 1974 di Xujiayao. Terdapat temuan 10 ribu artefak baru dan 21 fragmen fosil hominin mewakili 10 individu berbeda.
Fiturnya juga mirip dengan apa yang dituliskan dalam studi Bae dan Wu bulan Mei lalu. Mulai dari otak besar, tengkorak tebal dan mirip dengan Neanderthal.
Juluensis tidak terisolasi secara genetik. Namun hasil perwakinan sejumlah hominin pada Pleistosen Tengah, termasuk Neanderthal.
“Mereka mewakili populasi hominin baru untuk wilayah itu, juluren artinya manusia kepala besar,” tulis keduanya.
(dem/dem)